Selasa, 25 Juni 2019

Ia Bukan Dia (1)

Kemudian Wari melanjutkan, "Segala puji bagi Allah, Yang telah menuntun kita ke jalan lurus-Nya. Kita memohon ampunan-Nya dan kita berlindung pada-Nya dari kejahatan diri kita dan perbuatan buruk kita. Wahai saudara-saudariku, kata-kata manusia itu, untuk keuntungannya sendiri. Apa yang diperintahkan manusia, dapat bersifat ekstrim atau dapat bersifat lunak, dan dapat ditambahkan atau dikurangkan, tergantung pada latar belakang apa yang diperintahkan. Sementara Kalimatullah, untuk kebaikan manusia. Perintah Allah, baik dengan kalimat-Nya atau oleh Rasul-Nya (ﷺ), itulah yang hendaknya kita laksanakan, diimani, dipahami dan dikerjakan, tanpa menambah atau menguranginya."
Wari diam sejenak, lalu berkata, "Allah telah mengirimkan risalah yang sama dengan seluruh nabi: gambaran tentang cara hidup yang telah Allah tetapkan bagi manusia, agar diikuti selama mereka hidup di bumi. Seluruh nabi, telah berusaha sekuat tenaga, untuk menyampaikan iman yang benar kepada umat mereka. Nabi Isa, alaihissalam, di antara para rasul yang juga berusaha keras untuk membimbing umat-Nya menuju Kebenaran, tetapi kebanyakan mereka menuruti keinginan dan syahwat mereka sendiri, sehingga tersesat. Tauhid adalah dasar dalam Islam. Keyakinan ini membangun hubungan antara manusia dan Rabb mereka. Sebagai Muslim, kita mengimani bahwa Allah adalah Pencipta kita, Pemelihara dan Al-Haqq; hanya Dia-lah Yang berhak disembah. Tiada sekutu bagi-Nya. Dia memiliki kebebasan dalam menangani segala urusan."

Gelatik berkata, "Wahai Wari, lanjutkanah kisahmu tentang Maryam!" Wari berkata, "Kita sudah tahu bahwa Nabi Zakariya, alaihissalam, menjadi wali Maryam. Ketika Maryam lahir, karena ia seorang anak perempuan, muncullah pertanyaan tentang perwaliannya bagi para tetua. Inilah anak dari pemimpin mereka yang terakhir dan mereka cintai, dan semua orang ingin merawatnya. Nabi Zakariya berkata kepada para tetua, "Akulah suami dari bibinya dan kerabat terdekatnya di Baitul Maqdis; oleh karena itu, aku akan lebih memperhatikan dirinya dibanding kalian semua." Kondisi pun mulai memanas dan mereka menginginkan agar diadakan undian. Mereka mengatakan bahwa setiap dari mereka melempar anak panah yang telah dikenal pemiliknya masing-masing. Kemudian mereka membawanya dan meletakkannya di sebuah tempat, lalu mereka menyuruh seorang anak kecil yang belum baligh agar mengambil salah satu dari anak panah tersebut. Namun ternyata, yang muncul adalah anak panah Nabi Zakariya. Mereka menuntut diadakan undian yang kedua kalinya. Yaitu mereka melempar anak panah mereka masing-masing ke dalam sungai. Barangsiapa yang anak panahnya melawan arus air, maka dialah pemenangnya. Maka anak panah Nabi Zakariyalah yang melawan arus air, sedangkan anak panah-anak panah yang lainnya terbawa
arus air. Kemudian mereka menuntut diadakan undian yang ketiga kalinya. Yaitu barangsiapa yang anak panahnya terbawa arus, maka ia adalah pemenangnya. Maka anak panah Nabi Zakariya terbawa arus air, namun yang lainnya malawan arus air. Maka Nabi Zakariyalah pemenangnya. Dan ia yang berhak memelihara Maryam, baik secara syari’at maupun takdir karena beberapa alasan.
Agar memastikan bahwa tak ada yang dapat mengusik Maryam, Nabi Zakariya membangunkan sebuah ruangan terpisah untuknya dalam mihrab. Saat ia tumbuh dewasa, ia menghabiskan waktunya beribadah kepada Allah. Nabi Zakariya mengunjunginya setiap hari untuk memenuhi kebutuhannya, dan itu berlanjut selama bertahun-tahun. Suatu hari, ia terkejut menemukan buah segar, yang sedang tak musim di kamarnya. Karena ia adalah satu-satunya orang yang bisa memasuki kamarnya, ia bertanya padanya bagaimana buah itu sampai di sana. Maryam menjawab bahwa buah-buahan ini berasal dari Allah, seperti yang Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Pahamlah Nabi Zakariya bahwa Allah telah menaikkan derajat Maryam di atas wanita lainnya.

