Kekaisaran Semut (1)
Aku hanyalah semut, namun tentu saja, aku tahu mengapa Allah menciptakan kami, para semut. Aku merasa sangat aneh, bahkan heran, dan terkadang merasa kesal, melihat makhluk yang berjalan dengan ceroboh dan menginjak-injak pasukan semut. Lebih dari itu, dengan kudanya, ia menghancurkan ribuan semut tanpa merasa atau memperlihatkan apapun! Ia melakukan hal-hal seperti itu tanpa mengetahui, tanpa menyadari, tanpa memperhatikan, tanpa pengertian dan tanpa merasa marah atau sedih. Namun, sudahlah. Aku ingin engkau mengenal semut, bangsaku, sehingga engkau bisa belajar banyak tanda-tanda dan bukti-bukti.
Kita beriman pada takdir Allah, dan takdir yang ditentukan oleh-Nya. Kami sadar bahwa, secangkir air dapat menenggelamkan sepasukan semut, namun iman kami kepada Allah, tak menghalangi kami untuk membuat perhitungan, studi kelayakan, meneliti dan mengatur serta mengelola segala sesuatu yang diperjuangkan untuk hikmah dan kesempurnaan. Lebih jauh lagi, kami memahami bahwa beriman kepada Allah, mewajibkan kita untuk melakukannya, agar hukum alam semesta tak boleh dilanggar oleh siapapun, dan tak ada makhluk yang menyimpang dari sifatnya. Itu sebabnya, kami tak pernah terkejut.
Akulah semut, dan semut, sesuatu yang sangat kecil; serangga kecil, namun pada saat yang sama, makhluk yang lengkap, dan keberadaan kami bertepatan dengan sifat dan hikmah kami berdiri sebagai bagian integral dari karakter kami. Semboyan hidup kami, jelas dan langsung pada intinya. Kami bangsa semut, memiliki beberapa kebiasaan yang sama dengan manusia. Kami membangun kota dan jalan, menggali terowongan, menyimpan makanan, dan berkebun serta bercocok-tanam. Kami memiliki pasukan yang siap untuk perang dan pertahanan. Kamipun mengambil tawanan perang, kami juga punya sidang pengadilan, dan sebagainya. Ada subspesies semut yang disebut 'pemerah susu', yang menundukkan jenis cacing dan belatung serta membesarkannya di tempat-tempat dan peternakan khusus, memberi makan dan merawatnya; mengekstrak dari mereka zat manis yang disebut 'embun madu'.
Meskipun ukuran kami tak lebih dari dua milimeter, Allah, Yang Maha Pemurah, Yang Maha Penyayang, telah memberikan kompensasi kepada kami untuk ukuran tubuh kami yang kecil dan lemah dengan bakat organisasi, manajemen dan membuat perhitungan yang cermat. Ketahuilah kawan, kamilah species yang sangat cerdas!
Kami sanggup mengangkat sebutir beras selama setengah hari. Engkau dapat melihat bagaimana ketika bangsa semut mencari makanan, kami meninggalkan lubang untuk mencarinya. Setelah kami temukan, kami masuk berbaris ke lubang kami, dan mulai memindahkannya. Engkau akan melihat kami dalam dua barus, satu membawa makanan dan menuju rumah, dan yang lainnya keluar dari rumah, tak bercampur dengan barisan lain, kedua barisan itu terus berbeda dan terpisah. Mereka menyerupai dua kelompok orang, yang satu pergi ke suatu tempat dan yang lainnya kembali dari sana. Jika muatannya terlalu berat, sekelompok semut mengambil bagian dalam membawanya, dengan cara yang sama ketika sekelompok manusia mengambil bagian dalam membawa batu atau batang kayu. Jika itu hanya seekor semut yang telah menemukan benda yang berat, para temannya akan membantu membawanya ke tempat tinggalnya, dan kemudian menyerahkannya kepada pemiliknya. Di sisi lain, jika suatu kelompok telah menemukan sesuatu bersama, kami bekerja-sama untuk memindahkannya, kemudian membagikannya di rumah.
