Selasa, 06 Agustus 2019

Kemunafikan (4)

Murai melanjutkan, "Allah Subhanahu wa Ta'ala telah bersumpah dalam Kitab-Nya atas diri-Nya; keagungan yang akan disadari oleh mereka yang dirahmati dengan wawasan spiritual, mereka yang qalbunya takut akan Dia dengan cara mengagungkan dan meninggikan-Nya. Allah Ta'ala berfirman, memperingatkan para wali-Nya dan memperingatkan kita tentang keadaan orang-orang munafik ini,
فَلَا وَ رَبِّکَ لَا یُؤۡمِنُوۡنَ حَتّٰی یُحَکِّمُوۡکَ فِیۡمَا شَجَرَ بَیۡنَہُمۡ ثُمَّ لَا یَجِدُوۡا فِیۡۤ اَنۡفُسِہِمۡ حَرَجًا مِّمَّا قَضَیۡتَ وَ یُسَلِّمُوۡا تَسۡلِیۡمً
"Maka demi Rabb-mu, mereka tak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (wahai Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." ― (QS. 4:65)
Engkau akan melihat salah seorang dari mereka bersumpah sebelum memulai kata-katanya, tanpa ada yang keberatan dengan apa yang ia ucapkan, karena ia tahu, bahwa hati orang beriman tak ridha atas apa yang ia ucapkan. Allah berfirman,
یَحۡلِفُوۡنَ بِاللّٰہِ لَکُمۡ لِیُرۡضُوۡکُمۡ ۚ وَ اللّٰہُ وَ رَسُوۡلُہٗۤ اَحَقُّ اَنۡ یُّرۡضُوۡہُ اِنۡ کَانُوۡا مُؤۡمِنِیۡنَ
"Mereka bersumpah kepadamu dengan (nama) Allah untuk menyenangkan kamu, padahal Allah dan Rasul-Nya lebih pantas mereka mencari keridhaan-Nya jika mereka orang mukmin." ― (QS. 9:62)
اَلَمۡ یَعۡلَمُوۡۤا اَنَّہٗ مَنۡ یُّحَادِدِ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ فَاَنَّ لَہٗ نَارَ جَہَنَّمَ خَالِدًا فِیۡہَا ؕ ذٰلِکَ الۡخِزۡیُ الۡعَظِیۡمُ
"Tidakkah mereka (orang munafik) mengetahui bahwa barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahanamlah baginya, ia kekal di dalamnya. Itulah kehinaan yang besar." ― (QS. 9:63)
Karenanya, ia menggunakan sumpah sebagai cara untuk mengamankan dirinya dari segala kecurigaan yang mungkin menghalangi jalannya. Dengan cara yang sama, orang lain dijadikan ragu-ragu dan dibohongi, bersumpah untuk memperdaya pendengar agar mengira bahwa mereka berkata  yang sebenarnya,
اِتَّخَذُوۡۤا اَیۡمَانَہُمۡ جُنَّۃً فَصَدُّوۡا عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ ؕ اِنَّہُمۡ سَآءَ مَا کَانُوۡا یَعۡمَلُوۡنَ
"Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Sungguh, betapa buruknya apa yang telah mereka kerjakan." ― (QS. 63:2)
Binasalah mereka! Mereka memulai perjalanan melintasi gurun yang luas dengan karavan iman, lalu melihat betapa panjangnya perjalanan dan jauhnya tujuan, merekapun berbalik dan pulang. Mereka mengira, mereka telah menemukan kehidupan yang baik dan mereka tidur dengan nyaman di tempat tidur mereka, tetapi tidak dalam kehidupan mereka yang sesungguhnya, dan tidak juga dalam tidur itu mereka temukan manfaat nyata. Tak lama hingga seorang penyeru berteriak, dan mereka semua akan tergesa-gesa keluar, meninggalkan hidup mereka, lapar, tak merasakan kenyang ... bagaimana keadaan mereka pada saat Pertemuan di Mahsyar? Mereka tahu, mereka akan di tolak, mereka melihat kebenaran kemudian mereka menjadi buta akan hal itu,
ذٰلِکَ بِاَنَّہُمۡ اٰمَنُوۡا ثُمَّ کَفَرُوۡا فَطُبِعَ عَلٰی قُلُوۡبِہِمۡ فَہُمۡ لَا یَفۡقَہُوۡنَ
"Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir, maka qalbu mereka dikunci, sehingga mereka tak dapat mengerti." ― (QS. 63:3)
Mereka terbaik dalam hal penampilan fisik, bahasanya sangat mempesona, pilihan kata-katanya terbaik, namun hatinya paling keji. Mereka ibarat cabang pohon yang disanggah balok kayu namun tak berbuah. Mereka telah terpisahkan dari sumber pertumbuhan dan dengan demikian bersandar pada dinding agar mereka tetap tegak sehingga orang lain tak melangkahi mereka.