Allah Ta'ala berfirman,

وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِنْ رُوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ
"Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan ia membenarkan kalimat-kalimat Rabb-nya dan kitab-kitab-Nya; dan ia termasuk orang-orang yang taat (Qanitiin)." – (QS.66:12)
Imam Ahmad mencatat bahwa Ibn Abbas berkata, "Rasulullah (ﷺ) menarik empat garis di tanah dan bersabda, "Tahukah engkau apa yang dilambangkan oleh garis-garis ini? " Mereka berkata, 'Allah dan Utusan-Nya lebih mengetahui!" Beliau (ﷺ) bersabda, "Yang terbaik di antara para wanita Surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiyah binti Muzahim, istri Fir'aun."
Allah juga berfirman,
وَالَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهَا مِنْ رُوحِنَا وَجَعَلْنَاهَا وَابْنَهَا آيَةً لِلْعَالَمِينَ
"Dan (ingatlah kisah Maryam) yang memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan (roh) dari Kami ke dalam (tubuh)nya; Kami jadikan ia dan anaknya sebagai tanda (kebesaran Allah) bagi seluruh alam." – (QS.21:91)
وَجَعَلْنَا ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ آيَةً وَآوَيْنَاهُمَا إِلَى رَبْوَةٍ ذَاتِ قَرَارٍ وَمَعِينٍ
"Dan telah Kami jadikan ('Isa) putra Maryam bersama ibunya sebagai suatu bukti yang nyata bagi (kebesaran Kami), dan Kami melindungi mereka di sebuah dataran tinggi, (tempat yang tenang, rindang dan banyak buah-buahan) dengan mata air yang mengalir." - (QS.23:50)
Allah memberitahu kita tentang hamba dan utusan-Nya, ‘Isa putra Maryam, alaihimassalam, dan bahwa Dia menjadikan mereka sebagai tanda bagi umat manusia, yaitu, bukti pasti akan kemampuan-Nya untuk melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Karena Dia menciptakan Adam tanpa ayah atau ibu, Dia menciptakan Hawwa' dari lelaki tanpa perempuan, dan Dia menciptakan Nabi 'Isa dari perempuan tanpa lelaki, dan Dia menciptakan umat manusia dari laki-laki dan perempuan.

Selagi Maryam berdoa di mihrabnya, malaikat dalam bentuk seorang lelaki muncul di hadapannya. Dipenuhi dengan rasa takut, ia berusaha melarikan diri. Allah berfirman,

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا
"Dan sampaikanlah (Muhammad) kisah Maryam di dalam Kitab (Al-Qur'an), (yaitu) ketika ia mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah Timur (Baitul Maqdis)," – (QS.19:16)
فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّ
"Lalu ia memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya, maka ia menampakkan diri di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna." – (QS.19:17)
قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّ
"Ia (Maryam) berkata, 'Sungguh, aku berlindung kepada Yang Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa.'" – (QS.19:18)
قَالَ إِنَّمَا أَنَا رَسُولُ رَبِّكِ لأهَبَ لَكِ غُلامًا زَكِيًّا
"Ia (Jibril) berkata, 'Sesungguhnya aku hanyalah utusan Rabb-mu, untuk menyampaikan anugerah kepadamu seorang anak laki-laki yang suci.”' – (QS.19:19)
قَالَتْ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلامٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ وَلَمْ أَكُ بَغِيًّا
"Ia (Maryam) berkata, “Bagaimana mungkin aku mempunyai anak lelaki, padahal tak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezinah!'” – (QS.19:20)
قَالَ كَذَلِكِ قَالَ رَبُّكِ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَلِنَجْعَلَهُ آيَةً لِلنَّاسِ وَرَحْمَةً مِنَّا وَكَانَ أَمْرًا مَقْضِيًّا
"Ia (Jibril) berkata, “Demikianlah. Rabb-mu berfirman, 'Hal itu mudah bagi-Ku, dan agar Kami menjadikannya suatu tanda (kebesaran Allah) bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu urusan yang (sudah) diputuskan.'” – (QS.19:21)

