Selasa, 07 Juni 2022

Para Pemeran

"Sang Penulis berkata, 'Usai menyelesaikan bab ke-32 'Treasure Island,' dua boneka, berjalan keluar, guna menghisap pipa-rokoknya, sebelum bisnis dimulai lagi, dan bertemu di tempat terbuka, tak menyimpang dari skenario," Rembulan membuka sebuah cerita, setelah mengucapkan Basmalah dan Salam.

"Salah satu darinya, Sang Kapten, Alexander Smollet, mengambil gitar, dan mulai bersenandung,
Are you going to Scarborough Fair?
[Akankah engkau ke Scarborough Fair?]
Parsley, sage, rosemary, and thyme
[Peterseli, sage, rosemary, dan timi]
Remember me to one who lives there
[Mengingatkanku pada seseorang, yang tinggal disana]
She once was a true love of mine
[Ia pernah jadi cinta sejatiku]

Tell her to make me a cambric shirt
[Sampaikan padanya, buatkan aku, baju-koko]
Parsley, sage, rosemary, and thyme
[Peterseli, sage, rosemary, dan timi]
Without no seams nor needle work
[Tanpa sulaman ataupun jahitan]
Then she'll be a true love of mine
[Maka, ia bakal jadi cinta sejatiku]

Tell her to find me an acre of land
[Sampaikan padanya, carikan aku, sehektar tanah]
Parsley, sage, rosemary and thyme
[Peterseli, sage, rosemary, dan timi]
Between the salt water and the sea strands
[Di antara air-payau dan hamparan-laut]
Then she'll be a true love of mine
[Maka, ia bakal jadi cinta sejatiku]
'Selamat pagi, Kapten,' sapa Long John Silver, dengan salam tinju dan wajah berseri-seri. 'Jelaskan padaku, apa makna Parsley, Sage, Rosemary, dan Thyme?'
'Ah, Silver!' gerutu sang Kapten. 'Bagi orang Romawi, bunga Parsley merupakan simbol kematian dan kelahiran kembali; tetumbuhan Sage bermakna, ramuan penyembuhan dan dianggap menghadirkan keabadian dan kearifan; kembang Rosemary, berkenaan dengan ramuan pengingat, yang digunakan, baik dalam pernikahan maupun pemakaman; tumbuhan herbal Thyme, mengartikan keberanian.' 
'Mungkinkah membuat baju-koko, tanpa jarum? Dan 'menemukan satu hektar tanah, di antara air-payau dan hamparan-laut'?' Long John Silver tak sanggup menyembunyikan rasa penasarannya. 'Kurasa, ungkapan ini, dipakai untuk menunjukkan pekerjaan yang mustahil,' jawab sang Kapten. 'Caramu, kurang baik, Silver,' imbuh sang Kapten.
'Sekarang, Kapten Smollett,' protes Silver, 'tugas, ya tugas, seperti yang kutahu dan tiada yang lebih baik; tapi, kita sekaramg, tak sedang bertugas; dan aku tak melihat, adanya panggilan, berpegang-teguh pada urusan moralitas.'
'Engkau bajingan tengik, Bung,' sang Kapten menyumpah. 'Ayo, ayolah, Kapten, berlakulah adil,' balas Silver, sang juru masak berkaki satu. 'Janganlah sungguh-sungguh marah padaku. Aku 'kan cuma karakter dalam cerita ini. Aku tak nyata.'
'Yah, aku juga buukaan!' kata sang Kapten, 'berimbang 'kaan?' 
'Aku takkan membatasi, apa yang mungkin dipertimbangkan oleh peran protagonis,' jawab Silver. 'Tapi, aku memainkan peran antagonis dalam cerita ini, dan berbicara sebagai seorang pelaut kepada pelaut lainnya, aku ... yang ingin kuketahui, apa kemungkinannya?'
'Tak pernahkah engkau diajarkan katekis?' kata sang Kapten. 'Tak tahukah engkau, ada yang namanya Penulis?'
'Dan intinya, bila sang Penulis membuatmu, ia membuat Long John, dan Israel Hands, serta Blind Pew, dan George Merry—bukan berarti George berlebihan, lantaran ia lebih dari sekadar nama; dan ia menjadikan Kapten J. Flint, apa yang ada padanya; dan ia membuatnya di sini, pemberontakan, engkau terus melakukan pekerjaan seperti ini; dan ia menjadikan Tom Redruth, tertembak.' 
'Tak percayakah engkau, pada keadaan masa-depan?' kata Smollett. 'Menurutmu, tiada apapun selain berkas cerita saat ini?'
'Aku tak berhak tahu,' kata Silver, 'dan toh, aku tak paham apa hubungannya dengan itu. Yang kutahu, ini: jika ada hal yang namanya sang Penulis, akulah tokoh kesayangannya. Ia membuatku tahu lebih baik, dibanding yang ia lakukan padamu—ia bisa dipahami. Dan ia lebih banyak memberikanku peran. Ia menaruhku di dek, sepanjang waktu, sebagai penjahat, dan semuanya; dan ia menjadikanmu tercampak di palka, dimana, tak ada yang bisa, atau hendak, melihatmu, dan bisa jadi, engkau merana karenanya! Jika ada yang namanya sang Penulis, demi petir, ia akan berpihak padaku, dan boleh jadi, engkau merana karenanya!'