وَ اِذَا رَاَیۡتَہُمۡ تُعۡجِبُکَ اَجۡسَامُہُمۡ ؕ وَ اِنۡ یَّقُوۡلُوۡا تَسۡمَعۡ لِقَوۡلِہِمۡ ؕ کَاَنَّہُمۡ خُشُبٌ مُّسَنَّدَۃٌ ؕ یَحۡسَبُوۡنَ کُلَّ صَیۡحَۃٍ عَلَیۡہِمۡ ؕ ہُمُ الۡعَدُوُّ فَاحۡذَرۡہُمۡ ؕ قٰتَلَہُمُ اللّٰہُ ۫ اَنّٰی یُؤۡفَکُوۡنَ
"Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur-katanya. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)?" ― (QS. 63:4)
Mereka menunda shalat hingga batas akhirnya: Subuh saat matahari mulai terbit dan 'Ashar saat matahari mulai terbenam dimana pada saat itu mereka terlihat dengan cepat mematuk-matuk tanah laksana burung gagak. Ini karena shalat mereka, hanya lahiriah saja, tetapi bukan dari qalbu. Allah berfirman,
وَ اِذَا نَادَیۡتُمۡ اِلَی الصَّلٰوۃِ اتَّخَذُوۡہَا ہُزُوًا وَّ لَعِبًا ؕ ذٰلِکَ بِاَنَّہُمۡ قَوۡمٌ لَّا یَعۡقِلُوۡنَ
"Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (melaksanakan) shalat, mereka menjadikannya bahan ejekan dan permainan. Yang demikian itulah karena mereka orang-orang yang tak mengerti." ― (QS. 5:58)
Selama mengerjakan shalat, mereka melihat ke kiri dan ke kanan, seperti halnya rubah yang ingin memastikan bahwa ia tak sedang diburu dan dikejar. Mereka tak turut dalam shalat berjamaah, melainkan mengerjakan shalat di rumah atau toko mereka.

Saat mereka berdebat, mereka berperilaku tak sopan, saat mereka diberi amanah, mereka mengkhianatinya, saat mereka berbicara, mereka berbohong, dan saat mereka berjanji, mereka melanggarnya. Inilah cara mereka berurusan dengan para ciptaan dan Sang Pencipta. Bacalah gambaran tentang mereka di awal Surah al-Muthaffifin dan di akhir Surah ath-Thariq karena tiada yang bisa menjelaskan lebih baik kepadamu sifat-sifat seseorang daripada Dia Yang mengenalnya dengan sangat baik,

یٰۤاَیُّہَا النَّبِیُّ جَاہِدِ الۡکُفَّارَ وَ الۡمُنٰفِقِیۡنَ وَ اغۡلُظۡ عَلَیۡہِمۡ ؕ وَ مَاۡوٰىہُمۡجَہَنَّمُ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمَصِیۡرُ
"Wahai Nabi! Perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kembali." ― (QS. 66:9)
Mereka mungkin mengira mereka banyak, namun pada kenyataannya, mereka sedikit. Mereka mungkin mengira, mereka kuat, namun pada kenyataannya, mereka lemah dan hina. Mereka bodoh, mengira diri mereka tegap dan perkasa. Mereka disesatkan tentang Allah karena mereka tak mengetahui keagungan-Nya,
وَ یَحۡلِفُوۡنَ بِاللّٰہِ اِنَّہُمۡ لَمِنۡکُمۡ ؕ وَ مَا ہُمۡ مِّنۡکُمۡ وَ لٰکِنَّہُمۡ قَوۡمٌ یَّفۡرَقُوۡنَ
"Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu; namun mereka bukanlah dari golonganmu, tetapi mereka orang-orang yang sangat takut (kepadamu)." ― (QS. 9:56)
لَوۡ یَجِدُوۡنَ مَلۡجَاً اَوۡ مَغٰرٰتٍ اَوۡ مُدَّخَلًا لَّوَلَّوۡا اِلَیۡہِ وَ ہُمۡ یَجۡمَحُوۡنَ
"Sekiranya mereka memperoleh tempat perlindungan, gua-gua atau lubang-lubang (dalam tanah), niscaya mereka pergi (lari) ke sana dengan secepat-cepatnya." ― (QS. 9:57)
