“Di Negeri Kepulauan, seorang investor China, didampingi seorang menteri, sedang berjalan-jalan menyusuri pantai di pulau yang akan menjadi Eco City, yang disebut-sebut bagian dari Proyek Strategis Nasional. Sang investor dengan senang-hati hendak berenang di pantai dan bertanya kepada sang Menteri, 'Apa pak Menteri yakin, gak ada hiu di sepanjang pantai ini?' Berusaha kalem, sang menteri menjawab, 'Oh iyaa, yakin pak. Soalnya, hiu-hiu itu, gak begitu akur dengan para buaya,'" berkata Peace lily kepada Wulandari saat mereka jumpa.
Kembang Peace lily, Spathiphyllum, termasuk famili Araceae, tumbuhan berbunga indah. Banyak orang memelihara kembang Peace lily sebagai tanaman hias indoor karena dikenal mampu menghalau polutan udara yang berbahaya. Sekar ini, menambahkan tetumbuhan hijau yang apik ke ruanganmu, dengan bunga mekar putih nan elegan. Kuncup rekahnya, tampak seperti mengibarkan bendera putih, sehingga tetumbuhan ini acapkali berafiliasi dengan perdamaian dan penyerahan-diri. Ketenangan, kejernihan, dan penyembuhan, beberapa tema umum lain yang terkait dengan sekar Peace lily. Secara spiritual, tanaman ini melambangkan harapan dan tema positif lainnya. Oleh karena menjanjikan bunga baru setiap musim semi, banyak juga yang memandang tanaman ini sebagai simbol pembaruan, sebab terus tumbuh subur sepanjang musim, memunculkan daun dan bunga baru seiring pertumbuhannya. Tanaman penjernih udara ini, karena membersihkan udara dari kontaminan beracun, maka dalam Feng Shui, sekar Peace lily sebenarnya digunakan untuk membawa kebeningan ruangan atau rumah.
Kendati namanya menyertakan 'Lily', namun sebenarnya, ia bukan bunga Lily sejati. Ia berbeda dengan sekar Lili atau bunga Bakung, genus Lilium, namun punya kesan yang sama, keindahan dan kejernihan.
Mari kita simak apa yang disampaikan Peace lily. “Mungkinkah sang investor dan pak menteri sedang membicarakan bumi kita? Dan seburuk inikah keadaannya? Sudah saatnyakah kita mulai menitikkan air mata getir bagi mereka yang terenggut tanah airnya dan sekaligus menimbulkan pencemaran lingkungan? Perkenankan aku menyampaikannya dari awal.
Seluruh komponen makhluk hidup, tidak-hidup, pengaruh dan peristiwa, yang mengelilingi suatu organisme, disebut Lingkungan. Segala sesuatu yang mengelilingi atau mempengaruhi suatu organisme selama masa hidupnya secara kolektif, dikenal sebagai Lingkungannya. Seluruh organisme—mulai dari virus hingga manusia—amat bergantung pada organisme dan lingkungan guna memperoleh makanan, energi, air, oksigen, tempat-tinggal, dan kebutuhan lainnya. Lingkungan tidaklah statis. Baik komponen hidup (biotik) maupun benda mati (abiotik) merupakan faktor yang terus berubah dan silih-berganti.
Komponen biotik adalah tumbuhan hijau, tumbuhan non-hijau, pengurai, parasit, simbion, hewan, dan manusia. Komponen abiotik adalah energi, radiasi, suhu dan aliran panas, air, gas atmosfer dan angin, api, gravitasi, topografi, tanah, dan substrat geologi.
Sekarang, mari kita ambil sebagai contoh, lingkungan ikan di kolam. Lingkungan luar ikan terdiri dari komponen abiotik seperti cahaya, suhu, termasuk air tempat nutrisi, oksigen, gas lain, dan bahan organik terlarut. Lingkungan biotik terdiri dari organisme mikroskopis yang disebut plankton yang juga dipandang sebagai tetumbuhan air, hewan, dan pengurai.
Lingkungan internal ikan tertutup oleh permukaan bagian luar. Lingkungan internal relatif stabil dibandingkan dengan lingkungan eksternal. Namun, hal ini tak sepenuhnya konstan. Cedera, penyakit atau stres yang berlebihan, mengganggu lingkungan internal, semisal ikan laut jika dipindahkan ke lingkungan air tawar, takkan mampu bertahan hidup.
Organisme adalah makhluk hidup individu yang punya kemampuan bertindak atau berfungsi secara mandiri. Ia dapat berupa tumbuhan, hewan, bakteri, jamur, dll. Jasad inilah yang terdiri dari organ, organel, atau bagian lain yang bekerjasama menjalankan beragam proses kehidupan.
