Selasa, 09 Juli 2019

Ia Bukan Dia (4)

Wari melanjutkan, "Allah mewahyukan kepada Nabi Isa Kitab Injil. Kitab yang diturunkan ini sebenarnya merupakan lampiran dan pelengkap Kitab Taurat. Itu berarti bahwa meskipun dasar ajaran Nabi Isa sebenarnya adalah Taurat, namun karena kekeliruan dan penyesatan orang-orang Yahudi, bermakna bahwa Allah mengutus Nabi Isa untuk memperbaiki kesalahan mereka, Injilpun diturunkan. Meskipun sebelum kedatangan Nabi Isa, kepercayaan Yahudi dan kegiatan praktis mereka telah mencapai keadaan sedemikian rupa sehingga tak terhitung banyaknya Nabi Isa mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki keadaan mereka, antara lain, ada beberapa kesalahan mendasar yang harus diperhatikan. Dan terhadap kelompok-kelompok berikut ini, Nabi Isa menghabiskan banyak upaya. Pertama, di antara orang-orang Yahudi, ada kelompok yang percaya bahwa perbuatan seseorang, baik atau buruk, dihukum atau diganjar dalam kehidupan ini. Adapun kehidupan Akhirat, hukuman dan ganjaran setelah kematian, hari berbangkit - semua keyakinan ini, dianggap tidak ada. Inilah kelompok Saduki.
Kelompok kedua percaya pada segala hal tentang Akhirat, namun mereka juga berkeyakinan bahwa untuk mencapai Allah, bahwa seseorang harus menghindari kesenangan duniawi dan keterasingan dari orang-orang di dunia ini, dan menjalani kehidupan pertapa. Oleh karena itu, mereka tinggal jauh dari masyarakat, di biara-biara dan pondok-pondok. Namun, kelompok ini sebelum kedatangan Nabi Isa, kehilangan posisi mereka dan karena telah memisahkan diri dari dunia yang penuh dengan segala hal duniawi yang kotor. Bila tampak dari luar, mereka bagaikan pertapa, namun dalam kehidupan pribadi mereka, banyak kekeliruan yang mereka perbuat. Inilah kelompok Farisi.
Kelompok ketiga, yang berkaitan dengan pelayanan Bait Suci. Keadaan mereka sedemikian rupa sehingga layanan yang seharusnya mereka berikan untuk ridha Allah dan yang didasarkan pada keikhlasan, dibuat menjadi bentuk bisnis, dan selama mereka tak dibayar saat pelayanan apapun, mereka menolak menyediakannya. Sedemikian rupa sehingga mereka bahkan sampai mengubah naskah Taurat. Inilah kelompok para imam.
Kelompok keempat, yang memiliki posisi di atas yang lainnya. Mereka secara bertahap berhasil meyakinkan khalayak bahwa tak ada prinsip dasar agama kecuali yang mereka keluarkan. Mereka memiliki hak prerogatif untuk menyatakan hal-hal yang haram menjadi halal dan menyatakan hal-hal yang halal menjadi haram. Mereka bisa menambah-nambah agama atau menguranginya. Mereka punya hak menetapkan seseorang masuk ke surga dan bagi siapapun yang mereka inginkan, mereka dapat menerbitkan sertifikat masuk ke neraka. Dengan kata lain, merekalah orang-orang di antara Bani Israil, yang menjadi "tuhan selain Allah." Dalam perubahan Taurat, baik dalam kata-kata dan dalam makna, mereka sangat terdepan. Melalui semua ini, mereka berusaha memperoleh kekayaan duniawi, dan demi menyenangkan khalayak, mereka siap mengubah dan mempermak perintah-perintah dalam agama mereka. Inilah para Ahbaar "Rabi" dan para ulama mereka.
Kelompok yang terakhir inilah yang, kita diperingatkan oleh Rasulullah (ﷺ), jangan sampai meniru mereka. Dalam Islam, perbuatan inilah yang disebut bid'ah. Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah, bahwa Rasulullah (ﷺ) bersabda,

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad (ﷺ). Seburuk-buruk perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu, bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan.” [HR Muslim 867]
Ummul Mu'minin, Aisyah, radhiyallahu 'anha, meriwayatkan bahwa Rasulullah (ﷺ) bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ
"Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tiada asalnya, maka perkara tersebut tertolak.” [HR Al-Bukhari 2697]
Inilah berbagai kelompok dan kepercayaan yang ada dianatara mereka dan kepada orang-orang inilah Nabi Isa harus menjalankan tugasnya, dan diantara merekalah ia diutus untuk perbaikan. Langkah pertama yang dilakukannya, ia memperhatikan setiap kepercayaan masing-masing dan dengan simpati dan cinta menegur kelakuan mereka, mengajak mereka menuju perubahan yang lebih baik. Ia berusaha menghilangkan dari mereka segala keburukan dan menghubungkan mereka kembali lagi dengan Sang Pencipta. Namun, mereka menolak berubah mereka dan tak hanya itu, mereka juga mulai menyebutnya 'Al-Masih Palsu', melawannya dalam penyebaran kebenaran. Mereka juga membuat berbagai rencana muslihat terhadapnya dan bahkan berencana membunuhnya."

