Akulah lebah betina. Aku makhluk ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Rabb-mu dan Rabb-ku. Engkau tak perlu terkejut atau heran, aku disini karena aku hanya ingin menuturkan padamu tentang kehidupan sosialku sehingga engkau dapat memahami pentingnya makhluk kecil sepertiku.
Tahukah engkau? Setidaknya ada 20.000 spesies lebah. Yang paling dikenal dan dipelajari dengan sangat teliti adalah bangsaku, lebah madu. Ini karena engkau, bangsa manusia, menyukai madu. Banyak bangsa manusia yang telah mengetahui bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuhnya, sedangkan hanya sedikit manusia yang menyadari keiistimewaan yang luar biasa dari penghasilnya, lebah madu. Ada lukisan di gua prasejarah, yang berusia 8.000 hingga 15.000 tahun, yang menggambarkan orang menjarah sarang lebah. Perlebahan tampaknya telah dimulai di Mesir kuno, mungkin 2400 SM. Lalu ini berkembang sebagai sebuah industri di seluruh Eropa dan Mediterania.
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menciptakan langit, bumi, dan manusia. Alam atas ciptaan-Nya, adalah langit, dan alam bawah, adalah bumi dan segala yang ada di dalamnya. Semua ini diciptakan untuk tujuan yang benar, bukan dengan sia-sia, sehingga Dia dapat membalas orang-orang yang berbuat keburukan dengan apa yang telah mereka lakukan dengan mengadzab mereka di Neraka, dan memberi pahala kepada mereka yang berbuat kebaikan, dengan apa yang terbaik, yakni Surga.
Mungkin, engkau bertanya-tanya, mengapa Allah menciptakanku? Ya, kami, para Lebah, diciptakan untuk menyembah Allah, sama seperti yang engkau lakukan. Tiada yang pantas disembah selain Dia, al-Wahid, Al-Ahad, Al-Qayyum, Jalla Jalaaluhu. Ibadah adalah hak Allah, dan bahwa ibadah harus diarahkan hanya kepada-Nya, bukan untuk berhala yang tak mampu mencipta, melainkan juga makhluk ciptaan. Allah berfirman,
Jadi, cara kami beribadah pada-Nya, dalam bentuk tugas tertentu. Aku tahu dengan pasti akan tugas-tugasku, karena sejak aku lahir, Allah, Rabb-mu dan Rabb-ku, mengilhamiku, dan untuk seluruh bangsa lebah. Dia berfirman,أَفَمَنْ يَخْلُقُ كَمَنْ لا يَخْلُقُ أَفَلا تَذَكَّرُونَ"Maka apakah (Allah) yang menciptakan sama dengan yang tak dapat menciptakan (sesuatu)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?" - [QS.16: 17]
Maka, sejak aku dilahirkan, aku menjalani hidupku sesuai dengan petunjuk Allah, tanpanya, bangsa lebah tak dapat mengatur tempat tinggal mereka dan menghasilkan madu. Engkau takkan pernah melihatku membangun pemukiman kecuali di tempat-tempat yang telah diperintahkan Allah. Sebagian besar pemukimanku berada di gunung dan bukit, di pepohonan dan di tempat tinggal manusia, tak pernah di tempat lain; tempat yang kusebutkan pertama adalah tempat yang paling sering digunakan, berikutnya di pepohonan, dan yang terakhir ditempat tinggal manusia. Yang terakhir ini, ukuran yang terkecil, sedangkan yang di pegunungan dan pepohonan, sarang kami sangat besar; dan disitu, madu dengan jumlah yang sangat banyak, dapat dikumpulkan.وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ"Dan Rabb-mu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia." - [QS.16:68]
Dan Allah juga mewahyukan,
Aku akan menyampaikan padamu tentang kehidupan sosialku. Tapi pertama-tama, engkau harus tahu bahwa leluhurku muncul sekitar 100 juta tahun yang lalu, bertepatan dengan pertama kali tampilnya tanaman berbunga. Dalam sistem yang indah dari Allah ini, bunga-bunga dan lebah bergantung satu sama lain. Warna dan bau bunga bukan untuk manusia, meskipun engkau boleh, dan harus menikmatinya. Sebenarnya itu untuk mempesona aku dan kawananku, bangsa lebah, agar memastikan kelangsungan hidup bunga itu. Dan jika bunga itu tak menghasilkan nektar dan serbuk sari, kami takkan bertahan hidup.ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ"Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir." - [QS.16:69]
Nah sekarang, mari kita ke sarangku. Dengan membentuk lilin-lebah yang kecil, bangsa lebah membangun sarang di mana 30,000 hingga 80,000 lebah dapat hidup dan bekerja bersama-sama. Untuk mengatur makhluk yang begitu banyak didalam sebuah ruang kecil, harus ada organisasi yang besar. Para lebah dalam sarang itu memahami perannya dan melakukan pekerjaan mereka tanpa keluhan atau kebingungan. Kami tahu pasti tugas kami, tujuan dari bangsa lebah diciptakan. Karena ilham dari Allah-lah mengapa kami membangun sarang, makan dari buah-buahan, dan menghasilkan madu. Inilah ilham dan keseluruhan disain Sang Pencipta tentang mengapa bangsa lebah diciptakan.