Ketika para Ahlus-Sunnah berada dalam masa-masa yang lapang, tertolong dan beroleh kemenangan, mereka merasa susah dan tertekan; dan ketika para Ahlus-Sunnah berada dalam masa-masa sempit dan menjalani cobaan dari Allah agar dosa-dosa mereka dapat ditebus, mereka bersuka-cita dan bersuka-ria. Inilah warisan mereka dan sama sekali tak dapat dibandingkan mereka yang mewarisi dari Rasulullah (ﷺ) dengan mereka yang mewarisi dari orang-orang munafik,
اِنۡ تُصِبۡکَ حَسَنَۃٌ تَسُؤۡہُمۡ ۚ وَ اِنۡ تُصِبۡکَ مُصِیۡبَۃٌ یَّقُوۡلُوۡا قَدۡ اَخَذۡنَاۤ اَمۡرَنَا مِنۡ قَبۡلُ وَ یَتَوَلَّوۡا وَّ ہُمۡ فَرِحُوۡنَ
"Jika engkau (wahai Muhammad) mendapat kebaikan, mereka tak senang; tetapi jika engkau ditimpa bencana, mereka berkata, “Sungguh, sejak semula kami telah berhati-hati (tak pergi berperang),” dan mereka berpaling dengan (perasaan) gembira." ― (QS. 9:50)
قُلۡ لَّنۡ یُّصِیۡبَنَاۤ اِلَّا مَا کَتَبَ اللّٰہُ لَنَا ۚ ہُوَ مَوۡلٰىنَا ۚ وَ عَلَی اللّٰہِ فَلۡیَتَوَکَّلِ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ
"Katakanlah (wahai Muhammad), “Tiakan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman.”" ― (QS. 9:51)
اِنۡ تَمۡسَسۡکُمۡ حَسَنَۃٌ تَسُؤۡہُمۡ ۫ وَ اِنۡ تُصِبۡکُمۡ سَیِّئَۃٌ یَّفۡرَحُوۡا بِہَا ؕ وَ اِنۡ تَصۡبِرُوۡا وَ تَتَّقُوۡا لَا یَضُرُّکُمۡ کَیۡدُہُمۡ شَیۡـًٔا ؕ اِنَّ اللّٰہَ بِمَا یَعۡمَلُوۡنَ مُحِیۡطٌ
"Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, tipu daya mereka takkan menyusahkanmu sedikitpun. Sungguh, Allah Maha Meliputi segala apa yang mereka kerjakan." ― (QS. 3:120)
Allah tak menyukai mereka menaati-Nya karena kekotoran qalbu mereka dan niat yang tak suci; karena itu, Dia menahan mereka dan menghalangi mereka menaati-Nya. Dia tak menyukai mereka berdekat-dekatan dengan-Nya dan berada sekitar-Nya karena mereka mencintai musuh-musuh-Nya; karenanya, Dia menjauhi dan mencampakkan mereka. Mereka berpaling dari wahyu-Nya sehingga Dia berpaling juga dari mereka dan menetapkan kesengsaraan bagi mereka. Dia menghakimi mereka dengan keadilan seadil-adilnya dan mereka tak punya harapan keberhasilan kecuali mereka menunjukkan penyesalan,
وَ لَوۡ اَرَادُوا الۡخُرُوۡجَ لَاَعَدُّوۡا لَہٗ عُدَّۃً وَّ لٰکِنۡ کَرِہَ اللّٰہُ انۡۢبِعَاثَہُمۡ فَثَبَّطَہُمۡ وَ قِیۡلَ اقۡعُدُوۡا مَعَ الۡقٰعِدِیۡنَ
"Dan jika mereka mau berangkat, niscaya mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tak menyukai keberangkatan mereka, maka Dia melemahkan keinginan mereka, dan dikatakan (kepada mereka), 'Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.'” ― (QS. 9:46)
Kemudian Allah menyebutkan hikmah di balik tindakan-Nya yang telah disebutkan sebelumnya, Dialah Yang Maha Bijaksana,
لَوۡ خَرَجُوۡا فِیۡکُمۡ مَّا زَادُوۡکُمۡ اِلَّا خَبَالًا وَّ لَا۠اَوۡضَعُوۡا خِلٰلَکُمۡ یَبۡغُوۡنَکُمُ الۡفِتۡنَۃَ ۚ وَ فِیۡکُمۡ سَمّٰعُوۡنَ لَہُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ عَلِیۡمٌۢ بِالظّٰلِمِیۡنَ