Punai bertanya," Dimanakah kitab Taurat dan Injil yang asli sekarang? " Wari berkata," Taurat dan Injil, yang sepantasnya kita sebut Taurat Musa dan Injil Isa - Kitab Allah yang sebenarnya, tetapi apa yang telah dilakukan orang Yahudi dan Nasrani terhadap kitab-kitab ini. Al-Qur'an mennyampaikan,

أَفَتَطْمَعُونَ أَن يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِّنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِن بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
"Maka apakah kamu (Muslimin) sangat mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, sedangkan segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah memahaminya, padahal mereka mengetahuinya?" - (QS.2:75)
فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنْ عِندِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا يَكْسِبُونَ
"Maka celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri), kemudian berkata, “Ini dari Allah,” (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah. Maka celakalah mereka, karena tulisan tangan mereka, dan celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat." - (QS.2:79)
فَبِمَا نَقۡضِہِمۡ مِّیۡثَاقَہُمۡ لَعَنّٰہُمۡ وَ جَعَلۡنَا قُلُوۡبَہُمۡ قٰسِیَۃً ۚ یُحَرِّفُوۡنَ الۡکَلِمَ عَنۡ مَّوَاضِعِہٖ ۙ وَ نَسُوۡا حَظًّا مِّمَّا ذُکِّرُوۡا بِہٖ ۚ وَ لَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلٰی خَآئِنَۃٍ مِّنۡہُمۡ اِلَّا قَلِیۡلًا مِّنۡہُمۡ فَاعۡفُ عَنۡہُمۡ وَ اصۡفَحۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ یُحِبُّ الۡمُحۡسِنِیۡنَ
"(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, maka Kami melaknat mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah firman (Allah) dari tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka. Engkau (Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka kecuali sekelompok kecil di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." - (QS.5:13)
Bila ada keputusan bulat dari semua cendekiawan bahkan orang-orang Nasrani, maka Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa, bukanlah Injil yang ada saat ini. Apa yang ada saat ini, terjemahan bahasa Yunani dan bahasa lainnya, dan versi ini telah mengalami berbagai perubahan, pengurangan, dan penambahan. Lebih jauh, bahkan tak dapat dipastikan bahwa buku-buku ini telah ditulis oleh para Hawariyyin. Ada kemungkinan kuat bahwa versi-versi itu disusun jauh kemudian oleh penulis lain. Namun, dalam buku-buku ini dan terjemahannya, tentulah ada dakwah dan ucapan tertentu yang diberikan oleh Nabi Isa. Karenanya, terkadang orang mendapat kesan bahwa sebagian mengandung makna yang sebenarnya. Orang-orang Yahudi dan Nasrani akan dimintai pertanggungjawaban karena melakukan berbagai bentuk pergantian dalam naskah ini, baik perubahan kata-kata maupun perubahan makna dan interpretasi. Biasanya ini dilakukan dengan tujuan memperoleh keuntungan duniawi. Tak ada perbuatan yang lebih disayangkan daripada ini, yang menghasilkan laknat Allah."