Allah juga berfirman,

إِذْ قَالَتِ الْمَلائِكَةُ يَا مَرْيَمُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٍ مِنْهُ اسْمُهُ الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ وَجِيهًا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ
"(Ingatlah), ketika para malaikat berkata, 'Wahai Maryam! Sesungguhnya Allah menyampaikan berita gembira kepadamu tentang sebuah kalimat (fir-man) dari-Nya (yaitu seorang putra), namanya Al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat, dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), – (QS.3:45)
وَيُكَلِّمُ النَّاسَ فِي الْمَهْدِ وَكَهْلا وَمِنَ الصَّالِحِينَ
"dan ia berbicara dengan manusia (sewaktu) dalam buaian dan ketika sudah dewasa, dan ia termasuk di antara orang-orang shalih.'" – (QS.3:46)
قَالَتْ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِي بَشَرٌ قَالَ كَذَلِكِ اللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ إِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
"Ia (Maryam) berkata, “Wahai Rabb-ku, bagaimana mungkin aku akan mempunyai anak, padahal tiada seorang lelaki pun yang menyentuhku?” Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu." – (QS.3:47)
وَيُعَلِّمُهُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ
"Dan Dia (Allah) mengajarkan kepadanya (Isa) Kitab, Hikmah, Taurat, dan Injil." – (QS.3:48)
وَرَسُولا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَنِّي قَدْ جِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ أَنِّي أَخْلُقُ لَكُمْ مِنَ الطِّينِ كَهَيْئَةِ الطَّيْرِ فَأَنْفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيْرًا بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُبْرِئُ الأكْمَهَ وَالأبْرَصَ وَأُحْيِي الْمَوْتَى بِإِذْنِ اللَّهِ وَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا تَأْكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
"Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil (ia berkata), “Aku telah datang kepada kamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Rabb-mu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu orang beriman." – (QS.3:49)
وَمُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَلأحِلَّ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي حُرِّمَ عَلَيْكُمْ وَجِئْتُكُمْ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
"Dan sebagai seorang yang membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan agar aku menghalalkan bagi kamu sebagian dari yang telah diharamkan untukmu. Dan aku datang kepadamu membawa suatu tanda (mukjizat) dari Rabb-mu. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.." – (QS.3:50)
إِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
"Sesungguhnya Allah itu Rabb-ku dan Rabb-mu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus.'" – (QS.3:51)
Ada yang mengatakan bahwa malaikat yang diutus kepada Maryam adalah Jibril, ar-Ruh al-Amin, alaihissalam. Disebutkan oleh sejumlah ulama salaf bahwasanya Jibril meniupkan ruh ke dalam lubang lengan Maryam lalu tiupan ruh tersebut turun ke farjinya dan seketika itu Maryam pun hamil, sebagaimana seorang wanita yang digauli oleh suaminya.
Kunjungan malaikat itu, menyebabkan Maryam sangat cemas, yang meningkat seiring berlalunya waktu. Bagaimana ia bisa menghadapi kelahiran anak tanpa suami? Kemudian, ia merasakan kehidupan yang menendang di dalam dirinya. Dengan berat hati, ia meninggalkan kuil dan pergi ke Nazareth, kota tempat ia dilahirkan, dimana ia tinggal di sebuah rumah pertanian sederhana untuk menghindar dari khalayak ramai. Namun ketakutan dan kecemasan tak meninggalkannya. Ia berasal dari keluarga yang mulia dan shalih. Ayahnya bukan orang jahat, ibunya bukan wanita yang ternoda. Bagaimana ia bisa mencegah lidah-lidah mengibas tentang kehormatannya?
Setelah beberapa bulan, ia tak dapat menahan ketegangan mental lagi. Dibebani dengan kandungan rahim yang berat, ia meninggalkan Nazareth, tak tahu harus pergi ke mana dari atmosfir yang menyedihkan ini. Belum begitu jauh ia langkahkan kaki, ketika ia rasa sakit saat melahirkan merenggutnya. Ia melihat ke bawah, ke pohon palem kering, dan disitulah ia melahirkan seorang putra. Melihat bayinya yang gagah, ia terluka karena membawanya ke dunia tanpa seorang ayah. Ia berseru, "Seandainya aku mati sebelum ini terjadi dan sirna dalam ketiadaan!"

