Para unggas berkumpul kembali dalam lingkaran ilmu. Murai berkata, "Segala puji hanyalah milik Allah. Kami memohon pertolongan-Nya, dan mohon ampunan-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan perbuatan kami. Barangsiapa yang diberi petunjuk Allah, maka tiada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang dibiarkan sesat oleh Allah, maka tiada siapapun yang dapat memberinya petunjuk.
Wahai saudara-saudariku, kita telah melihat bagaimana Ibnu Ubayy mempertontonkan di atas panggung, berjabatan-tangan seraya saling melekatkan pipi dengan Bani Qainuqa dan Bani Nadir. Sekarang, tentu saja, kita takkan mau melakukannya, karena kita tahu bahwa Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan pemimpinmu orang-orang yang membuat agamamu jadi bahan ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu dan orang-orang kafir (orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman." - (QS.5:57)
Allah juga berfirman,
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَتَّخِذُوۡۤا اٰبَآءَکُمۡ وَ اِخۡوَانَکُمۡ اَوۡلِیَآءَ اِنِ اسۡتَحَبُّوا الۡکُفۡرَ عَلَی الۡاِیۡمَانِ ؕ وَ مَنۡ یَّتَوَلَّہُمۡ مِّنۡکُمۡ فَاُولٰٓئِکَ ہُمُ الظّٰلِمُوۡنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu jadikan bapak-bapakmu dan saudara-saudaramu sebagai pelindung, jika mereka lebih menyukai kekafiran daripada keimanan. Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka pelindung, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim." - (QS.9:23)
Sebelum Bunglon melanjutkan, aku ingin menyampaikan kepada kalian bahwa didalam Al Qur'an, Allah telah mewahyukan akal-bulus orang-orang munafik, Dia, Subhanahu wa Ta'ala, telah mewahyukan keyakinan, kualitas mereka, dan menjelaskan tujuan mereka, sehingga orang-orang beriman sadar. Di awal Surah Al-Baqarah, Allah membagi umat manusia menjadi tiga kelompok, yakni orang beriman; orang kafir; dan orang munafik. Allah menyebutkan empat ayat tentang orang-orang beriman, dua ayat tentang orang-orang kafir, dan tiga belas ayat tentang orang-orang munafik, karena banyaknya kerusakan besar dan kesengsaraan yang mereka bawa terhadap Islam dan kaum Muslimin. Kerugian yang mereka timbulkan terhadap Islam, sangat parah, karena mereka mengaku sebagai Muslim, mereka menyatakan akan membantu dan menolong Islam, namun dalam kenyataannya, merekalah musuh-musuh Islam yang berusaha menghancurkannya dari dalam, secara diam-diam menyebarkan kerusakan dan kejahilan mereka sedemikian rupa sehingga orang yang tak waspada, mengira bahwa apa yang mereka kerjakan itu, adalah ilmu dan perbuatan yang benar.
Demi Allah! Betapa banyak benteng Islam yang telah mereka runtuhkan; betapa banyak benteng yang telah mereka ganti; betapa banyak rambu Islam yang telah mereka cabut; betapa banyak bendera yang telah dikibarkan, mereka turunkan; dan betapa banyak benih keraguan yang mereka taburkan untuk mencabut Dien Allah!
Wahai saudara-saudariku, Islam dan Muslim selalu menghadapi cobaan dan kesengsaraan dari orang-orang munafik, gelombang demi gelombang keraguan telah mereka lakukan, mengira bahwa tindakan mereka itu, benar. Allah berfirman,
اَلَاۤ اِنَّہُمۡ ہُمُ الۡمُفۡسِدُوۡنَ وَ لٰکِنۡ لَّا یَشۡعُرُوۡنَ
"Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, namun mereka tak menyadari." - (QS.2:12)
As-Sa'di berkata, 'Allah-lah yang menjalankan tugas membantu Dien-Nya, menyempurnakan kebenaran yang Dia wahyukan kepada Utusan-Nya (ﷺ), dan memanifestasikan cahayanya ke seluruh penjuru bumi, meskipun orang-orang kafir membencinya. Meskipun mereka berusaha sekuat tenaga memadamkan cahaya-Nya, kekalahan dan kegagalan adalah takdir mereka. Mereka bagaikan orang yang meniupkan udara dengan mulutnya ke arah matahari dengan harapan bahwa ia dapat memadamkan apinya: ia takkan pernah bisa melakukannya, melainkan ia hanya merusak intelektualitasnya sendiri dengan kekurangan dan kecurangan. ' Allah berfirman,
