Selasa, 15 Juni 2021

Itu Cuma Gaokan Gagak!

Saatnya istirahat. Ada bincang-kecil di antara para-unggas. Mereka paham bahwa, selama ini, Kakatua dan Gagak, teramat iri pada Raven, paksi besar nan hebat, kesukaan para-unggas, Amir Pelabuhan Kalapa, ibukota Kampung Bayan. Khabarnya, kebencian tersebut, diamini oleh Nuri, sebab ia keki terhadap Raven, yang mengalahkan koleganya, Kecoa, si jungur basin, yang sekarang bersembunyi, di sebuah ladang pertambangan, entah dimana. Lantaran itulah, Nuri berencana memindahkan ibukota, ke Bona Fortuna.

Seekor unggas bertanya kepada yang lain, "Adakah perbedaan antara para-Raven dan para-gagak?" Unggas lain menjawab, "Tahukah engkau bahwa Raven lebih gede, seukuran Elang Ekor-Merah. Para Raven, sering bepergian berpasangan, sementara gagak, terlihat bergerombol. Bulu ekor gagak, pada dasarnya, punya panjang yang sama, jadi ketika sang-unggas merentangkan ekornya, ia membukanya seperti kipas. Namun, Raven berbulu-tengah yang lebih panjang di ekornya, sehingga ekornya tampak berbentuk baji-tajam saat terbuka." Unggas lain menambahkan, "Sementara gagak bergaok dan mendengkur, Raven berkokok dan berteriak sangat keras." Yang lain berkomentar, "Raven berparuh lebih besar dan lebih melengkung dibanding gagak. Meski kedua spesies berbulu di pangkal paruh, Raven terlihat lebih panjang. Bulu tenggorokannya, juga cukup kesat."

"Tapi mengapa Gagak sangat iri pada Raven?" Yang lain menginformasikan, "Raven itu, cerdik dan cerdas. Raven dapat berbicara dan bernyanyi. Ia berkemampuan luas, 100 vokalisasi atau bisa lebih. Dengan bunyinya yang dalam, Raven dapat meniru ucapan dan nyanyian manusia, dan juga bisa meniru suara unggas lain." Yang lain berkomentar, "Raven itu, makhluk yang menyenangkan. Raven mampu berakrobat di angkasa. Ia bersalto ke atas, terbang terbalik dan bahkan berjungkir-balik, lantaran memang, ia sanggup melakukannya." Seekor unggas menyampaikan, "Raven banyak dikisahkan secara simbolis dalam literatur dan legenda, sepanjang sejarah dalam budaya di seluruh muka-bumi. Raven telah lama digunakan dalam simbolisme dan punya banyak makna spiritual. Tradisi penduduk asli Amerika, menggambarkan Raven sebagai makhluk metamorfosis, serta melambangkan perubahan dan alih-bentuk."
Yang lain berkata, "Hal yang paling tak disukai Gagak tentang Raven, karena Raven dipandang sebagai paksi pertanda-bagus, dan selalu menarik perhatian manusia, yang memperhatikan arah terbangnya, sebagai gelagat buruk, atau baik."

Yang lain menyampaikan, "Bila iri dan dengki merebak di suatu kaum, pada akhirnya, dapat menyebabkan kehancurannya, sebab akan mengairi dan memupuk rasa-sakit-hati." Yang lain menyarankan, "Hindari rasa-iri, dan, Insya Allah, engkau kan lebih baik, karena begitu iri-hati menjadi bagian dari sifat seseorang, ia tidak bertindak sendiri. Ia bertindak sesuka-hati dan berperilaku-buruk, semisal kesombongan, keangkuhan dan kecongkakan, keki dan dengki, memfitnah dan beberapa kejahatan lain; mungkin tak terhitung jumlahnya. Betapa buruknya sikap seperti ini, dan semoga Allah menyelamatkan kita dari orang-orang yang menyia-nyiakan perbuatan baik. Masing-masing dari dosa-dosa ini, cukup membuat seseorang dimurkai Allah, belum lagi saat seluruhnya diperhitungkan!"