"Jika (mereka berangkat bersamamu), niscaya mereka takkan menambah (kekuatan)mu, malah hanya akan membuat kekacauan, dan mereka tentu bergegas maju ke depan di celah-celah barisanmu untuk mengadakan kekacauan (di barisanmu); sedang di antara kamu ada orang-orang yang sangat suka mendengarkan (perkataan) mereka. Allah mengetahui orang-orang yang zhalim." ― (QS. 9:47)
Allah menyebutkan salah-satu contoh tentang bagaimana ada orang yang mendengarkan orang-orang munafik,
فَمَا لَکُمۡ فِی الۡمُنٰفِقِیۡنَ فِئَتَیۡنِ وَ اللّٰہُ اَرۡکَسَہُمۡ بِمَا کَسَبُوۡا ؕ اَتُرِیۡدُوۡنَ اَنۡ تَہۡدُوۡا مَنۡ اَضَلَّ اللّٰہُ ؕ وَ مَنۡ یُّضۡلِلِ اللّٰہُ فَلَنۡ تَجِدَ لَہٗ سَبِیۡلً
"Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah mengembalikan mereka (kepada kekafiran), disebabkan usaha mereka sendiri? Bermaksudkah kamu memberi petunjuk kepada orang yang telah dibiarkan sesat oleh Allah? Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, kamu takkan mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) baginya." ― (QS. 4:88)
Ayat-ayat Ilahi sangat membebani mereka, sehingga mereka merasa muak, dan karena tak dapat membawanya, mereka meninggalkannya. Mereka tak dapat memelihara dengan baik Sunnah sehingga mereka mengabaikannya. Mereka merasa bahwa Kitabullah dan Sunnah bertentangan dengan hasrat mereka, sehingga mereka membuat sendiri aturan-hukum dan prinsip-prinsip, yang dengannya, mereka dapat menolak atau melemahkannya. Allah telah mengungkap rahasia mereka dan mengemukakan perumpamaan untuk mereka. Ketahuilah bahwa setiap generasi yang menggantikan mereka, seperti mereka dan karenanya Dia memberi gambaran tentang mereka kepada para wali-Nya agar dapat menyadarinya. Dia berfirman,
ذٰلِکَ بِاَنَّہُمۡ کَرِہُوۡا مَاۤ اَنۡزَلَ اللّٰہُ فَاَحۡبَطَ اَعۡمَالَہُمۡ
"Yang demikian itu karena mereka membenci apa (Al-Qur'an) yang diturunkan Allah, maka Allah menghapus segala amal mereka." ― (QS. 47:9)
Ini berlaku bagi semua orang yang merasa bahwa teks wahyu Ilahi itu memberatkan, dan melihatnya berada diantara diri mereka dan bid'ah serta keinginannya; tampak baginya bahwa ia telah menemukan struktur solid yang tak dapat dipatahkan, maka ia menukarnya dengan retorika bathil, menukar realitas dengan ilusi. Hal ini akan mengarah pada kerusakan lahir dan bathin,
ذٰلِکَ بِاَنَّہُمۡ قَالُوۡا لِلَّذِیۡنَ کَرِہُوۡا مَا نَزَّلَ اللّٰہُ سَنُطِیۡعُکُمۡ فِیۡ بَعۡضِ الۡاَمۡرِ ۚۖ وَ اللّٰہُ یَعۡلَمُ اِسۡرَارَہُمۡ
"Yang demikian itu, karena sesungguhnya mereka telah mengatakan kepada orang-orang (Yahudi) yang tak senang kepada apa yang diturunkan Allah, 'Kami akan mematuhimu dalam beberapa urusan,' tetapi Allah mengetahui rahasia mereka." ― (QS. 47:26)