یُرِیۡدُوۡنَ لِیُطۡفِـُٔوۡا نُوۡرَ اللّٰہِ بِاَفۡوَاہِہِمۡ وَ اللّٰہُ مُتِمُّ نُوۡرِہٖ وَ لَوۡ کَرِہَ الۡکٰفِرُوۡنَ
"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya." - (QS.61:8)
Karakteristik iman tak ditemukan dalam qalbu mereka dan karenanya, mereka tak mengenalnya; mereka lupa akan pilar-pilarnya, dan karenanya tak memeliharanya; dipadamkanlah cahaya bintang-bintang cemerlang dalam qalbu mereka dan mereka tak berusaha menyalakannya kembali, dan kegelapan pikiran dan keyakinan mereka telah memudarkan matahari iman sehingga mereka tak lagi melihatnya. Mereka tak menerima petunjuk Allah, yang dengannya Dia mengutus para utusan-Nya, mereka tak mementingkan itu, dan mereka tak melihat ada yang salah dalam meninggalkannya karena pendapat dan kepercayaan mereka sendiri. Mereka telah memelintir naskah-naskah wahyu Ilahi tentang status mereka yang sebenarnya, mereka telah memisahkannya dari kepentingan dan kepastiannya, dan mereka telah merendamnya dalam ketidakjelasan penafsiran yang keliru. Dalih demi dalih mereka luncurkan terhadap naskah-naskah ini, dan seolah-olah mereka menghadapinya dan itu sama seperti seorang tuan-rumah yang menghindari tamu yang buruk, dan bila menerimanya tanpa keramahtamahan dan ketulusan, memaksa dirinya menjadi tuan rumah bagi mereka, namun tetap menjaga jarak. Mereka berkata terhadap naskah-naskah ini, "Engkau takkan bisa melewati kami,' dan jika mereka tak menemukan pilihan selain menerimanya, mereka melakukannya dengan mengemukakan berbagai tipu-daya dan meramu berbagai prinsip. Ketika naskah-naskah ini menemukan jalan melewati pintu mereka, mereka berkata, "Apa yang harus kita lakukan dengan makna harafiahnya, tak memberi kita kepastian apapun! 'dan masyarakat umum di antara mereka berkata, 'Cukup bagi kita, apa yang kita dengar dari orang-orang yang modern, karena mereka lebih berilmu daripada para Salaf, dan lebih kukuh dan lebih mendapat petunjuk dalam hal bukti dan alasan!' Dalam pandangan mereka, jalan Salaf adalah jalan kesederhanaan dan keselamatan qalbu karena mereka tak menyibukkan diri dalam meneliti dan menguraikan prinsip-prinsip retorika; sebaliknya, mereka hanya mengabdikan diri untuk melakukan kewajiban dan meninggalkan yang diharamkan. Oleh karena itu, mereka menganggap bahwa cara orang-orang yang sekaranglah yang lebih mengakar dalam hal ilmu dan lebih bijaksana, sedangkan jalan Salaf lebih cenderung dalam keterbelakangan walau lebih aman. Allah berfirman,
اُنۡظُرۡ کَیۡفَ یَفۡتَرُوۡنَ عَلَی اللّٰہِ الۡکَذِبَ ؕ وَ کَفٰی بِہٖۤ اِثۡمًا مُّبِیۡنًا
"Perhatikanlah, betapa mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah! Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka)." - (QS.4:50)
Mereka memperlakukan Kitab Suci dan Sunnah bagaikan Khalifah diperlakukan pada masa-masa ini: ketika namanya ditulis di atas koin dan namanya disebut berulang-ulang dalam khutbah Jumat, ia tak memiliki wewenang nyata dan orang lainlah yang memerintah, keputusannya tak didengar atau tak dipatuhi. Mereka mengenakan jubah orang-orang beriman, yang menutupi qalbu mereka tentang kesesatan, penipuan dan kekufuran. Lidah mereka, lidah orang Muslim, namun qalbu mereka, qalbu orang-orang yang memerangi umat Islam. Allah berfirman,
وَ مِنَ النَّاسِ مَنۡ یَّقُوۡلُ اٰمَنَّا بِاللّٰہِ وَ بِالۡیَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَ مَا ہُمۡ بِمُؤۡمِنِیۡنَ ۘ
"Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan Hari Akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman." - (QS.2:8)
Ayat ini kemudian menggambarkan sifat pertama orang-orang munafik, dusta. Mereka berkata dengan lidah mereka apa yang tak ada dalam qalbu mereka. Kualitas ini sangat mengakar dalam diri mereka sehingga bahkan ketika mereka mengucapkan kata-kata yang benar, Allah masih menyebut mereka pembohong karena apa yang mereka ucapkan tak sesuai dengan apa yang mereka yakini.