'Kulihat, ia memberikanmu tali panjang,' kata sang Kapten. 'Tapi itu tak bisa mengubah keyakinan seseorang. Aku tahu, sang Penulis menghormatiku; Aku merasakannya di dalam tulangku.'
"Dan ia tak menghormatiku?" seru John Silver. 'Ah, engkau semestinya mendengarkan, menghentikan pemberontakanku, George Merry dan Morgan dan banyak lagi, belum lama ini, di bab terakhir.'
'Amit-amit!' kata Kapten Smollett, serius. 'Aku seorang lelaki yang berusaha menunaikan tugas, dan memadamkan kekacauan, agar tak sering terjadi. Aku bukan orang yang sangat populer, maaf Silver,' dan sang Kapten menghela nafas. 
'Ah,' kata John Silver. 'Lalu bagaimana dengan sekuelmu ini? Akankah engkau menjadi Capten Smollett, yang sama seperti sebelumnya, dan tak terlalu populer, katamu! Dan jika demikian, mengapa Treasure Island terulang lagi, demi petir; dan aku akan menjadi Long John, dan Pew akan menjadi Pew; dan kami akan memberontak lagi, suka tak suka. Atau, akankah engkau menjadi orang lain? Dan jika demikian, mengapa, apa yang lebih baik darimu? Dan apa yang lebih buruk dariku?'
'Perhatikan ini, Bung,' balas sang Kapten, 'Aku sama sekali tak mengerti, bagaimana cerita ini, muncul, bukan? Aku tak bisa melihat, bagaimana engkau dan aku, yang tiada, akan berbicara di sini, dan mengisap pipa-rokok, seperti dalam kenyataan? Baiklah, lalu, siapa aku yang menghembuskan asap pendapatku? Aku yakin, sang Penulis berada di pihak yang baik; ia bilang begitu padaku, tinta-penanya habis saat ia menuliskannya. Yah, itu saja yang perlu kuketahui. Selebihnya, aku akan mengambil kesempatanku.'
'Itu fakta, ia sepertinya menentang George Merry,' Silver mengakui sambil merenung. 'Tapi George tak lebih dari nama yang terbaik," tambahnya dengan ceria. 'Dan sesekali, untuk mengukur dalamnya air. Bagus kan itu? Aku memberontak, dan aku menjadi orang kaya; baik, tetapi dari seluruh cerita, engkau bukanlah orang bersih. Aku seorang lelaki yang sangat mudah berteman; bahkan dengan diriku-sendiri, engkau tidak, dan sepengetahuanku, engkaulah iblis yang sirna. Yang mana? Mana yang baik, dan mana yang buruk? Ah, katakan itu padaku! Kita berada disini, dan engkau bisa melakukannya!'
'Kita tiada yang sempurna,' jawab sang Kapten. 'Yang bisa kukatakan, aku berupaya melakukan tugasku; dan jika engkau mencoba melakukannya, aku tak bisa menghargai kesuksesanmu.' 
'Jadi, engkaulah hakimnya, bukan?' ejek Silver. 'Aku akan menjadi hakim, sekaligus algojo untukmu, Sobat, dan takkan pernah mengubah warna rambutku,' jawab sang Kapten. 'Tapi aku memahami lebih dari itu: masuk akal, bahwa apa yang baik, juga berguna—atau di sana-sini, sebab aku tak disetel untuk menjadi seorang pemikir. Sekarang, ke mana sebuah cerita akan berjalan, jika, tak ada tokoh pemeran protagonis?'
'Jika engkau memulai dari situ,' jawab Silver, 'dimana sebuah cerita akan dimulai, jika tak ada, tokoh  antagonis?'
'Yah, begitulah pikiranku,' kata Kapten Smollett. 'Penulis seyogyanya memperoleh cerita; itulah yang ia inginkan; dan untuk mendapatkan cerita, maka harus ada orang yang, jika diberi kesempatan yang tepat, ia harus memasukkan orang sepertimu dan Hands. Namun, ia berada di sisi yang benar; dan engkau tak percaya pada matamu! Engkau belum melewati cerita ini; ada masalah yang berasal darimu.'
'Apa yang akan engkau pertaruhkan?' tanya John Silver. 'Yang kuinginkan, tiada pertaruhan,' jawab sang Kapten. 'Aku merasa cukup memerankan Alexander Smollett, seburuk apapun dirinya; dan aku berterimakasih kepada bintang-bintang penghargaanku, bahwa aku bukanlah John Silver. Namun, sebotol tinta, sedang terbuka. Kembali ke markas!'