فَکَیۡفَ اِذَا تَوَفَّتۡہُمُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ یَضۡرِبُوۡنَ وُجُوۡہَہُمۡ وَ اَدۡبَارَہُمۡ
"Maka bagaimana (nasib mereka) apa-bila malaikat (maut) mencabut nyawa mereka, memukul wajah dan punggung mereka?" ― (QS. 47:27)
ذٰلِکَ بِاَنَّہُمُ اتَّبَعُوۡا مَاۤ اَسۡخَطَ اللّٰہَ وَ کَرِہُوۡا رِضۡوَانَہٗ فَاَحۡبَطَ اَعۡمَالَہُمۡ
"Yang demikian itu, karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan membenci (apa yang menimbulkan) keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus segala amal mereka." ― (QS. 47:28)
Mereka mengira bahwa jika mereka menyembunyikan kekufuran mereka dan menunjukkan iman mereka, mereka akan memperoleh keuntungan besar, tetapi bagaimana bisa demikian ketika Yang Mahatahu telah mengungkap rahasia mereka?
اَمۡ حَسِبَ الَّذِیۡنَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمۡ مَّرَضٌ اَنۡ لَّنۡ یُّخۡرِجَ اللّٰہُ اَضۡغَانَہُمۡ
"Atau mengirakah orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit bahwa Allah takkan menampakkan kedengkian mereka?" ― (QS. 47:29)
وَ لَوۡ نَشَآءُ لَاَرَیۡنٰکَہُمۡ فَلَعَرَفۡتَہُمۡ بِسِیۡمٰہُمۡ ؕ وَ لَتَعۡرِفَنَّہُمۡ فِیۡ لَحۡنِ الۡقَوۡلِ ؕ وَ اللّٰہُ یَعۡلَمُ اَعۡمَالَکُمۡ
"Dan sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami perlihatkan mereka kepadamu (Muhammad) sehingga engkau benar-benar dapat mengenal mereka dengan tanda-tandanya. Dan engkau benar-benar akan mengenal mereka dari nada bicaranya, dan Allah mengetahui segala amal perbuatan kamu." ― (QS. 47:30)
Bagaimana jadinya mereka ketika mereka dikumpulkan di Hari at-Talaq, dan Allah, Yang Maha Perkasa dan Mahabesar, memanifestasikan diri-Nya dan mengungkap keagungan-Nya? Hari ketika mereka diperintahkan bersujud, namun tak melakukannya,
خَاشِعَۃً اَبۡصَارُہُمۡ تَرۡہَقُہُمۡ ذِلَّۃٌ ؕ وَ قَدۡ کَانُوۡا یُدۡعَوۡنَ اِلَی السُّجُوۡدِ وَ ہُمۡ سٰلِمُوۡنَ
"Pandangan mereka tertunduk ke bawah, diliputi kehinaan. Dan sungguh, dahulu (di dunia) mereka telah diseru untuk bersujud pada waktu mereka sehat (tetapi mereka tak melakukan)." ― (QS. 68:43)
Bagaimana jadinya ketika mereka berkumpul bersama untuk melintasi Jembatan yang melintas di atas Jahannam? Sebuah jembatan yang lebih halus dari bilah rambut dan lebih tajam dari pada ujung pedang, mudah lepas, tertanam dalam kegelapan dan tiada yang bisa melintasinya kecuali yang dipandu oleh cahaya yang menunjukkan pada mereka dimana harus meletakkan kaki. Cahaya akan dibagikan di antara manusia, intensitas cahaya yang dimiliki masing-masing orang mengatur kecepatan dimana ia akan melintasi jembatan itu. Mereka diberi cahaya dangkal yang dengannya mereka menemani umat Islam, sama seperti mereka biasa menemani umat Islam dalam kehidupan ini: shalat secara lahiriah, berzakat-harta, berhaji, dan berpuasa. Ketika mereka mencapai tengah