Modal mereka adalah tipu-daya dan akal-bulus, barang dagangan mereka adalah kebohongan dan pengkhianatan, dan kecerdasan mereka hanya digunakan untuk dunia ini: orang-orang yang beriman dan yang tak beriman hidup berdampingan dengan mereka dan mereka aman di antara keduanya. Allah berfirman,
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
"Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari." - (QS.2:9)
Ayat ini menggambarkan sifat kedua orang-orang munafik: ketidaktahuan mereka tentang Allah karena mereka berusaha menipu Dia Yang tak bisa dibohongi, Dia Yang tahu apa yang mereka tampakkan dan apa yang mereka sembunyikan! Ayat ini juga menunjukkan sifat menipu mereka, sifat ketiga mereka, serta mereka mengejek Dien Allah dan memandangmya rendah. As-Sa'di berkata, "Penipuan menunjukkan orang atau sesuatu yang terperdaya, dan menyembunyikan realita untuk mencapai tujuan seseorang. Orang-orang munafik berusaha mengakali Allah dan orang-orang beriman dengan cara ini, namun tipu daya mereka, kembali kepada diri mereka sendiri. Inilah sesuatu yang luar biasa, karena biasanya, penipu akan berhasil dan melihat hasil dari tujuannya, atau paling tidak, aman. Orang-orang munafik ini melakukan apa yang mereka ingin lakukan, dan merencanakan rencana mereka, namun semua yang berhasil mereka lakukan hanyalah mengunci kehancuran mereka sendiri.”
Penyakit syubhat dan syahwat telah membakar-hangus qalbu mereka dan menghancurkannya, dan tujuan jahat telah merasuki daya-bathin dan niat mereka, serta merusak mereka. Begitu parahnya kerusakan mereka, sehingga mereka terhempas dalam kebinasaan, dan para tabib agama tak dapat menyembuhkan mereka,
فِیۡ قُلُوۡبِہِمۡ مَّرَضٌ ۙ فَزَادَہُمُ اللّٰہُ مَرَضًا ۚ وَ لَہُمۡ عَذَابٌ اَلِیۡمٌۢ ۬ۙ بِمَا کَانُوۡا یَکۡذِبُوۡنَ
"Dalam qalbu mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat adzab yang pedih, karena mereka berdusta." - (QS.2:10)
Ayat ini menggambarkan sifat keempat mereka: mereka dilanda penyakit syubhat dan syahwat. As-Sa'di berkata, “Penyakit di sini adalah penyakit syubhat dan syahwat. Qalbu ditutupi oleh dua penyakit yang mengeluarkannya dari keadaan normal dan seimbang, dirasuki penyakit syubhat (pemikiran dan pemahaman yang menyimpang serta keragu-raguan) dan penyakit syahwat (keinginan yang terlarang). Keyakinan, kemunafikan, keraguan, dan bid'ah, semuanya muncul dari penyakit syubhat. Perbuatan cabul, suka akan perbuatan buruk dan dosa, semuanya timbul dari penyakit syahwat. Ayat ini juga menunjukkan bahwa sebagai akibat dari dosa-dosa seseorang, Allah menadzabnya dengan menimpakan dengan lebih banyak dosa.
Siapapun yang menjadi mangsa cakar syubhat mereka, imannya akan hancur berkeping-keping; siapapun yang membiarkan qalbunya terbuka oleh fitnah keji mereka, akan menemukan dirinya dalam tungku pembakaran; dan siapapun yang mendengarkan tipu-daya mereka, akan menemukannya berada di antara dirinya dan keyakinan yang kukuh. Sesungguhnya, kerusakan yang mereka sebabkan di bumi, sangat besar, tetapi kebanyakan orang tak menyadari,
وَ اِذَا قِیۡلَ لَہُمۡ لَا تُفۡسِدُوۡا فِی الۡاَرۡضِ ۙ قَالُوۡۤا اِنَّمَا نَحۡنُ مُصۡلِحُوۡنَ
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Janganlah berbuat kerusakan di bumi!' Mereka menjawab, 'Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.'" - (QS.2:11)
اَلَاۤ اِنَّہُمۡ ہُمُ الۡمُفۡسِدُوۡنَ وَ لٰکِنۡ لَّا یَشۡعُرُوۡنَ
"Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tak menyadari." - (QS.2:12)
Ayat ini menggambarkan sifat kelima mereka, menyebarkan kerusakan ke seluruh negeri, akibat langsung dari rusaknya qalbu mereka. As-Sa'di berkata, "Ketika orang-orang munafik ini dicegah menyebarkan kerusakan di bumi, yang ditunjukkan dengan menggalakkan kekufuran dan dosa, mengungkapkan rencana dan rahasia umat Islam kepada musuh-musuhnya, dan berteman dengan orang-orang kafir, mereka berkata, 'Kami hanya melakukan perbaikan.' Mereka menggabungkan penyebaran kerusakan di bumi dengan alasan bahwa mereka hanya memperbaikinya, seraya mengubah kenyataan dan meyakinkan kebohongan mereka sebagai kebenaran. Kejahatan orang-orang ini lebih besar daripada kejahatan orang yang baru saja berbuat dosa, yang percaya bahwa perbuatannya itu memang berdosa, karena ada lebih banyak harapan bahwa orang tersebut akan sadar dan bertaubat. Sekarang, sebagaimana mereka berkata ‘Kami hanya melakukan perbaikan,' menjadi batasan amal-shalih mereka, karenanya mereka menganggap amal-shalih orang-orang beriman itu, tidaklah benar atau keliru; maka Allah membantah mereka dengan berfirman, ‘Tidak! Kalianlah yang merusak karena tak ada kerusakan yang lebih besar daripada pengingkaran terhadap ayat-ayat dan tanda-tanda Allah, menghalagi orang-orang dari Jalan-Nya, berusaha menipu Allah dan wali-Nya, serta berteman dengan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya (ﷺ).'