Fakta menakjubkan tentang bangsaku adalah bahwa kami punya seorang ratu, yang tanpanya kami takkan terbang berkeliling, tak bekerja, dan tak menyedot. Dalam sarang lebah madu, ada tiga jenis lebah, ratu, pekerja dan lebah jantan. Hanya ada satu lebah ratu. Tugasnya hanyalah bertelur. Ia tak memiliki kelenjar untuk membuat lilin dan lidah untuk mengumpulkan nektar. Ia diberi makan, dirawat, dan dipertahankan mati-matian. Ia tak memiliki naluri keibuan, ia hanya mengeluarkan telur, yang dirawat oleh para pekerja.
Kami mematuhi ratu kami, mengindahkannya, dan bekerja atas perintahnya. Ratu berhak mengarahkan, memerintahkan dan melarang. Kamilah kawulanya, taat kepadanya, dan tunduk atas keridhaannya. Ia mengarahkan kami seperti cara seorang raja mengarahkan rakyatnya. Ketika kami memasuki rumah kami, ratu berdiri di pintu, tak membolehkan setiap lebah mendorong yang lain atau saling menggeser sewaktu mengantri masuk. Kami masuk satu-per-satu, tanpa berkerumun, bertabrakan atau bergerombol; ratu mengatur kami masuk dengan cara yang sama seperti yang dilakukan seorang pemimpin ketika pasukannya tiba di sebuah lorong sempit dimana tak ada ruang yang cukup untuk lebih dari satu orang pada saat bersamaan.
Dalam penerapan urusan manajemen bangsaku, kebijakan yang baik, tuntunan, kesatuan niat, pengelolaan, penanganan aturan kami, dan tugas pekerjaan masing-masing individu, engkau akan terheran-heran! Akan menjadi jelas bagimu bahwa itu bukanlah karena kehendak kami sendiri jika lebah dapat melakukan tindakan-tindakan, atau mencapai kontrol dan paling sempurna seperti itu. Jika engkau mengamati lebah pekerja, engkau akan melihat bahwa mereka adalah salah satu makhluk Allah yang paling lemah, yang benar-benar tahu tentang urusan mereka sendiri, dan yang paling mampu mengenali urusan mereka, namun tak berkata apa-apa tentang prestasi menakjubkan yang telah mereka lakukan.
Satu fakta membingungkan tentang bangsa kami adalah bahwa kami tak pernah punya dua ratu dalam satu tempat tinggal, yang memerintah dalam kelompok yang sama. Jika dua kelompok terbentuk dan diperintah oleh dua pemimpin, salah satunya dibunuh dan dipotong-potong, dan kami setuju untuk memberikan kesetiaan kami hanya kepada satu ratu, tanpa menunjukkan permusuhan di antara kami sendiri, atau berusaha mencelakakan satu sama lain. Kami bersatu sebagai satu kelompok yang memiliki satu pasukan.
Hal yang membingungkan tentang bangsaku, sesuatu yang kebanyakan manusia tak menyadari atau memahami, adalah cara lebah bereproduksi, dengan cara melahirkankah, atau bertransformasi. Sangat sedikit manusia yang membayangkan atau mengenali bagaimana hal itu terjadi! Sesungguhnya, kami berkembang-biak bukan dari dua metode itu, tetapi dengan metode yang paling membingungkan! Saat aku pergi ke padang rumput mengambil nektar, sari murni dari daun, kelopak, bunga, rumput, dll; aku mengisapnya, dan inilah yang merupakan intisari dari madu. Lalu aku memerasnya menjadi kental dipermukaan daun, dan melekatkannya pada kakiku, membentuknya serupa kacang-kacangan; lalu aku memasukkannya kedalam heksagonal kosong yang terbuat dari madu.
Kemudian, ratu berkeliling, dimulai dari tempat tinggalnya, menarik nafas di dalamnya, dan terus menuju ke tempat tinggal yang lain serta bernafas kedalam semuanya. Dari sini, kehidupan muncul didalamnya atas kehendak Allah, dan dengan demikian, mereka keluar sebagai makhluk terbang atas kehendak Allah. Inilah sebuah keajaiban yang ganjil dan sebuah pertanda dimana hanya sedikit manusia yang mengetahuinya; itu terjadi karena ilham Ilahi, yang menuntun kami dan mengajarkan kami cara-cara untuk mengelola, bepergian, hidup, membangun dan berproduksi.