jembatan, cahaya mereka dihembuskan oleh angin kemunafikan yang deras dan mereka berhenti dengan sangat kebingungan, tak tahu bagaimana melanjutkan. Sebuah dinding yang berpintu ditempatkan di antara mereka dan orang-orang beriman, sisi orang-orang beriman, berisi rahmat, sedangkan sisi dimana mereka menemukan diri mereka, berisi adzab. Mereka berseru kepada orang-orang beriman, yang di kejauhan berkilau laksana bintang, sehingga dapat menyeberangi jembatan itu dengan aman.
یَوۡمَ یَقُوۡلُ الۡمُنٰفِقُوۡنَ وَ الۡمُنٰفِقٰتُ لِلَّذِیۡنَ اٰمَنُوا انۡظُرُوۡنَا نَقۡتَبِسۡ مِنۡ نُّوۡرِکُمۡ ۚ قِیۡلَ ارۡجِعُوۡا وَرَآءَکُمۡ فَالۡتَمِسُوۡا نُوۡرًا ؕ فَضُرِبَ بَیۡنَہُمۡ بِسُوۡرٍ لَّہٗ بَابٌ ؕ بَاطِنُہٗ فِیۡہِ الرَّحۡمَۃُ وَ ظَاہِرُہٗ مِنۡ قِبَلِہِ الۡعَذَابُ
"Pada hari orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, “Tunggulah kami! Kami ingin mengambil cahayamu.” (Kepada mereka) dikatakan, ”Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu).” Lalu di antara mereka dipasang dinding (pemisah) yang berpintu. Di sebelah dalam ada rahmat dan di luarnya hanya ada adzab." ― (QS. 57:13)
Mereka harus kembali ke tempat dimana cahaya pertama kali dibagikan. Takkan ada yang berhenti membantu mereka dalam situasi seperti ini! Takkan ada yang membantu orang lain di jalan itu, dan seorang teman dekat takkan menoleh membantu temannya. Mereka akan mengingatkan orang-orang beriman bahwa mereka menemaninya dalam kehidupan ini, sama seperti seorang musafir mengingatkan penduduk suatu kota bahwa ia menemaninya dalam perjalanan,
یُنَادُوۡنَہُمۡ اَلَمۡ نَکُنۡ مَّعَکُمۡ ؕ قَالُوۡا بَلٰی وَ لٰکِنَّکُمۡ فَتَنۡتُمۡ اَنۡفُسَکُمۡ وَ تَرَبَّصۡتُمۡ وَ ارۡتَبۡتُمۡ وَ غَرَّتۡکُمُ الۡاَمَانِیُّ حَتّٰی جَآءَ اَمۡرُ اللّٰہِ وَ غَرَّکُمۡ بِاللّٰہِ الۡغَرُوۡرُ
"Orang-orang munafik memanggil orang-orang mukmin, 'Bukankah kami dahulu bersama kamu?' Mereka menjawab, 'Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri, dan hanya menunggu, meragukan (janji Allah) dan ditipu oleh angan-angan kosong sampai datang ketetapan Allah; dan penipu (setan) datang memperdaya kamu tentang Allah.'" ― (QS. 57:14)
فَالۡیَوۡمَ لَا یُؤۡخَذُ مِنۡکُمۡ فِدۡیَۃٌ وَّ لَا مِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ مَاۡوٰىکُمُ النَّارُ ؕ ہِیَ مَوۡلٰىکُمۡ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمَصِیۡرُ
"Maka pada hari ini takkan diterima tebusan darimu maupun dari orang-orang kafir. Tempat kamu di neraka. Itulah tempat berlindungmu, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali." ― (QS. 57:15)
Orang-orang munafik berkata, "Kami berpuasa bersamamu, shalat bersamamu, tilawah Alquran bersamamu, dan berhaji bersamamu; mengapa kami dipisahkan darimu!" Mereka akan menjawab, "Tubuhmu ada bersama kami, namun qalbumu bersama setiap penyimpangan dan kezhaliman."