Ketika salah seorang dari mereka mengikuti Kitabullah dan Sunnah, ia melakukannya hanya untuk dilihat saja, ia bagai keledai yang membawa buku: ia tak paham apa yang dibawanya. Wahyu di mata mereka, hanyalah barang dagangan yang tak menguntungkan dan karenanya, tak berharga. Orang-orang yang benar-benar mengikuti wahyu itu, orang bodoh di mata mereka,
وَ اِذَا قِیۡلَ لَہُمۡ اٰمِنُوۡا کَمَاۤ اٰمَنَ النَّاسُ قَالُوۡۤا اَنُؤۡمِنُ کَمَاۤ اٰمَنَ السُّفَہَآءُ ؕ اَلَاۤ اِنَّہُمۡ ہُمُ السُّفَہَآءُ وَ لٰکِنۡ لَّا یَعۡلَمُوۡنَ
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!' Mereka menjawab, 'Akankah kami beriman seperti orang-orang yang kurang-akal itu beriman?' Ingat, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tak tahu.'" ― (QS. 2:13)
Ayat ini menggambarkan sifat keenam mereka: meremehkan agama dan yang mengikutinya, serta kebodohan mereka. As-Sa'di berkata, "Allah menyampaikan kepada kita bahwa merekalah orang-orang bodoh sejati, karena kebodohan didefinisikan sebagai seseorang yang tak mengetahui apa yang baik untuk dirinya sendiri dan mengejar apa yang akan membahayakan dirinya. Sifat-sifat ini berlaku bagi mereka. Kecerdasan dan wawasan hanyalah jalan agar seseorang mengetahui apa yang baik baginya dan menggapainya, dan mencegah apa yang akan membahayakan dirinya. Kualitas-kualitas ini berlaku bagi para Sahabat dan orang-orang beriman. Pertimbangan ini berlaku hanya jika sesuai dengan kenyataan dan bukan hanya pada ucapan dan omong-kosong belaka.”
Setiap orang dari mereka, punya dua wajah: wajah yang dengannya ia bertemu dengan Muslim dan wajah yang dengannya ia bertemu dengan rekan-rekannya yang sesat. Masing-masing dari mereka memiliki dua lidah: lidah kepalsuan yang dengannya ia bertemu dengan orang-orang Muslim dan lidah yang sebenarnya, yang mengekspresikan keyakinan mereka yang sebenarnya,
وَ اِذَا لَقُوا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا قَالُوۡۤا اٰمَنَّا ۚۖ وَ اِذَا خَلَوۡا اِلٰی شَیٰطِیۡنِہِمۡ ۙ قَالُوۡۤا اِنَّا مَعَکُمۡ ۙ اِنَّمَا نَحۡنُ مُسۡتَہۡزِءُوۡنَ
"Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, 'Kami telah beriman.' Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, 'Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.'" ― (QS. 2:14)
Inilah contoh kebohongan keji mereka, mengatakan dengan lidah mereka apa yang tak ada di qalbu mereka, untuk memperoleh keuntungan duniawi. Allah berfirman,
یَّسۡتَخۡفُوۡنَ مِنَ النَّاسِ وَ لَا یَسۡتَخۡفُوۡنَ مِنَ اللّٰہِ وَ ہُوَ مَعَہُمۡ اِذۡ یُبَیِّتُوۡنَ مَا لَا یَرۡضٰی مِنَ الۡقَوۡلِ ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ بِمَا یَعۡمَلُوۡنَ مُحِیۡطًا
"Mereka dapat bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tak dapat bersembunyi dari Allah, karena Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang tak diridhai-Nya. Dan Allah Maha Meliputi terhadap apa yang mereka kerjakan." ― (QS. 4:108)
Mereka telah ingkar dari Kitabullah dan Sunnah, mengolok-olok orang-orang yang mengikutinya dan memandangnya rendah. Mereka menolak tunduk pada wahyu Ilahi, puas dengan ilmu-pengetahuan yang mereka miliki: pengetahuan apa? Peningkatan yang hanya menyebabkan lebih banyak kejahatan dan kesombongan! Engkau akan selalu melihat mereka mengejek orang yang mengikuti wahyu yang jelas, tetapi
اَللّٰہُ یَسۡتَہۡزِئُ بِہِمۡ وَ یَمُدُّہُمۡ فِیۡ طُغۡیَانِہِمۡ یَعۡمَہُوۡنَ
"Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan." ― (QS. 2:15)