Seorang yang berpengalaman menuturkan cerita yang luar biasa berikut ini, "Aku pernah melihat seekor semut yang menemukan setengah bangkai belalang; ia berusaha memindahkannya, namun ia tak berhasil membawanya. Jadi, ia bergerak agak jauh dan memanggil sekelompok semut." Narator menambahkan, "Aku mengambil bangkai belalang itu dari tanah, sehingga ketika semut dan rekan-rekannya datang, ia berkeliling dan mereka berkeliling, namun tak dapat menemukannya, maka merekapun kembali. Lalu, bangkai belalang itu kuletakkan lagi. Ketika semut itu datang, ia melihatnya, ia berusaha membawanya namun tak berhasil, maka ia berjalan agak jauh, membawa kelompoknya, mereka datang dan berkeliling tempat itu, dan ketika kelompok itu tak menemukan apa-apa, mereka melingkari sang semut, menyerangnya, dan memotong anggota tubuhnya satu demi satu. Aku duduk di sana mengamati semuanya."
Dalam hal ini, izinkan aku memberi tahu cara kerjanya. Jadi, katakanlah, ketika kami menemukan sepotong gula, lalu kami laporkan ke sebuah lembaga, kami menyebutnya Dewan Spesialis Tinggi untuk Keamanan Pangan. Jadi lembaga ini, mengadakan rapat, "Ada sepotong gula di sana," kata mereka. "Dimana?" kami akan bertanya. "Pada jarak seribu langkah semut dari pohon apel." "Berapa banyak semut yang dibutuhkan untuk membawanya?" kami bertanya. "Sepuluh ribu semut." "Kumpulkan sepasukan pasukan lima puluh ribu semut," ucap kami sambil mengatur diri.
Orang-orang yang berilmu berkata, "Aspek yang luar biasa dari kelihaian semut adalah ketika mereka memindahkan sebutir biji-bijian ke tempat tinggal mereka, mereka memecahnya menjadi keping-keping sehingga tak bertunas. Jika itu adalah dua cuping gandum, setiap cuping masih bisa tumbuh, mereka lalu memecahnya menjadi empat bagian.Jika gandum itu dibasahi dengan embun, dan mereka khawatir akan membusuk, mereka menaruhnya di bawah cahaya matahari, dan kemudian membawanya kembali ke tempat tinggal mereka. Inilah alasan mengapa engkau sering melihat di luar tempat tinggal mereka, banyak biji-bijian yang rusak, maka jika engkau datang sebentar, lalu kemudian engkau takkan menemukan apapun yang tersisa. Tanda lain mereka adalah bahwa mereka tak menggali tempat tinggal mereka kecuali di sebidang tanah yang tinggi, jangan sampai banjir akan menenggelamkannya. Engkau tak pernah melihat kekaisaran semut itu di dasar lembah, melainkan di bagian atas, dimana banjir tak mengalir."
Kelihaian seperti itu, tak perlu heran pada spesies yang memuliakan Rabb dengan rasa-syukur. Abu Hurairah, radhiyallahu 'anhu, meriwayatkan bahwa Rasulullah (ﷺ) bersabda,
"Seekor semut telah menggigit seorang Nabi (salah satu di antara para nabi sebelumnya) dan ia memerintahkan agar koloni semut itu dibakar. Dan Allah mewahyukan kepadanya, 'Karena gigitan semut, kamu membakar sebuah komunitas dari antara komunitas yang menyanyikan Kemuliaan-Ku'." - [Sahih Muslim]
Tahukah engkau dimana lembah Kekaisaran Semut? Jika engkau tak tahu, maka itu lebih baik, menurutku. Lebih baik bagi makhluk kecil seperti kami, menyembunyikan lembah mereka agar dapat menjaga kehidupan mereka, terutama dari kaki besar manusia. Sudah menjadi rahasia umum bahwa ukuran kecil makhluk mungkin menjadi penyebab kehancurannya. Di tengah-tengah hutan duniawi tempat kita hidup ini, engkau harus menjadi serigala atau dimakan serigala; dan engkau harus menjadi harimau atau dimakan harimau. Itulah yang dikatakan manusia, bukan? Jadi, apa yang dapat dilakukan semut karena merekalah salah satu dari makhluk terkecil di dunia ini?