Sekelompok organisme yang biasanya berasal dari spesies yang sama, menempati suatu wilayah tertentu selama waktu tertentu, dikenal sebagai Populasi. Laju pertumbuhan penduduk merupakan persentase variasi antara jumlah individu dalam suatu populasi pada dua waktu yang berbeda. Oleh karenanya, laju pertumbuhan penduduk bisa positif atau negatif. Faktor utama yang menyebabkan peningkatan jumlah penduduk adalah kelahiran dan imigrasi. Faktor utama yang menyebabkan penurunan populasi adalah kematian dan emigrasi. Faktor pembatas utama pertumbuhan suatu populasi adalah komponen abiotik dan biotik. Kepadatan penduduk merupakan hubungan antara jumlah individu suatu populasi dengan luas wilayah yang ditempatinya.
Bila kita memperhatikan sekeliling kita, kita akan melihat bahwa populasi flora dan fauna, jarang terjadi dengan sendirinya. Alasannya cukup jelas. Agar bertahan hidup, individu-individu dari suatu spesies bergantung pada individu-individu dari spesies berbeda, yang berinteraksi secara aktif dalam beberapa cara. Para satwa membutuhkan tumbuhan sebagai makanan dan pohon sebagai tempat berlindung. Para flora membutuhkan hewan untuk penyerbukan, penyebaran benih, dan mikroorganisme tanah guna memperlancar penyediaan unsur hara. Umumnya, Komunitas diberi nama berdasarkan bentuk (spesies) tumbuhan yang dominan. Misalnya: Komunitas padang rumput didominasi oleh rerumputan, meskipun mungkin terdapat tumbuhan, semak, dan pepohonan, serta hewan terkait dari spesies berbeda. Sebuah Komunitas tak bersifat tetap atau kaku; Komunitas, mungkin saja besar atau kecil.
Komunitas yang berukuran besar, terorganisir dengan baik, dan relatif mandiri, disebut Komunitas Utama. Mereka hanya bergantung pada energi matahari dari luar dan tak bergantung pada input dan output dari komunitas-komunitas sekitar, misalnya: hutan tropis yang selalu menghijau di Ekosistem Montane.
Agregasi sekunder dalam komunitas utama, dan oleh karenanya, bukan merupakan unit yang sepenuhnya independen dalam hal dinamika energi dan nutrisi dan bergantung pada komunitas tetangga dan sering disebut Kumpulan atau Komunitas Kecil, misalnya: sekumpulan kerak lumut di atas alas kotoran sapi.
Dalam suatu komunitas, jumlah spesies dan ukuran populasinya sangat bervariasi. Suatu komunitas mungkin mempunyai sebuah atau beberapa spesies. Faktor lingkungan menentukan karakteristik komunitas serta pola pengorganisasian anggota komunitas. Pola karakteristik komunitas disebut sebagai struktur yang tercermin dalam peran yang dimainkan oleh berbagai populasi, wilayah jelajahnya, jenis wilayah yang dihuninya, keanekaragaman spesies dalam komunitas, dan spektrum interaksi di antara mereka.
Ada perbedaan antara ekologi, lingkungan dan ekosistem. Lingkungan dimaknai sebagai hubungan komponen-komponen yang ada di sekitarnya, sedangkan ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara organisme dan lingkungannya. Lingkungan menyediakan tempat bagi unsur-unsur, sedangkan ekosistem menyediakan interaksi antar unsur.
Akar ekologi terletak pada Sejarah Alam, yang usianya, sama tuanya dengan peradaban manusia. Sejak awal sejarah, manusia telah ikut-serta dalam ekologi dengan cara yang praktis, secara sadar dan tidak sadar. Dalam masyarakat primitif, setiap individu dituntut memiliki pengetahuan yang mendalam tentang lingkungannya bagi kelangsungan hidupnya, yaitu tentang kekuatan alam dan tumbuhan serta hewan di sekitarnya.
Satu kesatuan struktural dan fungsional biosfer yang terdiri dari komunitas makhluk hidup dan lingkungan fisik, baik yang berinteraksi maupun bertukar materi di antara keduanya, disebut Ekosistem. Ini mencakup tumbuhan, pohon, hewan, ikan, burung, mikroorganisme, air, tanah, dan manusia.
Ekosistem sangat bervariasi dalam ukuran dan elemennya, namun masing-masing ekosistem merupakan unit alam yang berfungsi. Segala sesuatu yang hidup dalam suatu ekosistem bergantung pada spesies dan elemen lain yang juga merupakan bagian dari komunitas ekologi tersebut. Jika salah satu bagian ekosistem rusak atau hilang, maka akan berdampak pada bagian lainnya. Manakala suatu ekosistem sehat (berkelanjutan) berarti semua elemen hidup dalam keseimbangan dan mampu bereproduksi. Ekosistem bisa sekecil satu pohon atau seluas seluruh hutan.