Mereka berdagang di lautan kegelapan yang melintasi kapal-kapal keraguan. Ketidakpastian dan kecurigaan mengganggu mereka, saat mereka berlayar melalui gelombang ilusi. Angin kencang mengacaukan kapal mereka dan membawa mereka pada kehancuran,
اُولٰٓئِکَ الَّذِیۡنَ اشۡتَرَوُا الضَّلٰلَۃَ بِالۡہُدٰی ۪ فَمَا رَبِحَتۡ تِّجَارَتُہُمۡ وَ مَا کَانُوۡا مُہۡتَدِیۡنَ
"Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka perdagangan mereka itu tak beruntung dan mereka tak mendapat petunjuk." ― (QS. 2:16)
Mereka menginginkan kesesatan itu ibarat pembeli yang sangat menginginkan komoditas tertentu, sehingga ia akan memberikan sesuatu yang berharga sebagai pembayaran. Inilah perumpamaan yang sangat baik: kesesatan, kejahatan terburuk, telah dibandingkan dengan komoditas; dan petunjuk, hal terbaik, telah dibandingkan dengan harga yang diminta. Jadi mereka membayar harganya dan mendapatkan apa yang mereka inginkan, kesesatan... betapa buruknya perdagangan dan penawaran yang memalukan itu! Jika seseorang memberi dinar untuk mendapatkan kembali dirham, ia merasa bahwa ia telah rugi, jadi bagaimana dengan orang yang memberikan berlian dan memperoleh dirham ?! Dan bagaimana dengan orang yang memilih kesengsaraan dan penderitaan di tempat yang tenteram dan bahagia?! 'Allah Ta'ala memberikan perumpamaan perdagangan seperti itu dengan berfirman,
اِذۡ یَقُوۡلُ الۡمُنٰفِقُوۡنَ وَ الَّذِیۡنَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمۡ مَّرَضٌ غَرَّہٰۤؤُ لَآءِ دِیۡنُہُمۡ ؕ وَ مَنۡ یَّتَوَکَّلۡ عَلَی اللّٰہِ فَاِنَّ اللّٰہَ عَزِیۡزٌ حَکِیۡمٌ
"(Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata, 'Mereka itu (orang mukmin) ditipu agamanya.' (Allah berfirman), 'Barangsiapa bertawakal kepada Allah, ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.'" ― (QS. 8:49)
Api iman mengelilingi mereka dan dalam cahaya itu, mereka memahami petunjuk dan kesesatan, kemudian api itu padam dan dibiarkan menjadi debu panas yang memerah. Dengan api itu, mereka diadzab dan dalam kegelapan itu, mereka berjalan membabi buta,
مَثَلُہُمۡ کَمَثَلِ الَّذِی اسۡتَوۡقَدَ نَارًا ۚ فَلَمَّاۤ اَضَآءَتۡ مَا حَوۡلَہٗ ذَہَبَ اللّٰہُ بِنُوۡرِہِمۡ وَ تَرَکَہُمۡ فِیۡ ظُلُمٰتٍ لَّا یُبۡصِرُوۡنَ
"Perumpamaan mereka laksana orang-orang yang menyalakan api, setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tak dapat melihat." ― (QS. 2:17)
Pendengaran qalbu mereka dibebani oleh beban yang berat dan karenanya, mereka tak dapat mendengar seruan iman; mata pandangan spiritual mereka ditutupi dengan selubung yang membutakan sedemikian rupa sehingga mereka tak dapat melihat realitas Al-Qur'an; dan lidah mereka membisu terhadap kebenaran sedemikian rupa sehingga mereka tak dapat mengatakannya,
صُمٌّۢ بُکۡمٌ عُمۡیٌ فَہُمۡ لَا یَرۡجِعُوۡنَ
"Mereka tuli, bisu dan buta, sehingga mereka tak dapat kembali." ― (QS. 2:18)
Hujan wahyu, yang berisi kehidupan bagi qalbu dan jiwa mereka, mengalir turun ke atas mereka, tetapi yang dapat mereka dengar darinya, hanyalah gemuruh, yang menghantamkan ancaman, janji-janji, dan kewajiban. Mereka menyumbat telinga mereka dengan jari-jari dan mengangkat kain mereka ke atas, berusaha melarikan diri dan dengan putus asa mencari jejak kaki mereka untuk mundur. Namun mereka diseru di depan umum, dan rahasia mereka terlihat jelas bagi semua yang dapat melihat, dan dua perumpamaan dikemukakan untuk mereka, masing-masing perumpamaan mengungkap salah satu dari dua pihak di antara mereka: mereka yang berdebat dan mereka yang taklid buta.