Rahmat Allah telah menjawab pertanyaan ini. Kita tak perlu menjadi serigala lagi agar tak dimakan oleh yang kuat di antara serigala. Allah telah memberi kami kehidupan yang luar biasa dan tiada makhluk lain yang dapat melakukan pekerjaan dengan sangat teliti sampai tingkat kemahiran seperti semut! Semut tak hidup sendirian. Kami hidup di koloni yang terdiri dari ratusan ribu dan pembagian kerja jelas dan populer. Misalnya, jantan tak boleh melakukan pekerjaan betina, dan pekerjaan semut pekerja, tak dapat dilakukan oleh siapapun kecuali mereka. Kota kami terletak di bawah tanah. Semua kota dihubungkan oleh sistem jalan yang rumit, yang membuat mustahil bagi siapa pun kecuali semut, melewatinya. Selain itu, kami membangun kota kami, jauh di bawah tanah untuk menangkal bahaya yang mungkin terjadi.
Ada tiga jenis semut: betina, jantan dan semut pekerja. Setiap jenis dilahirkan dengan ilmu yang melekat tentang pekerjaan yang seharusnya dilakukan. Tak seperti manusia, kami tak punya guru, karena kami belajar langsung dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Semut pertama yang diciptakan oleh Allah mengetahui semua ilmu dan mewariskan ilmunya ke generasi berikutnya. Segera setelah seekor semut lahir dan mengetahui posisinya di dunia semut, ia langsung mulai melakukan tanggung jawabnya. Kami tak pernah mengeluh, kami tak pernah bercita-cita, kami tak pernah mengingini dan kami tak pernah bermimpi. Kita tak menumbuhkan sayap kecuali saat kami sedang jatuh cinta. Hanya di musim kawin, sayap kami tumbuh. Apa yang orang anggap sebagai jenis khusus semut terbang sebenarnya hanyalah pasukan jantan dan betina di musim cinta. Pada akhir musim ini, jantan jatuh ke tanah dan mati. Tugasnya telah berakhir dan hidupnya tak memiliki arti lagi. Setelah jantan meninggal, tugas betina dimulai. Ia menggigit sayapnya, karena ia tak membutuhkannya lagi. Kemudian, ia membangun sarangnya di tanah dan bertelur. Sarang kecil ini akan menjadi koloni semut.
Itulah koloni yang bisa menjadi koloni dan kemudian berubah menjadi Kekaisaran Semut. Kekaisaran terletak di atas dan di bawah permukaan tanah. Juga termasuk rumah untuk setiap individu di dalamnya dan juga mengandung persentase tertentu dari setiap jenis yang hidup di dalamnya.
Salah satu misteri yang belum ditemukan oleh para ilmuwan tentang kami, dan kukira, mereka takkan pernah menemukannya, bersembunyi dalam pertanyaan-pertanyaan ini, "Mengapa semut memiliki jantan, betina dan pekerja masing-masing dalam jumlah terbatas? Mengapa induk semut meletakkan telur-telurnya yang menetas menjadi pekerja? Mengapa para pekerja ini tumbuh agar memungkinkan bagi induk semut meletakkan jutaan telur sepanjang sisa hidupnya? " "Juga, mengapa sang induk menelurkan jantan dan kemudian betina? Mengapa ia memilih sejumlah jantan dan sejumlah betina, sehingga jumlah itu akan cukup bagi kehidupan agar terus berlanjut dan diatur sedemikian rupa dengan cara yang mencengangkan? Induk semutkah yang membuat semua perhitungan ini, yang tak dapat dicapai oleh manusia atau pikiran elektronik? Benarkah semut melakukannya? "
Manusia tak dapat menentukan jenis kelamin embrio, namun semut dapat melakukannya dengan mudah, dan melakukannya tanpa memahami bagaimana mereka mampu melakukannya. Para ilmuwan akan tetap terkungkung dalam rahasia dunia semut ini, dan rahasia ini akan tetap menjadi misteri bagi mereka, dan juga bagiku. Aku juga tak tahu jawaban atas rahasia ini.
Cukup untuk mengatakan bahwa Allah Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang, tahu sebelum Dia menciptakan kita, apa yang akan kita temui di tangan manusia; dan Allah, Yang Mahakuasa, tahu bahwa jika seorang anak amnusia menginjak koloni semut, ia tak sengaja dapat membunuh seribu semut dengan kakinya. Karena alasan ini, Allah memberi kami apa yang tak Dia berikan bagi manusia. Dia telah menuntun kami kepada apa yang tak Dia tunjuk kepada manusia dan memberikan kepada kami senjata yang membantu kami bertahan hidup di dunia, dimana konflik bertahan hidup tak pernah berhenti walau sesaatpun.
[Bagian 2]