Kamis, 22 Desember 2022

Wanita Terbahagia di Muka Bumi (2)

"'Bestie, bagian hidupmu yang benar-benar penting ialah saat dimana engkau bahagia dan lega. Adapun keserakahan dan kepanikan, jangan pedulikan. Itu buruk bagi kesehatanmu dan merampok kecantikanmu. Cukupkan dirimu dengan Allah dan dengan apa yang telah ditetapkan untukmu; percayalah pada keputusan Ilahi dan optimis tentang masa depan. Jadilah bagai kupu-kupu, yang ringan-hati dan indah, tak melekat pada hal-hal semu; ia terbang dari bunga ke bunga, dari bukit ke bukit, dari taman ke taman. Atau laksana lebah, yang memakan hal-hal yang baik dan menghasilkan hal-hal yang baik; saat hinggap di cabang atau bunga, ia tak merusaknya; ia menghirup nektarnya tanpa menyengat, dan menghasilkan madu tanpa sengatan, dan mendengungkan cinta dan kabar gembira, mencerminkan rasa-puas, seolah-olah ia makhluk surgawi yang telah turun ke bumi.

Dengan kecantikanmu, engkau lebih baik dari sang mentari; dengan budi- pekertimu, engkau lebih mulia dari wewangian; dengan kerendahan-hatimu, engkau lebih mulia dibanding bulan-purnama; dengan kasih-sayangmu, engkau lebih bermanfaat dibanding hujan. Maka, peliharalah kecantikanmu dengan iman, ketenanganmu dengan kecukupan, kesucianmu dengan jilbab. Ingat bahwa perhiasanmu bukanlah emas, perak atau berlian, lebih tepatnya, itulah dua rakaat shalat Subuh, rasa dahaga ketika engkau berpuasa bagi Allah, sedekah tersembunyi yang tiada yang tahu kecuali Allah, tetesan air mata yang membasuh dosa, sujud panjang yang lahir dari ucapan penyerahan diri kepada Allah, rasa-malu di hadapan Allah ketika godaan buruk menguasaimu. Kenakanlah pakaian keshalihan karena engkaulah wanita yang tercantik di muka bumi ini, biarpun jika bajumu lusuh. Kenakanlah mantel kerendahan-hati, sebab engkaulah wanita terayu di dunia ini, walau jika engkau bertelanjang-kaki.

Pergunakan sebaik-baiknya rahmat Allah, bersyukurlah dan taatlah kepada-Nya. Nikmati air yang engkau minum dan yang engkau gunakan untuk berwudhu'. Nikmati kehangatan dan cahaya sang mentari, serta cahaya dan keindahan sang rembulan. Petiklah buah dari pohon-pohonnya, minumlah air dari kendi-kendi yang telah engkau isi dari sungai, lihatlah ke laut, berjalanlah melalui ladang, dan bersyukurlah kepada Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengampun, Pemilik segala sesuatu dan Yang Maha Menguasai. Manfaatkan berkah yang Allah telah berikan kepadamu, dan wapadailah terhadap sikap menyangkal berkah-berkah ini.

Sebelum engkau melihat duri mawar, pandanglah keindahannya. Sebelum engkau mengeluh tentang panas sinar matahari, nikmati cahayanya. Sebelum engkau mengeluh tentang gelapnya malam, pikirkan kedamaian dan ketenangannya. Mengapa harus melihat segala hal dengan cara yang pesimis dan negatif? Mengapa menyangkal dan menafikan berkah? Ambillah berkahnya dan terimalah dengan anggun, dan muliakanlah Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Agung, atas berkah-berkah itu.

Bestie, pandanglah kehidupan ini dengan semangat cinta dan optimisme, sebab hidup itu, karunia Ilahi kepada manusia. Maka terimalah karunia ini dari Yang Mahaesa, ambillah dengan sukacita dan rangkullah pagi dengan cahayanya dan malam dengan ketenangannya, serta hari-harimu dengan keceriaannya. Minumlah air yang jernih itu dengan rasa syukur, hirup udara segar dengan sukacita, kecuplahlah bunga mawar dan muliakanlah Allah. Renungkan alam semesta ini dan belajarlah darinya, manfaatkan tanah yang telah dikaruniai penuh dengan berkah, kembang-sekar nan indah, udara yang legit, taman yang menyenangkan, matahari yang hangat, rembulan yang bercahaya. Biarkan berkah ini memotivasimu agar mematuhi Allah Ta'ala, bersyukurlah kepada-Nya dan mulaikanlah Dia atas berkah dan karunia-Nya. Jangan biarkan kekhawatiran dan kesusahan menghalangimu melihat berkah-berkah ini atau membuatmu tak tahu bersyukur; jangan, ingatlah bahwa Sang Pencipta dan Sang Penyedia hanyalah menciptakan berkah ini sebagai sarana untuk membantumu taat kepada-Nya.

Bestie, engkau sangat keliru bila mengira bahwa hidup ini seratus persen harus selalu mendukungmu. Itu hanya akan terjadi di surga. Di dunia ini, bagaimanapun, kebahagiaan itu relatif. Engkau takkan mendapatkan semua yang engkau inginkan; akan selalu ada masalah, penyakit, kesulitan dan cobaan. Jadi, bersyukurlah di waktu lapangmu dan bersabarlah disaat-saat sulitmu. Jangan terlalu idealis dan mengharapkan kesehatan yang baik tanpa ada penyakit, kekayaan tanpa ada kemiskinan, kebahagiaan tanpa ada yang merusak sukacitamu, suami tanpa ada sifat yang negatif, seorang teman yang tanpa ada cela. Itu takkan pernah terjadi. Pelajarilah bagaimana cara mengabaikan aspek-aspek negatif dan kesilapan, dan lihatlah aspek positif dan hal-hal yang baik. Pikirkanlah yang baik dari orang lain dan berilah kemurahan-hati bagi mereka, tapi percayalah pada Allah semata, karena tak semua orang dapat diandalkan atau mendelegasikan segala urusanmu kepada mereka.