اَوۡ کَصَیِّبٍ مِّنَ السَّمَآءِ فِیۡہِ ظُلُمٰتٌ وَّ رَعۡدٌ وَّ بَرۡقٌ ۚ یَجۡعَلُوۡنَ اَصَابِعَہُمۡ فِیۡۤ اٰذَانِہِمۡ مِّنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الۡمَوۡتِ ؕ وَ اللّٰہُ مُحِیۡطٌۢ بِالۡکٰفِرِیۡنَ
"Atau seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit, yang disertai kegelapan, petir dan kilat. Mereka menyumbat telinga dengan jari-jarinya, (menghindari) suara petir itu karena takut mati. Allah meliputi orang-orang yang kafir." ― (QS. 2:19)
Sisi spiritual mereka sangat lemah untuk menanggung apa yang terkandung oleh hujan itu: halilintar hujjah yang bersinar dan kecerahan maknanya. Telinga mereka tak dapat menerima serangan gemuruh janji, perintah, dan larangan; karena itu, mereka terhenti dalam kebingungan, kemampuan mendengar mereka, tak memberi manfaat, dan penglihatan mereka, tak dapat menuntun mereka,
یَکَادُ الۡبَرۡقُ یَخۡطَفُ اَبۡصَارَہُمۡ ؕ کُلَّمَاۤ اَضَآءَ لَہُمۡ مَّشَوۡا فِیۡہِ ٭ۙ وَ اِذَاۤ اَظۡلَمَ عَلَیۡہِمۡ قَامُوۡا ؕ وَ لَوۡ شَآءَ اللّٰہُ لَذَہَبَ بِسَمۡعِہِمۡ وَ اَبۡصَارِہِمۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ
"Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." ― (QS. 2:20)
Mereka memiliki tanda-tanda khas yang dengannya mereka dapat dikenali, dijelaskan dalam Kitabullah dan Sunnah, dan jelas bagi semua yang diperkaya dengan iman agar dapat melihatnya. Merekalah manusia yang, demi Allah, diberikan kesombongan, dan inilah maqam terburuk yang dapat dijangkau manusia. Merekalah orang-orang yang cenderung malas dan lemah dalam memenuhi perintah Yang Maha Penyayang, dan karenanya, mereka merasa keikhlasan itu sebagai beban,
اِنَّ الۡمُنٰفِقِیۡنَ یُخٰدِعُوۡنَ اللّٰہَ وَ ہُوَ خَادِعُہُمۡ ۚ وَ اِذَا قَامُوۡۤا اِلَی الصَّلٰوۃِ قَامُوۡا کُسَالٰی ۙ یُرَآءُوۡنَ النَّاسَ وَ لَا یَذۡکُرُوۡنَ اللّٰہَ اِلَّا قَلِیۡلً
"Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah Yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri akan shalat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud riya' (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tak mengingat Allah kecuali sedikit sekali." ― (QS. 4:142)
Mereka bagai seekor domba yang tersesat dan menemukan dirinya di antara dua kawanan, ia pergi ke kawanan yang satu dan kemudian pindah ke yang lain, dan tak tinggal bersama mereka. Mereka berdiri di antara dua kelompok orang, seraya mencari yang lebih kuat dan berkedudukan-tinggi,
مُّذَبۡذَبِیۡنَ بَیۡنَ ذٰلِکَ ٭ۖ لَاۤ اِلٰی ہٰۤؤُلَآءِ وَ لَاۤ اِلٰی ہٰۤؤُلَآءِ ؕ وَ مَنۡ یُّضۡلِلِ اللّٰہُ فَلَنۡ تَجِدَ لَہٗ سَبِیۡلً
"Mereka dalam keadaan ragu antara yang demikian (iman atau kafir), tak termasuk kepada golongan ini (orang beriman) dan tak (pula) kepada golongan itu (orang kafir). Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka kamu takkan mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) baginya." ― (QS. 4:143)
Mereka berwaspada mengintip apa yang terjadi pada Ahlus-Sunnah; jika kemenangan datang dengan cara mereka, mereka berkata, "Bukankah kami bersamamu?" mengikat persaudaraan denganmu, dan mereka membawa kedekatan garis keturunan mereka sebagai buktinya. Allah berfirman,
بَشِّرِ الۡمُنٰفِقِیۡنَ بِاَنَّ لَہُمۡ عَذَابًا اَلِیۡمَۨا
"Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih." ― (QS. 4:138)
الَّذِیۡنَ یَتَّخِذُوۡنَ الۡکٰفِرِیۡنَ اَوۡلِیَآءَ مِنۡ دُوۡنِ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ؕ اَیَبۡتَغُوۡنَ عِنۡدَہُمُ الۡعِزَّۃَ فَاِنَّ الۡعِزَّۃَ لِلّٰہِ جَمِیۡعًا