Setiap ekosistem mampu mempertahankan keadaan keseimbangannya. Mereka dapat mengatur struktur spesies dan proses fungsionalnya sendiri. Kapasitas ekosistem untuk mengatur dirinya sendiri dikenal sebagai homeostatis. Barang dan jasa yang disediakan oleh ekosistem meliputi: penyediaan pangan, bahan bakar dan serat; penyediaan tempat berlindung dan bahan bangunan; pemurnian udara dan air; detoksifikasi dan penguraian limbah; stabilisasi dan moderasi iklim bumi; moderasi banjir, kekeringan, suhu ekstrim dan kekuatan angin; pembentukan dan pembaharuan kesuburan tanah, termasuk siklus unsur hara; penyerbukan tanaman, termasuk banyak tanaman; pengendalian hama dan penyakit; pemeliharaan sumber daya genetik sebagai masukan utama untuk varietas tanaman dan bibit ternak, obat-obatan, dan produk lainnya; serta manfaat budaya dan estetika.
Keterkaitan antara organisme dan lingkungan di darat membentuk 'Ekologi Terestrial', termasuk Tundra—'lahan tandus' lantaran terdapat di tempat yang kondisi lingkungannya sangat buruk—dan ekosistem hutan, termasuk kumpulan kompleks berbagai jenis komunitas biotik. Kondisi optimal seperti suhu dan kelembaban tanah, bertanggungjawab atas terbentuknya komunitas hutan. Penebangan pohon secara sembarangan sebagai akibat dari urbanisasi, industrialisasi, operasi penambangan, dan penggunaan kayu bagi keperluan rumahtangga dan keperluan lainnya, telah menyebabkan penggundulan hutan secara besar-besaran, Deforestasi. Salah satu penyebab Deforestasi adalah perladangan berpindah. Dalam praktik ini, sebidang lahan dibuka, tetumbuhan dibakar, dan abunya dicampur dengan tanah sehingga menambah unsur hara pada tanah. Sebidang tanah ini digunakan bercocok-tanam selama dua hingga tiga tahun, tapi hasilnya tak seberapa. Setelah itu, kawasan ini ditinggalkan dan dibiarkan memulihkan kesuburannya, dan praktik yang sama terulang di tempat lain di bidang lahan baru. Yang diperlukan dalam metode budidaya ini hanyalah seperangkat peralatan sederhana, bukan mekanisasi tingkat tinggi. Proyek pembangunan seperti proyek pembangkit listrik tenaga air, bendungan dan waduk besar, pembangunan jalur kereta api dan jalan, memang sangat bermanfaat, namun juga terkait dengan beberapa masalah lingkungan. Banyak dari proyek-proyek ini, memerlukan deforestasi besar-besaran.
Deforestasi juga diakibatkan oleh penggembalaan berlebihan, pertanian, pertambangan, urbanisasi, banjir, kebakaran, hama, penyakit, aktivitas pertahanan dan komunikasi. Deforestasi mengakibatkan penurunan permukaan air tanah secara langsung dan penurunan curah hujan dalam jangka panjang. Karena Deforestasi, siklus penggunaan kembali secara alami terputus dan air sirna melalui limpasan yang cepat.
Aktivitas penambangan di kawasan hutan menyebabkan deforestasi dan erosi tanah. Penambangan bawah tanah, telah pula menyebabkan penggundulan hutan dengan sangat berarti, karena kayu digunakan menopang atap galeri tambang. Sejumlah besar tambang yang terbengkalai berada dalam kondisi yang buruk dan mengalami erosi parit yang parah, sehingga menyebabkan degradasi habitat.
Ekosistem yang terdiri dari air sebagai habitat utama disebut Ekosistem Perairan. Organisme akuatik termasuk Neuston—organisme tak terikat yang hidup di antarmuka air dan udara seperti tumbuhan terapung, dll; Plankton mencakup tumbuhan mikroskopis seperti alga (fitoplankton) dan hewan seperti krustasea dan protozoa (zooplankton) yang ditemukan di semua ekosistem perairan, kecuali perairan tertentu yang bergerak cepat; Nekton mencakup hewan dengan berbagai ukuran mulai dari serangga perenang (panjang sekitar 2 mm) hingga hewan terbesar, paus biru; Benthos, organisme bentik adalah organisme yang ditemukan hidup di dasar perairan.