Allah berfirman,

فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا
"Maka ia (Maryam) mengandung, lalu ia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh." – (QS.19:22)
فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا
"Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia (Maryam) berkata, “Aduhai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tak diperhatikan dan dilupakan.” – (QS.19:23)
فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّ
"Maka ia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, “Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Rabb-mu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.'" – (QS.19:24)
وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا
"Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu." – (QS.19:25)
فَكُلِي وَاشْرَبِي وَقَرِّي عَيْنًا فَإِمَّا تَرَيِنَّ مِنَ الْبَشَرِ أَحَدًا فَقُولِي إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا
"Maka makan, minum dan bersenanghatilah engkau. Jika engkau melihat seseorang, maka katakanlah, “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Yang Maha Pengasih, maka aku takkan berbicara dengan siapapun pada hari ini.”" – (QS.19:26)
Untuk beberapa saat, ia terhibur oleh mukjizat Allah, karena itu merupakan pertanda pasti bahwa ia tak bersalah dan suci.

Maryam memutuskan kembali ke kota. Namun, ketakutannya juga kembali. Apa yang akan ia sampaikan kepada khalayak? Seolah-olah mengkhawatirkan kekhawatiran ibunya, sang bayi mulai berbicara, "Jika engkau bertemu seseorang, katakan, 'Aku telah bersumpah berpuasa untuk Yang Maha Pengasih dan tak boleh berbicara dengan manusia manapun hari ini.'" Dengan mukjizat ini, Maryam merasa tenang.
Seperti yang ia duga, kedatangannya di kota dengan bayi yang baru lahir di tangannya membangkitkan rasa ingin tahu masyarakat. Mereka membentaknya, "Inilah dosa besar yang telah engkau lakukan." Ia meletakkan jarinya ke bibir dan menunjuk ke arah sang bayi. Mereka bertanya, "Bagaimana mungkin kami berbicara dengan bayi yang baru lahir?" Dengan sangat mengherankan, sang bayi mulai berbicara dengan jelas, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (menegakkan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tak menjadikanku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.”
Sebagian besar orang menyadari bahwa bayi itu unik, karena Allah menghendaki sesuatu, Dia hanya berfirman "Jadilah" maka terjadilah. Tentu saja, ada yang menganggap ucapan bayi itu sebagai trik aneh, tetapi setidaknya Maryam sekarang bisa tinggal di Nazareth tanpa dilecehkan.

