Selasa, 27 Maret 2018

Manusia (3)

Saat seorang manusia melihat kedalam dirinya, dan merenungkan tentang hikmah Yang Maha Lembut, Yang Maha Mengetahui, Yang, ketika Dia menciptakan tubuh manusia, menentukan setiap posisi organ dan tugas-tugas organ itu sesuai fungsinya. Ia membayangkan tempat penyimpanan yang dirancang oleh Yang Mahakuasa untuk mengumpulkan bahan limbah dan menahannya, sehingga tidak tinggal di dalam tubuh dan merusak seluruh organ. Hikmah atas perkembangan dan kelimpahan bagian tubuhnya, tanpa kelalaian atau ketidakharmonisan! Jika seorang tukang emas atau pematung membuat patung emas, perak atau tembaga dan kemudian ingin memperbesarnya, dapatkah ia melakukannya tanpa harus terlebih dahulu memecahkan patung itu dan membentuknya kembali?
Sebaliknya, Yang Mahakuasa mengembangkan tubuh seorang anak dan organ eksternal dan internalnya, serta seluruh bagian-bagiannya, melestarikan penampilan dan bentuknya sepanjang waktu, tidak hancur, tak terlalaikan, dan tak berkurang. Bahkan lebih nyata saat pembentukan embrio dalam rahim, di mana tidak ada mata yang dapat melihatnya, dan tidak ada tangan yang dapat menyentuhnya, serta tak ada mesin yang dapat mengatasinya! Ketika ia muncul, ia adalah manusia normal, dengan semua yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan kemajuan dalam kehidupannya: organ, indera, mekanisme internal, anggota badan, pembuluh, saraf, persendian, membran, dan tulang; semua dalam berbagai bentuk, ukuran, fungsi dan posisi; daging, lemak, dan otak dengan struktur yang rumit dan penciptaan yang halus, yang mengungkapkan penilaian tak terkirakan dan pengerjaan yang indah! Itu semua dikembangkan oleh Pencipta Terbaik dari setetes cairan sperma yang hampir tak berharga!

Dunia ini ibarat sebuah desa dan kepala sukunya adalah orang mukmin. Setiap orang ingin bekerja dalam minatnya, dan semua orang telah diarahkan untuk melayani dan berusaha untuk menjalankan tugasnya. Para malaikat, yang membawa takhta dari Yang Maha Pengasih, dan segala yang di sekitarnya, berdoa baginya; pelaku yang ditugaskan untuk menemani dan melindunginya; malaikat yang dipercayakan dengan hujan dan tanaman, bekerja keras untuk memastikan bahwa manusia mendapatkan jatahnya, dan mereka bekerja untuk itu; makhluk surgawi yang patuh itu bergerak untuk memenuhi kebutuhan manusia; matahari, bulan, dan bintang-bintang patuh dalam orbitnya sehingga mereka dapat memberikan informasi kepada manusia tentang waktu, dan dalam mengurus segala hal; ruang angkasa tunduk kepadanya; angin, udara, awan, burung dan makhluk lainnya; bumi semua dikendalikan untuk melayani manusia, untuk memenuhi kebutuhannya; tanah, gunung, laut, sungai, pohon, buah-buahan, tanaman, hewan dan semua yang ada di atasnya. 
Bila manusia memikirkan lagi tentang dirinya; merefleksikan hikmah agung dari Pencipta Yang Maha Mengetahui, yang dibuktikan oleh ciptaan-Nya. Memikirkan tentang indra ibarat jendela yang mengamati hal-hal di sekelilingnya. Ia melihat bagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menyebabkan sebagian besar indera berada di kepala, seperti lampu yang ditempatkan di bagian atas rumah, untuk mengeksplorasi berbagai hal. Dia tidak menempatkannya didalam organ yang terbebani pekerjaan kasar seperti tangan dan kaki: karena mereka dapat menderita cedera akibat ulah dan gerakan; maupun dalam organ di tengah tubuh, seperti perut atau bagian belakang, karena itu akan tidak nyaman baginya menoleh ke berbagai hal dan melihatnya. Karena tidak ada organ lain yang sesuai untuk mengenggam indera, kepala itulah yang dianggap tepat untuk menahannya, menjadi bagian tubuh yang terkuat dan terbaik. Inilah tempat keramat bagi indera.
Kemudian amatilah hikmah dalam pembuatan indera yang lima, sebagai rekan dari lima jenis rangsangan, dan karenanya tak ada stimulus yang dibiarkan tanpa ada organ akal menyikapinya. Penglihatan bereaksi terhadap hal-hal yang terlihat, pendengaran bereaksi terhadap hal-hal yang dapat didengar, bau bereaksi terhadap berbagai aroma, rasa bereaksi terhadap berbagai selera, dan sentuhan bereaksi terhadap rangsangan taktil. Adakah hal yang dapat dimengerti terbiarkan tanpa indera memahaminya? Jika ada, manusia akan diberikan indra keenam untuk menyikapinya. Karena segala hal dapat bereaksi dengan organ-organ internal, Dia menganugerahi manusia indera internal. Sistem ini sangat komprehensif yang disebutkan oleh seorang pemikir : ia menggunakan lima untuk melawan enam, yang berarti bahwa sementara ia hanya memiliki lima indera, dan ada enam haluan, pikirannya begitu aktif yang membantu panca indera untuk mengatasi enam haluan itu karena keinginannya untuk mencari jawaban."
Sang tabib tersenyum, lalu ia mengucapkan, "Maha Suci Allah, Yang memberikan manusia segala aspek kehormatan: pikiran, pengetahuan, ekspresi, percakapan, penampilan, ketampanan, pesona, perawakannya yang adil, akuisisi ilmu melalui inferensi, refleksi, dan kesalehan, etika yang layak, seperti kesetiaan, ketaatan dan tanggapan. Ada perbedaan besar antara keadaan sebagai setetes darah beku dalam rahim, dan keadaan ketika malaikat yang akan datang menyambut di Taman Eden! Wahai Rabb kami, terimalah ini dari kami, karena sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

"Dialah yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes mani, lalu dari segumpal darah, kemudian kamu dilahirkan sebagai seorang anak, kemudian dibiarkan kamu sampai dewasa, lalu menjadi tua. Tetapi di antara kamu ada yang dimatikan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) agar kamu sampai kepada kurun waktu yang ditentukan, agar kamu mengerti." - [QS.40:67]
(Bagian 2)
(Bagian 1)
Referensi :
- Capt. Anas Abdul-Hameed Al-Qoz, Men and The Universe - Reflections of Ibn Al-Qayyem, Darussalam