Eutrofikasi merupakan suatu sindrom ekosistem, respon terhadap penambahan unsur hara buatan atau alami seperti nitrat dan fosfat melalui pupuk, limbah, dan lain-lain, yang menyuburkan ekosistem perairan. Hal ini terutama disebabkan oleh pencucian pupuk yang mengandung fosfat dan atau nitrat dari lahan pertanian ke danau atau sungai. Eutrofikasi pada akhirnya menciptakan lapisan detritus di kolam dan danau, serta menghasilkan kedalaman air permukaan yang semakin dangkal. Puncaknya, badan air direduksi menjadi rawa yang komunitas tumbuhannya diubah dari lingkungan akuatik menjadi ekosistem darat yang dapat dikenali.
Dari Individu, meningkat menjadi populasi, kemudian menjadi Komunitas, dan lalu menjadi Ekosistem, lantas menjadi Ekoton. Ekoton merupakan zona pertemuan antara dua atau lebih ekosistem yang beragam. Semisal hutan bakau mewakili ekoton antara ekosistem laut dan darat. Contoh lain adalah—faktor fisik dan kimia padang rumput, muara, dan tepi sungai, yang dibutuhkan suatu spesies agar bertahan hidup, tetap sehat, dan bereproduksi.
Dua spesies yang mempunyai habitat yang sama namun berfungsi ekologi tersendiri, nisia atau niche, bersifat unik bagi suatu spesies, maknanya, tiada dua spesies yang memiliki nisia yang persis sama. Nisia memainkan peran penting dalam konservasi organisme. Jika kita hendak melestarikan spesies di habitat aslinya, kita seyogyanya punya pengetahuan tentang persyaratan nisia spesies tersebut dan hendaknya memastikan bahwa semua persyaratan nisia tersebut, dipenuhi.
Nah, dari Ecoton ini, kemudian berkembang menjadi Biosfer, bagian bumi dimana ada kehidupan. Inilah lapisan sempit di sekitar permukaan bumi. Andai kita membayangkan bumi seukuran apel, maka biosfernya akan setebal kulitnya.
Kehidupan di biosfer berlimpah, antara 200 meter (660 kaki) di bawah permukaan laut dan sekitar 6.000 meter (20.000 kaki) di atas permukaan laut. Biosfer mewakili zona yang sangat terintegrasi dan berinteraksi, yang terdiri dari atmosfer (udara), hidrosfer (air) dan litosfer (darat). Biosfer tak ada di ujung kutub Utara dan Selatan, gunung tertinggi dan lautan terdalam, lantaran kondisi tak bersahabat yang ada di sana, tak mendukung kehidupan. Terkadang spora jamur dan bakteri, terdapat pada ketinggian melebihi 8.000 meter, namun spora tersebut tak aktif secara metabolik, sehingga cuma mewakili kehidupan yang tak aktif.
Energi yang dibutuhkan bagi kehidupan di biosfer berasal dari matahari. Nutrisi yang diperlukan untuk organisme hidup berasal dari udara, air dan tanah. Bahan kimia yang sama didaur-ulang berulangkali agar kehidupan dapat berlanjut.
Organisme hidup tak tersebar merata di seluruh biosfer. Hanya sedikit organisme yang hidup di wilayah kutub, sedangkan hutan hujan tropis punya keanekaragaman flora dan fauna yang sangat kaya (50% dari Keanekaragaman Hayati Global (Global Biodiversity)).
Tingkatan-tingkatan ini, yaitu dari individu hingga biosfer, merupakan tingkatan utama organisasi dalam ekologi. Pertambahan atau penambahan secara berlebihan suatu bahan tertentu terhadap lingkungan fisik (air, udara, dan tanah) sehingga menjadi kurang memadai atau tak layak ditinggali, disebut dengan Pencemaran. Polutan adalah bahan atau faktor yang menimbulkan dampak buruk terhadap kualitas alam suatu komponen lingkungan. Misalnya, asap dari industri dan mobil, bahan kimia dari pabrik, zat radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir, limbah rumah tangga, dan barang-barang rumah tangga yang dibuang, merupakan polutan yang umum. Dan bagaimana polusi mempengaruhi biosfer? Polusi udara dapat merusak tanaman dan pepohonan dengan berbagai cara. Ozon di permukaan tanah dapat menyebabkan berkurangnya hasil panen pertanian dan hutan komersial, berkurangnya pertumbuhan dan kelangsungan hidup bibit pohon, dan peningkatan kerentanan tanaman terhadap penyakit, hama, dan tekanan lingkungan lainnya (seperti cuaca buruk).
Kita akan lanjutkan perbincangan kita pada sesi selanjutnya, bi 'idznillah."