Allah berfirman,

فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَهَا تَحْمِلُهُ قَالُوا يَا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئًا فَرِيًّ
"Kemudian ia (Maryam) membawanya (bayi itu) kepada kaumnya dengan menggendongnya. Mereka (kaumnya) berkata, 'Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar.'" – (QS.19:27)
يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا
"Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina.”" – (QS.19:28)
Dikatakan bahwa Harun, bukanlah saudara Nabi Musa, ia adalah orang yang sangat shalih dalam keluarga Maryam pada masa sebelumnya. Ia juga sangat dikenal. 
فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَنْ كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا
"Maka ia (Maryam) menunjuk kepada (anak)nya. Mereka berkata, 'Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam buaian?'” – (QS.19:29)
قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا
"Ia (Isa) berkata, 'Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikanku seorang Nabi." – (QS.19:30)
وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ ‎وَأَوْصَانِي بِالصَّلاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا
"Dan Dia menjadikanku seorang yang diberkahi dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (menegakkan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;" – (QS.19:31)
وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا
"dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tak menjadikanku seorang yang sombong lagi celaka." – (QS.19:32)
وَالسَّلامُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا
"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” – (QS.19:33)
ذَلِكَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ قَوْلَ الْحَقِّ الَّذِي فِيهِ يَمْتَرُونَ
"Itulah Isa putra Maryam, (yang mengatakan) perkataan yang benar, yang mereka ragukan kebenarannya." – (QS.19:34)
مَا كَانَ لِلَّهِ أَنْ يَتَّخِذَ مِنْ وَلَدٍ سُبْحَانَهُ إِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
"Tak patut bagi Allah mempunyai anak, Mahasuci Dia. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu." – (QS.19:35)
وَإِنَّ اللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ
"('Isa berkata), 'Dan sesungguhnya Allah itu Rabb-ku dan Rabb-mu, maka sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus.'” – (QS.19:36)
Ketika orang-orang itu mendengar kata-kata bijak dari lidah sang bayi yang masih menyusu, mereka heran dan menyadari bahwa Maryam lepas dari segala kecurigaan terhadap perilaku tak bermoral. Mereka menyadari bahwa putranya adalah tanda dari Allah.
Berita ini bukan hal yang bisa dirahasiakan. Kejadian aneh dari kelahirannya menyebabkan keheranan orang-orang yang terdekat maupun yang terjauh. Dari segala tempat, orang terkagum pada peristiwa kelahiran Nabi 'Isa. Sejak awal orang mengambil berbagai posisi mengenai kepribadian suci Isa. Orang-orang shalih memandang kedatangannya sebagai tanda datangnya nasib baik, sedangkan mereka yang cenderung jahat memandangnya sebagai tanda kemalangan dan nasib buruk. Dan dengan cara ini mereka dipenuhi dengan kebencian dan kecemburuan. Dalam atmosfir yang berseberangan seperti itu, Allah mengambil-alih untuk membesarkan sang bayi dan perlindungannya, sehingga kelak, di tangannyalah, hati orang-orang Israil yang mati, dapat diberikan kehidupan baru, dan agar pohon perkembangan spiritual mereka dapat berbuah sekali lagi.

Allah berfirman,,

وَجَعَلْنَا ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ آيَةً وَآوَيْنَاهُمَا إِلَى رَبْوَةٍ ذَاتِ قَرَارٍ وَمَعِينٍ
"Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam bersama ibunya sebagai suatu bukti yang nyata bagi (kebesaran Kami), dan Kami melindungi mereka di sebuah dataran tinggi, (tempat yang tenang, rindang dan banyak buah-buahan) dengan mata air yang mengalir." – (QS.23:50)

Allah juga berfirman,

إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
"Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. - (QS.3:59)
الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
"Kebenaran itu dari Rabb-mu, karena itu janganlah engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu" - (QS.3:60)

Keserupaan 'Isa di hadapan Allah berkenaan dengan kekuasaan Allah, karena Dia menciptakannya tanpa ayah, sama juga dengan Nabi Adam, karena Allah menciptakan Nabi Adam tanpa ayah atau ibu. Sebaliknya Dia menciptakannya dari tanah, lalu Dia berkata kepadanya, "Jadilah!" maka terjadilah. Karena itu, Dia yang menciptakan Nabi Adam tanpa ayah atau ibu, juga mampu menciptakan Nabi 'Isa, tanpa ayah. Jika klaim dibuat bahwa Nabi 'Isa adalah putra Allah karena ia diciptakan tanpa ayah, maka klaim yang sama lebih cocok bagi Nabi Adam. Namun, karena klaim tentang Nabi Adam seperti itu jelas keliru, maka membuat klaim yang sama tentang ‘Isa bahkan lebih keliru lagi.
Selanjutnya, dengan menyebutkan fakta-fakta ini, Allah menekankan kekuasaan-Nya, dengan menciptakan Nabi Adam tanpa laki-laki atau perempuan, Hawwa' dari laki-laki tanpa perempuan, dan 'Isa dari seorang ibu tanpa ayah, dibandingkan dengan-Nya yang menciptakan sisa ciptaan dari pria dan wanita.