Gambaran tentang orang-orang ini sangat banyak. Dapat dikatakan bahwa hampir seluruh Al-Qur'an, berisi tentang mereka, karena sangat banyaknya mereka di muka dan di dalam perut bumi ini, yaitu kuburan mereka. Tiada satupun tempat di bumi kecuali mereka dapat ditemukan di dalamnya. Hudzaifah pernah mendengar seseorang berkata, "Ya Allah, hancurkanlah orang-orang munafik!" Ia berkata, "Wahai anak saudaraku, jika Dia menghancurkan orang-orang munafik, engkau akan menemukan dirimu berjalan menyusuri jalan sendirian, karena hampir tiada orang yang akan tetap hidup!"

Wallahi, qalbu para Salaf, hidup dalam ketakutan akan kemunafikan karena mereka tahu wujud besar dan kecilnya, mereka tahu secara umum dan detailnya, dan mereka sedikit memikirkan diri mereka sendiri sampai-sampai mereka takut menjadi salah seorang munafik. 'Umar bin al-Khattab berkata kepada Hudzaifah,' Aku bertanya kepadamu, demi Allah, apakah Rasulullah (ﷺ) menganggapku sebagai salah satu dari mereka?' Ia menjawab, 'Tidak, dan aku takkan menjawab pertanyaan ini untuk yang lain setelahmu.' Ibnu Abi Mulaikah berkata, 'Aku bertemu tiga puluh Sahabat Nabi (ﷺ), dan menyadari bahwa mereka semua takut akan kemunafikan bagi dirinya sendiri, dan tak seorang pun dari mereka mengatakan bahwa imannya seperti iman Jibril dan Mikail, ' (HR al-Bukhari).
Ia juga meriwayatkan bahwa al-Hasan al-Basri berkata, "Tak ada yang merasa aman dari kemunafikan kecuali orang munafik, dan tak ada yang takut padanya kecuali orang beriman." Ketika ditanya apa maksudnya, ia menjawab, 'Bahwa tubuh terlihat patuh tetapi hati tidak.' Salah seorang Sahabat berdoa seperti ini, "Ya Allah, aku berlindung denganmu dari sikap patuh yang munafik." Ketika ditanya apa maksudnya, ia jawab, "Secara lahiriah terlihat patuh tetapi qalbu tidak."
Wallahi, qalbu para Salaf dipenuhi dengan keyakinan dan kepastian, namun ketakutan mereka akan kemunafikan, sungguh luar biasa. Ada banyak orang yang bahkan tak dapat dibandingkan dengan iman para Salaf, namun orang-orang itu menyatakan bahwa iman mereka sama seperti iman Jibril dan Mikail!