Bersungut-sungut, John Silver berlalu, dan Sang Kapten, diiringi petikan gitarnya, bernyanyi,
Tell her to reap it, with a sickle of leather
[Sampaikan padanya, agar menuainya dengan sabit kulit]
Parsley, sage, rosemary, and thyme
[Parsley, sage, rosemary, dan thyme]
And gather it all, in a bunch of heather
[Dan kumpulkan semuanya, dalam seikat kembang heather]
Then she'll be a true love of mine *)
[Maka, ia bakal jadi cinta sejatiku]

"Sang Penulis menutup perbincangannya dengan berkata, 'Aku baru saja akan menuliskan: BAB XXXIII.'"  

Sebelum cahayanya meredup, Rembulan berkata, "Treasure Island—awalnya berjudul The Sea Cook: A Story for Boys—merupakan novel petualangan, karya penulis Skotlandia, Robert Louis Stevenson, yang menceritakan kisah 'bajak laut dan emas yang terkubur.' Karya ini, dipandang sebagai cerita masa depan, dan masyhur karena atmosfer, para-pemeran, dan aksinya.
Sementara itu, di belahan Bumi Selatan, di negeri Insulinde, nama yang diberikan oleh seorang penulis, Eduard Douwes Dekker, kian banyak cerita, dimana atmosfer, para-pemeran, dan aksinya, cuma berkisar pada segelintir orang yang, itu-itu aja. Harapan kita, agar seyogyanya, ada perubahan  atmosfer, para-pemeran, dan aksinya, ke arah yang lebih baik, sehingga jangan ada kata penyesalan, 'Eeeh die lagiii, die laaagii!' Wallahu a'lam."
Kutipan & Rujukan:
- Robert Louis Stevenson, Fables, Charles Scribner's Sons
*) "Scarborough Fair" karya Arthur Garfunkel & Paul Simon