Menurut Ibnu Jarir, Yusuf bin Ya'kub an Najjar, sang tukang kayu, adalah orang pertama yang mengecam kehamilan Maryam. Ia tertekan oleh apa yang dilihatnya, gamang, dan tak tahu harus mengatakan apa. Ketika Yusuf bersiap menuduhnya, ia teringat bahwa Maryam adalah wanita shalihah dan tak bersalah, bahwa ia tak pernah lepas darinya. Ketika ia ingin membebaskannya, ia mengamati apa yang terjadi padanya. Ketika masalah ini mulai merisaukannya, ia berbicara kepadanya. Pertama-tama ia berkata kepadanya, "Suatu pikiran muncul dalam benakku tentangmu, dan aku telah berusaha keras diam dan menyembunyikannya; namun aku tak bisa, dan aku telah memutuskan membicarakannya untuk menenangkan hatiku." Maryam berkata, "Ucapkanlah kata yang menyenangkan;" lalu ia menjawab, "Hanya ini yang ingin kukatakan; katakan padaku, dapatkah sebuah ladang tumbuh tanpa benih?" Maryam menjawab, "Ya." Ia berkata, "Tumbuhkah pohon tanpa hujan menyiraminya?" Maryam menjawab "Ya." "Dapatkah ada anak tanpa hubungan intim?" tanyanya, "Ya," jawab Maryam. "Tak tahukah engkau, bahwa Allah menjadikan ladang itu bertunas pada hari penciptaan tanpa benih; melainkan, benih itu berasal dari ladang yang dibuat Allah bertunas tanpa biji. Tak tahukah engkau, bahwa Allah menciptakan pohon tumbuh tanpa hujan, dan dengan kekuatan yang sama ia menghasilkan hujan untuk kehidupan pohon, setelah ia menciptakan masing-masing dari keduanya secara terpisah? Atau apakah engkau mengira Allah tak dapat membuat pohon itu tumbuh tanpa menggunakan air di atasnya? Atau, bukan karena air Dia tak dapat menjadikan pohon itu tumbuh? " Yusuf berkata kepadanya, "Aku tak mengatakan itu. Aku tahu bahwa itulah kekuasaan Allah, Dia bertindak sesuai kehendak-Nya. Dia hanya berfirman 'Jadilah,' maka jadilah."' Maryam kemudian berkata kepadanya, "Tak tahukah engkau bahwa Allah menciptakan Adam dan istrinya tanpa pria atau wanita? " "Tentu saja," jawabnya.

Gelatik bertanya, "Bagaimana gambaran tentang Nabi Isa, alaihissalam?" Wari berkata, "Menurut Hadis tentang Mi'raj Rasulullah (ﷺ), beliau (ﷺ) diriwayatkan bersabda, 'Aku bertemu' Isa, dan kutahu ia berpostur tubuh sedang, kulit putih-kemerahan. Tubuhnya tampak sangat bersih seolah-olah ia baru saja keluar dari kamar mandi setelah mandi." Menurut riwayat lain, disebutkan bahwa rambutnya terurai sampai ke pundaknya. Riwayat lain menyebutkan bahwa warna kulitnya seperti warna gandum. "
Para Imam Yahudi merasa bahwa bayi ini, Nabi 'Isa, berbahaya, karena mereka merasa bahwa kaum mereka akan kembali beribadah hanya kepada Allah, menggantikan ajaran Yahudi yang sudah ada. Akibatnya, mereka akan kehilangan kekuasaan atas kaum mereka. Karena itu, mereka menyimpan mukjizat perkataan Nabi 'Isa saat masih bayi itu, sebagai rahasia dan menuduh Maryam melakukan dosa besar.
[Bagian 2]