"(yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Mencari kekuatankah mereka di sisi orang kafir itu? Ketahuilah bahwa semua kekuatan itu milik Allah." ― (QS. 4:139)
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَتَّخِذُوا الۡیَہُوۡدَ وَ النَّصٰرٰۤی اَوۡلِیَآءَ ۘؔ بَعۡضُہُمۡ اَوۡلِیَآءُ بَعۡضٍ ؕ وَ مَنۡ یَّتَوَلَّہُمۡ مِّنۡکُمۡ فَاِنَّہٗ مِنۡہُمۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ لَا یَہۡدِی الۡقَوۡمَ الظّٰلِمِیۡنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia(mu) [wali, pelindung atau pemimpin]; mereka satu sama lain saling melindungi. Barangsiapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia [wali, pelindung atau pemimpin], maka sesungguhnya ia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim." ― (QS. 5:51)
فَتَرَی الَّذِیۡنَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمۡ مَّرَضٌ یُّسَارِعُوۡنَ فِیۡہِمۡ یَقُوۡلُوۡنَ نَخۡشٰۤی اَنۡ تُصِیۡبَنَا دَآئِرَۃٌ ؕ فَعَسَی اللّٰہُ اَنۡ یَّاۡتِیَ بِالۡفَتۡحِ اَوۡ اَمۡرٍ مِّنۡ عِنۡدِہٖ فَیُصۡبِحُوۡا عَلٰی مَاۤ اَسَرُّوۡا فِیۡۤ اَنۡفُسِہِمۡ نٰدِمِیۡنَ
"Maka kamu akan melihat orang-orang yang hatinya berpenyakit segera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata, “Kami takut akan mendapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau suatu keputusan dari sisi-Nya, sehingga mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka." ― (QS. 5:52)
Siapapun yang ingin mengenal mereka, persilahkan ia mengambil gambaran tentang mereka dari Rabb semesta alam, dan setelah itu, ia takkan lagi memerlukan bukti,
الَّذِیۡنَ یَتَرَبَّصُوۡنَ بِکُمۡ ۚ فَاِنۡ کَانَ لَکُمۡ فَتۡحٌ مِّنَ اللّٰہِ قَالُوۡۤا اَلَمۡ نَکُنۡ مَّعَکُمۡ ۫ۖ وَ اِنۡ کَانَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ نَصِیۡبٌ ۙ قَالُوۡۤا اَلَمۡ نَسۡتَحۡوِذۡ عَلَیۡکُمۡ وَ نَمۡنَعۡکُمۡ مِّنَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ؕ فَاللّٰہُ یَحۡکُمُ بَیۡنَکُمۡ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ ؕ وَ لَنۡ یَّجۡعَلَ اللّٰہُ لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَلَی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ سَبِیۡلً
"(yaitu) orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu. Apabila kamu mendapat kemenangan dari Allah mereka berkata, “Bukankah kami (turut berperang) bersama kamu?” Dan jika orang kafir mendapat bagian, mereka berkata, “Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang mukmin?” Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu pada hari Kiamat. Allah takkan memberi jalan kepada orang kafir untuk mengalahkan orang-orang beriman." ― (QS. 4:141)
Orang yang mendengarkan mereka, akan terkejut dengan kelancaran dan kelembutan ucapan mereka, ia akan membawa-bawa Allah dalam kesaksian atas apa yang ada di dalam hatinya, yang sebenarnya dusta dan tipu daya, Ia akan menjadikan Allah sebagai saksi atas apa yang ada di dalam qalbunya, dusta dan tipu-daya,
وَ مِنَ النَّاسِ مَنۡ یُّعۡجِبُکَ قَوۡلُہٗ فِی الۡحَیٰوۃِ الدُّنۡیَا وَ یُشۡہِدُ اللّٰہَ عَلٰی مَا فِیۡ قَلۡبِہٖ ۙ وَ ہُوَ اَلَدُّ الۡخِصَامِ
"Dan di antara manusia ada yang pembicaraannya tentang kehidupan dunia mengagumkan engkau (Muhammad), dan ia bersaksi kepada Allah mengenai isi hatinya, padahal ialah penentang yang paling keras." ― (QS. 2:204)
Apa yang mereka perintahkan kepada para pengikut mereka mencakup pengrusakan dan menyebarkan kerusakan di suatu negeri. Apa yang mereka larang bagi para pengikutnya untuk menghasilkan apa yang lebih baik bagi mereka di kehidupan ini dibanding di akhirat. Engkau akan melihat salah seorang dari mereka berada di antara orang-orang beriman berdoa dan mengingat Allah, namun,