Bestie, berhati-hatilah terhadap kehilangan harapan atau frustasi, karena tiada kesulitan kecuali diikuti dengan kemudahan. Begitulah adanya dan tak perlu kita membahasnya. Berpikirlah positif kepada Allah Ta'ala, dan bertawakkallah kepada-Nya; bermohonlah kepada-Nya, dan tunggulah jalan keluar-Nya. Berhentilah menyesali dosa-dosamu dan berpikirlah tentang perbuatan baikmu yang akan menggantikannya. Jika engkau tak berhasil berbuat sesuatu, engkau tidak boleh menyerah pada keputusasaan; jangan khawatir dan jangan pernah ragu bahwa engkau bakalan menemukan jalan keluar. Kebahagiaan ada didalam dirimu dan engkau hendaknya memfokuskan upaya pada dirimu sendiri.

Bestie, kita perlu uang agar hidup, namun itu bukan berarti bahwa kita hidup demi uang. Permainan mengumpulkan kekayaan takkan pernah berakhir. Orang yang punya tumpukan harta-kekayaan akan agak khawatir meninggalkan perkebunan besar bagi ahli warisnya, karena ia tahu bahwa mereka itu akan menjadi orang yang lebih baik jika mereka menjelajahi dunia ini semata dengan sedikit kekayaan dengan tanpa membawa apa-apa, kecuali otak dan adab mereka. Kebahagiaan sejati itu, kebahagiaan iman, dan tiada yang bisa merasakan kebahagiaan ini kecuali orang yang pikiran, hati dan jiwanya dipenuhi dengan cinta Allah. Yang benar-benar memiliki kendali atas kebahagiaan itu, Dia, Yang Mahaesa, sehingga mintalah kebahagiaan dari-Nya dengan mengabdi dan menaati-Nya. Yang menciptakan kebahagiaan itu, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, jadi bagaimana bisa engkau menemukan kebahagiaan dari yang selain Dia? Jika ada orang yang dapat mengendalikan kebahagiaan, takkan ada tersisa orang yang dirampok atau berduka di muka bumi ini.

Bestie, berbahagialah sekarang, hari ini, bukan esok. Kebutaan-qalbu itu, kebutaan nyata. Engkau hendaknya melakukan apa yang engkau bisa saat ini, dan jangan khawatirkan tentang apa yang esok bakalan terjadi. Bahagialah dengan apa yang ada di tanganmu, isilah dengan apapun yang Allah telah tetapkan dan tinggalkan semua lamunan yang tak sesuai dengan usaha dan kemampuanmu. Bersihkan pikiranmu dari kekacauan ilusi dan bisikan jahat, jika engkau telah berbuat salah di masa lalu, belajarlah darinya, kemudian biarkan berlalu. Frustrasi itu, musuh terburukmu, sebab ia berkekuatan penghancur ketenangan pikiran. Nilai kehidupan itu, menjalani hidup setiap menitnya. Jangan menjadi pengeluh kronis, atau pengeluh amatiran, jangan melihat sisi-sisi negatif dari kehidupan; puaslah dengan keindahan dan sukacitanya. Berpikirlah positif dikala sesuatu terjadi, karena sangat mungkin, itu menjadi awal hari lain yang akan diisi dengan sukacita dan kebahagiaan. Kebahagiaanmu tak bergantung pada orang lain, tidak, itu ada di tanganmu. Engkau seyogyanya menerima kenyataan yang tak terhindarkan, bahwa engkau bakal menemukan hal-hal dalam hidup yang tak dapat engkau ubah, tapi engkau dapat menghadapinya dengan kesabaran dan iman. Maka, bersabarlah, sebab kesabaran itu kunci mendapatkan bantuan. Belajarlah kesabaran dari Asiyah, kesetiaan dari Khadijah, ketulusan dari 'Aisyah dan ketabahan dari Fatimah. Dan carilah pahala di sisi Allah, jangan berputus asa, jangan menyerah, tetaplah optimis, karena Allah bersamamu, cukuplah Allah untukmu, Allah, Yang Mahakuasa, akan melindungimu, sehingga engkau akan - insya Allah - menjadi wanita paling bahagia di muka bumi ini. Semoga Allah memberikan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, dan melimpahkan nikmat-Nya atasmu, karena Dialah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
['Yaa Muqallibal Quluub, tsabbit qalbi ‘alaa diinik']
'Duhai Dzat Yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami atas agama-Mu.'

يا مقــلـب لقــلــوب ثبــت قــلبـــي عــلى طـا عــتـك
['Yaa Muqallibal Quluub, tsabbit qalbi ‘alaa ta'atik']'
'Duhai Dzat Yang membolak-balikan hati, teguhkan hati kami atas ketaatan kepadaMu.'
"Selamat Hari Ibu, bestie! Wallahu a'lam."
Kutipan & Rujukan :
- Dr. 'A'id al-Qarni, You Can Be The Happiest Woman In The World, Islamic Publishing House
[Bagian 1]