Dan bagaima tentang madu yang telah kami hasilkan? Sebuah varietas madu begitu putih, dimana engkau melihat pantulan wajahmu di dalamnya lebih baik daripada engkau melihatnya di cermin, itulah madu terpilih yang dikenal manusia, yang paling murni dan paling lezat. Rasanya memang manis-getir. Varietas lain, berwarna merah, hijau, anyelir, hitam, cokelat dan banyak warna lain, dengan rasa yang berbeda-beda, tergantung pada jenis tanaman yang dihisap dan substansi aslinya.
Madu merupakan konstituen dari hampir semua obat-obatan, dalam suatu tingkatan dimana masyarakat kuno tak mengenal gula, bahkan juga tak disebutkan dalam buku-buku mereka. Yang mereka gunakan untuk obat-obatan hanyalah madu, dan itu sebabnya engkau dapat melihatnya tersebutkan dalam buku-buku mereka. Sesungguhnya, madu lebih bermanfaat daripada gula, lebih efektif dan lebih menjernihkan pikiran, lebih mempertajam dan mengurangi serta memperkuat pertahanan tubuh jika mengalami cedera. Lebih memperkuat perut, meningkatkan semangat, mengangkat sukma, memparbanyak obat katalitik dan membantu dalam melacak penyakit ditempat yang tak terjangkau didalam tubuh.
Jika dunia tanpa gula, tak masalah, namun jika madu yang berkurang, akan ada permintaan yang besar untuknya. Beberapa kota pernah menggunakan gula sebagai pengganti madu, dan mereka lebih suka rasa gula itu dibanding madu; mereka merasa bahwa gula tak begitu tajam dan intens daripada madu. Mereka tak menyadari bahwa manfaat madu terletak pada ketajaman dan intensitasnya. Jika seseorang merasakannya tak sesuai bagi tubuhnya, ia dianjurkan agar melembutkan ketajaman madu dengan makanan lain, dan dengan cara ini, madu akan lebih menguntungkan dibandingkan gula.
Tahukah engkau betapa pentingnya madu sebagai sumber makanan, yang disediakan Allah kepada umat manusia melalui hewan kecil sepertiku? Madu terdiri dari gula seperti glukosa dan fruktosa dan mineral seperti magnesium, kalium, kalsium, natrium klor, belerang, besi dan fosfat. Termasuk juga vitamin B1, B2, C, B6, B5 dan B3, vitamin-vitamin yang berubah sesuai dengan kualitas nektar dan serbuk-sari sumbernya. Selain itu terdapat juga tembaga, yodium, zat besi dan seng, dalam jumlah kecil. Juga, terdapat beberapa jenis hormon didalamnya.
Dewasa ini, pemeliharaan lebah dan produk lebah telah menjadi cabang baru penelitian di negara-negara maju dalam ilmu pengetahuan. Ada manfaat lain dari madu, misalnya, mudah dicerna oleh perut yang paling sensitif, meskipun konsentrasi asam yang tinggi, karena molekul gula pada madu dapat berubah menjadi jenis lain dari gula, yakni madu. Juga membantu ginjal dan usus agar berfungsi lebih baik. Kualitas madu yang lain adalah, bila dibandingkan dengan jumlah gula yang sama, memberikan 40% lebih sedikit kalori untuk tubuh. Meskipun memberikan energi yang besar bagi tubuh, tidak menambah berat badan. Ketika dicampur dengan air hangat, madu melebur ke dalam aliran darah dalam waktu 7 menit. Molekul-molekul gula bebas di dalamnya lebih meringankan fungsi otak.
Madu menyediakan bagian penting energi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan darah. Selain itu, madu membantu membersihkan darah. Madu memiliki beberapa efek positif dalam mengatur sirkulasi darah dan memfasilitasinya. Juga, berfungsi sebagai pelindung penting melawan masalah kapiler dan arteriosklerosis.
Madu tak bertahan terhadap bakteri. Bakteri ini membunuh properti madu yang disebut sebagai "efek inhibisi". Percobaan yang dilakukan pada madu mengatasinya, bakteri yang membunuh meningkatkan propertinya dua kali ketika diencerkan dengan air. Yang sangat menarik dicatat, bahwa bayi yang baru lahir dalam koloni lebah, yang dipelihara dengan madu, diencerkan oleh lebah yang bertanggung jawab atas pengawasan mereka, seolah-olah mereka tahu keistimewaan madu ini.
Royal jelly adalah zat yang diproduksi lebah pekerja di dalam sarang. Dalam zat bergizi ini, terdapat gula, protein, lemak dan banyak vitamin. Ini digunakan untuk mengatasi masalah yang terjadi sebagai akibat dari kekurangan jaringan atau kelemahan tubuh.