وَ اِذَا تَوَلّٰی سَعٰی فِی الۡاَرۡضِ لِیُفۡسِدَ فِیۡہَا وَ یُہۡلِکَ الۡحَرۡثَ وَ النَّسۡلَ ؕ وَ اللّٰہُ لَا یُحِبُّ الۡفَسَادَ
"Dan apabila ia berpaling (darimu), ia berusaha berbuat kerusakan di bumi, serta merusak tanam-tanaman dan ternak, sedang Allah tak menyukai kerusakan." ― (QS. 2:205)
Mereka semua serupa, memerintahkan kejahatan setelah melakukannya dan melarang yang baik setelah meninggalkannya. Mereka kikir dalam membelanjakan hartanya di jalan Allah, dengan cara yang Dia perintahkan dibelanjakan. Berapa kali Allah mengingatkan mereka tentang nikmat yang telah Dia berikan kepada mereka, namun mereka berpaling dan meninggalkan-Nya! Dengarlah, wahai orang-orang beriman, apa yang Dia firmankan tentang mereka,
اَلۡمُنٰفِقُوۡنَ وَ الۡمُنٰفِقٰتُ بَعۡضُہُمۡ مِّنۡۢ بَعۡضٍ ۘ یَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمُنۡکَرِ وَ یَنۡہَوۡنَ عَنِ الۡمَعۡرُوۡفِ وَ یَقۡبِضُوۡنَ اَیۡدِیَہُمۡ ؕ نَسُوا اللّٰہَ فَنَسِیَہُمۡ ؕ اِنَّ الۡمُنٰفِقِیۡنَ ہُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ
"Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh (berbuat) yang mungkar dan mencegah (perbuatan) yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan kepada Allah, maka Allah melupakan mereka (pula). Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik." ― (QS. 9:67)
Jika engkau mengajak mereka untuk menghakimi sesuatu dengan menggunakan wahyu Ilahi yang jelas, engkau akan melihat mereka berpaling dalam keengganan. Jika engkau dapat melihat realitas mereka, engkau akan melihat jurang pemisah yang lebar antara mereka dan kebenaran, dan engkau akan melihat betapa kukuhnya mereka berpaling dari wahyu Ilahi.
وَ اِذَا قِیۡلَ لَہُمۡ تَعَالَوۡا اِلٰی مَاۤ اَنۡزَلَ اللّٰہُ وَ اِلَی الرَّسُوۡلِ رَاَیۡتَ الۡمُنٰفِقِیۡنَ یَصُدُّوۡنَ عَنۡکَ صُدُوۡدًا
"Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (patuh) kepada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul,” (niscaya) engkau (Muhammad) melihat orang munafik menghalangi dengan keras darimu." ― (QS. 4:61)
Bagaimana mereka bisa berhasil dan diberi petunjuk setelah intelek dan agama mereka tertular, sehingga sungguh tak mungkin bahwa mereka akan diselamatkan dari lumpur dosa dan kesesatan. Mereka telah membeli kekufuran dengan mengorbankan iman, dan perdagangan apakah yang ada, yang sebesar ini?! Mereka telah menukar anggur pilihan yang masih tersegel dengan api yang menyala-nyala,
فَکَیۡفَ اِذَاۤ اَصَابَتۡہُمۡ مُّصِیۡبَۃٌۢ بِمَا قَدَّمَتۡ اَیۡدِیۡہِمۡ ثُمَّ جَآءُوۡکَ یَحۡلِفُوۡنَ ٭ۖ بِاللّٰہِ اِنۡ اَرَدۡنَاۤ اِلَّاۤ اِحۡسَانًا وَّ تَوۡفِیۡقًا
"Maka bagaimana halnya apabila (kelak) musibah menimpa mereka (orang munafik) disebabkan perbuatan tangannya sendiri, kemudian mereka datang kepadamu (Muhammad) sambil bersumpah, 'Demi Allah, kami sekali-kali tak menghendaki selain kebaikan dan kedamaian.'" ― (QS. 4:62)
Buruknya subhat dan kecurigaan melekat erat di qalbu mereka, dan mereka tak dapat menemukan cara penyucian darinya,
اُولٰٓئِکَ الَّذِیۡنَ یَعۡلَمُ اللّٰہُ مَا فِیۡ قُلُوۡبِہِمۡ ٭ فَاَعۡرِضۡ عَنۡہُمۡ وَ عِظۡہُمۡ وَ قُلۡ لَّہُمۡ فِیۡۤ اَنۡفُسِہِمۡ قَوۡلًۢا بَلِیۡغًا
"Mereka itulah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya." ― (QS. 4:63)
Binasalah mereka! Seberapa jauhkah mereka dari realitas iman dan seberapa kelirukah pernyataan mereka agar dapat menyadarinya! Mereka, jika dibanding dengan para pengikut Rasulullah (ﷺ), adalah sesuatu yang sama sekali berbeda."