Yang lain menegaskan, "Di surga, dosa pertama yang dilakukan, akibat penyakit dahsyat ini, iri-hati; rasa-iri setan terhadap Bapak manusia, Nabi Adam, alaihissalam. Hal ini kemudian akan membawanya menambah kesombongan dan keangkuhan kejahatannya.
Setan iri kepada Nabi Adam, karena nikmat yang Allah berikan kepadanya. Pertama, dari berkah tersebut, menjadikan Nabi Adam dan keturunannya, penerus di muka bumi. Nikmat kedua yang membuat iri setan terhadap Nabi Adam, karunia ilmu yang tak diketahui oleh setan dan para malaikat sebelumnya. Nikmat ketiga, kemuliaan dari-Nya bagi Nabi Adam, dengan perintah sujud oleh para malaikat dan semua yang bersama mereka pada waktu itu.
Atas segala kehormatan dan berkah yang diberikan kepada Nabi Adam, kemarahan dan kecemburuan setan yang telah lama ia sembunyikan, terungkap. Maka, saat ditanya, mengapa ia menolak bersujud, jawabannya dipenuhi dengan dendam, iri-hati, kebencian, kesombongan, dan keangkuhan. Maka, setan bertindak atas rasa-irinya, ia tersesat dan keluar dari rahmat dan ampunan Allah. Dan kita berlindung kepada Allah, dari mengambil sifat-sifat yang disamakan dengan makhluk yang terkutuk dan yang terbuang tersebut.”

Yang lain menyatakan, "Iri-hati selalu disertai dengan kebencian. Jadi, seseorang mulai dengan rasa iri pada orang atau pihak lain, dan secara bertahap, berubah menjadi kebencian, terutama ketika nikmatnya, berlimpah dan meningkat."

Yang lain menyebutkan, "Kejahatan iri-hati juga dapat meletus dalam ikatan-darah, yang dianggap sebagai salah satu ikatan terkuat di antara umat manusia. Ketika ini terjadi, tingkat kecemburuan dan kebencian, akan muncuat di antara mereka, dan keinginan membunuh orang yang di dengki, sangat mungkin terjadi."

Yang lain menunjukkan, "Kekasih kita (ﷺ) bersabda,
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسَلَّطَهُ عَلَى هَلَكَتِهِ فِي الْحَقِّ وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ حِكْمَةً فَهُوَ يَقْضِي بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
'Tiadalah Hasad melainkan diantara dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta dan kekuasaan, lalu ia infakkan pada jalan kebaikan; dan orang yang Allah beri karunia ilmu, ia menunaikan dan mengajarkannya.'" [Sahih Muslim]
Yang lain memperhatikan, "Bila engkau tak puas dengan nikmat yang telah Allah berikan kepadamu, dan selalu mengintip dan menajamkan tenggorokan dan matamu, ke dalam nikmat duniawi yang dianugerahkan kepada orang lain, ada kecenderungan besar bagimu, iri dan lupa, bahwa Rabb-mu, memberikan kepada siapa pun yang Dia kehendaki di antara makhluk-Nya. Karenanya, engkau kan lupa bahwa semua kilauan itu, Fitnahkesengsaraan dan cobaan bagi mereka yang mengidapnyadan bahwa, rezeki yang terbaik dan paling abadi, ada di sisi Allah."

Seekor unggas beriktirad, "Dan inilah kisah pamungkasnya. Sang-gagak sangat ingin mendapatkan pamor yang sama; dan, suatu hari, ia melihat para-pengelana mendekat, ia terbang ke dahan-pohon di pinggir jalan, dan menggaok sekeras-kerasnya. Para pengelana merasa cemas mendengar suara itu, karena mereka takut akan pertanda buruk; hingga salah seorang dari mereka, yang telah mengintai sang-gagak, berkata kepada para sahabatnya, “Tiada mengapa kawan, yuk kita lanjutkan perjalanan tanpa rasa-takut, karena itu cuma gaokan gagak, yang tak bermakna apa-apa!”
Seluruh unggas yang hadir, terkekeh! Satu dari mereka berkata, "Mereka yang menyaru kepribadian yang bukan miliknya, hanya membuat dirinya, edan."

Mendadak, Murai datang dan menegur, "Hei kalian! Jangan berghibah!" Satu dari mereka menutup dengan, "Yow! Dengarkan! Ketimbang berghibah, mending bernyanyi!" Dan mereka pun mendendangkan sebuah tembang,
Oh jealousy, you tripped me up
Jealousy, you brought me down
You bring me sorrow, you cause me pain
Jealousy, when will you let go?
Gotta hold of my possessive mind
Turned me into a jealous guy

How! How! How all my jealousy
I wasn't man enough, to let you hurt my pride
Now I'm only left with my own jealousy
But now it matters not
If I should live or die
'Cause I'm only left with my own jealousy *)

Para unggas, sungguh badung! Wallahu a'lam.

Kutipan and Rujukan :
- Golden Advise Series, Do Not Be Enviuos!, Darussalam
- Rev. Geo. Fyler Townsend, M.A., Aesop Fables, George Routledge and Sons
*) "Jealousy" karya Freddie Mercury