Akhirnya, dari Abu Sa`id al-Khudri, radhiyallahu 'anhu, seorang lelaki menemui Rasulullah (ﷺ) dan berkata, "Saudaraku mengalami masalah perut." Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Minumkan madu padanya." Lelaki itu datang kedua kalinya dan Rasulullah (ﷺ) bersabda, 'Minumkan ia madu." Ia datang lagi untuk ketiga kalinya dan Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Minumkan ia madu." Ia kembali lagi dan berkata , "Aku telah melakukannya.' Rasulullah (ﷺ) kemudian bersabda," Allah Mahabenar, tetapi perut saudaramu itulah yang berdusta. Minumkan ia madu." Maka iapun memberi minum saudaranya itu madu dan iapun sembuh. - [Sahih al-Bukhari]
Dari Ibnu Abbas, radhiyallahu 'anhu, Rasulullah (ﷺ) berkata, "Kesembuhan itu ada pada tiga hal: Satu tegukan madu, berbekam, dan pengobatan dengan pisau panas (kayy). Namun aku melarang umatku menggunakan pengobatan dengan pisau panas."- [Sahih al-Bukhari]
Aku bersyukur atas segala berkah yang Allah berikan untuk kita dan banyak hal yang telah Dia anugerahkan untuk kita. Dan jika engkau hendak menghitung nikmat Allah, engkau takkan dapat menyebutkannya. Unta, ternak, domba, dan kambing, "empat pasang” hewan ternak, adalah rahmat dalam penciptaan An‘am-Nya. Berkah-berkah ini termasuk manfaat yang diperoleh dari wol dan bulu-bulunya, darimana pakaian dan perabotan dibuat, susunya yang diminum, dan anak-anaknya yang dimakan. Keindahannya, semacam perhiasan ketika mereka dibawa kembali dari padang rumput di malam hari. Lihatlah bagaimana panggul mereka menjadi gemuk, ambing mereka diisi dengan susu dan punuk mereka membesar. Mereka membawa beban berat yang sulit dipindahkan atau dibawa sendiri oleh manusia, dalam perjalanan untuk haji, ‘Umrah, kampanye militer, dan perjalanan untuk tujuan perdagangan, dan sebagainya. Manusia menggunakan hewan-hewan ini untuk segala jenis keperluan, berkuda dan membawa beban. Allah-lah yang telah menaklukkan An'am (ternak) untukmu. Dan Allah juga telah menciptakan kuda, bagal, dan keledai untuk engkau tunggangi, dan sebagai perhiasan. Inilah tujuan utama binatang ini diciptakan.
Wahai saudara-saudariku, seperti yang telah kusebutkan sebelumnya, bahwa kami, para Lebah, cara hidup kami, berdasarkan petunjuk Allah, yang diilhami-Nya kepada kami. Tanpa tuntunan Ilahi dalam hidup kami, kami takkan dapat menghasilkan madu yang bermanfaat bagi kami sendiri dan juga bagi makhluk lain. Dengan mengikuti petunjuk Ilahi, kami tak perlu membuang-buang waktu dan energi untuk membuat aturan di antara kami sendiri, dan juga tak perlu saling berdebat tentang apa yang salah dan apa yang benar, seperti yang dilakukan manusia jika mereka membuat aturan mereka sendiri. Tanpa mengikuti tuntunan ilahi, kami hanyalah makhluk kecil yang tak bermakna.
Selain menciptakan unta untuk dikendarai, Allah juga menciptakan kuda dan keledai, yang dapat digunakan untuk tujuan perjalanan fisik. Demikian juga, ada jalur moral dan agama yang bisa diikuti seseorang. Seringkali dalam Al-Quran, ada pergeseran dari hal-hal fisik atau berwujud, ke dalam hal-hal spiritual dan keagamaan yang bermanfaat. Orang selalu berusaha menjangkau salah satu cara yang terbaik untuk diikuti, dan jalan yang benar itulah hak Allah. Hak Allah untuk menerangkan, menjelaskan jalan yang lurus dan yang menyimpang. Wallahu a'lam."
وَعَلَى اللَّهِ قَصْدُ السَّبِيلِ وَمِنْهَا جَائِرٌ وَلَوْ شَاءَ لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ"Dan hak Allah menerangkan jalan yang lurus, dan di antaranya ada (jalan) yang menyimpang. Dan jika Dia menghendaki, tentu Dia memberi petunjuk kamu semua (ke jalan yang benar)." - [QS.16:9]
Rujukan :
- Syaikh Safiurrahman Al-Mubarakpuri, Tafsir Ibn Kathir (Abridged) Volume V, Darussalam
- Anas Abdul-Hameed Al-Qoz, Men and The Universe - Reflections of Ibn Al-Qayyem, Darussalam