Tetumbuhan kemunafikan tumbuh dari dua batang: dusta dan pamer. Ia tumbuh dari dua sumber: lemahnya wawasan spiritual dan lemahnya ketetapan hati. Ketika keempat faktor ini ada, tanaman kemunafikan tumbuh subur dan kuat. Namun, ia tumbuh di tepian ngarai yang mudah runtuh, yang dibawahnya ada aliran sungai, maka ketika mereka melihat banjir kenyataan pada Hari ketika semua rahasia diungkapkan, dan kuburan dikosongkan, dan isi hati tersingkap, orang yang modalnya kemunafikan akan menemukan bahwa semua yang ia dapatkan hanyalah fatamorgana,

وَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡۤا اَعۡمَالُہُمۡ کَسَرَابٍۭ بِقِیۡعَۃٍ یَّحۡسَبُہُ الظَّمۡاٰنُ مَآءً ؕ حَتّٰۤی اِذَا جَآءَہٗ لَمۡ یَجِدۡہُ شَیۡئًا وَّ وَجَدَ اللّٰہَ عِنۡدَہٗ فَوَفّٰىہُ حِسَابَہٗ ؕ وَ اللّٰہُ سَرِیۡعُ الۡحِسَابِ
"Dan orang-orang yang kafir, amal perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi apabila (air) itu didatangi tiada apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah baginya. Lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan (amal-amal) dengan sempurna dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya." ― (QS. 24:39)
Hati mereka lalai dalam mengerjakan kebaikan, tetapi tubuh mereka secara lahiriah melakukannya, dan perbuatan buruk sering mereka lakukan. Ketika mereka mendengar kebenaran, hati mereka sangat sulit menerimanya, tetapi ketika mereka menyaksikan kebathilan dan mendengar pandangan yang keliru, hati mereka secara terbuka menerimanya dan mereka mau mendengarkan.

Wallahi, inilah tanda kemunafikan, maka berwaspadalah terhadapnya! Waspadalah terhadapnya sebelum penghakiman menimpamu: ketika mereka diamanahkan sesuatu, mereka hancurkan kepercayaannya, ketika mereka berjanji, mereka mendustakannya, ketika mereka berbicara, mereka zhalim, ketika mereka diseru agar taat, mereka goyah, ketika mereka diajak pada apa yang telah Allah wahyukan dan kepada Utusan-Nya, mereka berpaling (ﷺ), tetapi ketika ada sesuatu yang sesuai dengan hasrat dan syahwat mereka, mereka bergegas ke sana. Biarkan saja mereka pada kesengsaraan yang telah mereka pilih sendiri, jangan bergantung pada akad mereka dan jangan percaya pada janji-janji mereka, karena mereka pembohong,

وَ مِنۡہُمۡ مَّنۡ عٰہَدَ اللّٰہَ لَئِنۡ اٰتٰىنَا مِنۡ فَضۡلِہٖ لَنَصَّدَّقَنَّ وَ لَنَکُوۡنَنَّ مِنَ الصّٰلِحِیۡنَ
"Dan di antara mereka ada orang yang telah berjanji kepada Allah, 'Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian dari karunia-Nya kepada kami, niscaya kami akan bersedekah dan niscaya kami termasuk orang-orang yang shalih.'" ― (QS. 9:75)
فَلَمَّاۤ اٰتٰہُمۡ مِّنۡ فَضۡلِہٖ بَخِلُوۡا بِہٖ وَ تَوَلَّوۡا وَّ ہُمۡ مُّعۡرِضُوۡنَ
"Ketika Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan berpaling, dan selalu menentang (kebenaran)." ― (QS. 9:76)
فَاَعۡقَبَہُمۡ نِفَاقًا فِیۡ قُلُوۡبِہِمۡ اِلٰی یَوۡمِ یَلۡقَوۡنَہٗ بِمَاۤ اَخۡلَفُوا اللّٰہَ مَا وَعَدُوۡہُ وَ بِمَا کَانُوۡا یَکۡذِبُوۡنَ
"Maka Allah menanamkan kemunafikan dalam hati mereka sampai pada waktu mereka menemui-Nya, karena mereka telah mengingkari janji yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta." ― (QS. 9:77)
Semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan pada Baginda Nabi (ﷺ), Keluarga beliau dan para Sahabat. Wallahu a'lam."
[Bagian 5]