Punai bertanya, “Bagaimana Al-Qur'an memandang doktrin Trinitas?” Wari berkata, “Pada saat turunnya wahyu Al-Qur'an, ada tiga kelompok besar dimana orang-orang Nasrani dibagi menurut kepercayaan mereka pada Trinitas. Satu kelompok mengatakan bahwa 'Isa al-Masih adalah Allah sendiri yang datang ke dunia ini dalam bentuk Al-Masih. Kelompok kedua, percaya bahwa Al-Masih, 'Isa bin Maryam adalah Anak Tuhan. Kelompok ketiga, mengatakan bahwa Allah ada dalam rahasia Trinitas yang terdiri dari Allah, Yesus dan Maryam. Kelompok ini terdiri dari dua pandangan. Satu kelompok menganut Roh Kudus daripada Maryam. Dalam hal apa pun, keduanya menganggap bahwa Nabi 'Isa menjadi salah satu dari Trinitas.
Al-Qur'an membicarakan semua kelompok ini secara individu dan bersama-sama, dan dengan argumen yang jelas, dalam hal ini, keyakinan yang benar hanya satu, bahwa Nabi 'Isa dilahirkan dari ibunda Maryam. Ia adalah Rasul Allah yang sejati. Apapun yang dikatakan tentang keilahiannya, trinitas atau anak kapal Allah, semuanya bathil dan tak benar, terlepas dari apakah itu merendahkan statusnya seperti dalam kasus keyakinan orang Yahudi bahwa ia seorang peramal, penyihir atau penipu, atau apakah itu mengangkat statusnya secara berlebihan seperti dalam kasus orang-orang Nasrani yang menganggapnya tuhan atau anak tuhan atau bagian dari Trinitas.
Al-Qur'an tak saja menolak pandangan Nasrani tentang Nabi Isa, namun juga menjelaskan status Al-Masih yang benar. Dan seberapa dekat ia dengan Allah sehingga pandangan orang-orang Yahudi dapat ditolak. Al-Masih bukanlah tuhan atau putra tuhan. Allah berfirman,

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ ۚ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَىٰ مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۖ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ ۚ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ ۚ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ ۘ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ وَكِيلًا
"Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sungguh, Al-Masih Isa putra Maryam itulah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan, “(Tuhan itu) tiga,” berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Mahasuci Dia dari (anggapan) mempunyai anak. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung." - (QS.4:171)
وَقَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا ۗ سُبْحَانَهُ ۖ بَلْ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ كُلٌّ لَهُ قَانِتُونَ
"Dan mereka berkata, 'Allah mempunyai anak.' Mahasuci Allah, bahkan milik-Nyalah apa yang di langit dan di bumi. Semua tunduk kepada-Nya." - (QS.2:116)
مَا الۡمَسِیۡحُ ابۡنُ مَرۡیَمَ اِلَّا رَسُوۡلٌ ۚ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِہِ الرُّسُلُ ؕ وَ اُمُّہٗ صِدِّیۡقَۃٌ ؕ کَانَا یَاۡکُلٰنِ الطَّعَامَ ؕ اُنۡظُرۡ کَیۡفَ نُبَیِّنُ لَہُمُ الۡاٰیٰتِ ثُمَّ انۡظُرۡ اَنّٰی یُؤۡفَکُوۡنَ
"Al-Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul. Sebelumnya pun sudah berlalu beberapa rasul. Dan ibunya seorang yang berpegang teguh pada kebenaran. Keduanya biasa memakan makanan. Perhatikanlah bagaimana Kami menjelaskan ayat-ayat (tanda-tanda kekuasaan) kepada mereka (Ahli Kitab), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka dipalingkan (oleh keinginan mereka)." - (QS,5:75)
لَنۡ یَّسۡتَنۡکِفَ الۡمَسِیۡحُ اَنۡ یَّکُوۡنَ عَبۡدًا لِّلّٰہِ وَ لَا الۡمَلٰٓئِکَۃُ الۡمُقَرَّبُوۡنَ ؕ وَ مَنۡ یَّسۡتَنۡکِفۡ عَنۡ عِبَادَتِہٖ وَ یَسۡتَکۡبِرۡ فَسَیَحۡشُرُہُمۡ اِلَیۡہِ جَمِیۡعًا
"Al-Masih sama sekali tak enggan menjadi hamba Allah, dan begitu pula para malaikat yang terdekat (kepada Allah). Dan barangsiapa enggan menyembah-Nya dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya." - (QS.4:172)
Punai bertanya, "Kapan Nabi Isa akan kembali?" Wari berkata, "Al-Qur'an telah, dengan cara yang singkat-jelas, memberikan kisah pengangkatan Nabi Isa ke langit, keadaan hidupnya saat ini, dan keturunannya pada tahap selanjutnya, yang akan menjadi salah satu tanda Akhir Zaman. Rincian hal-hal ini telah diberikan dalam Hadits shahih. Diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Rasulullah (ﷺ) bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً، فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ، حَتَّى تَكُونَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا ‏
"“Dan demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sudah dekat saatnya di mana akan turun pada kalian (‘Isa) Ibnu Maryam sebagai hakim yang adil. Ia akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti/pajak), dan akan melimpah ruah harta benda, hingga tiada seorang pun yang mau menerimanya.”
Abu Huraira menambahkan, "Jika engkau ingin konfirmasi dari Al-Qur'an, bacalah (ayat Al-Qur'an ini; ')
وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
"Dan tiada seorangpun di antara Ahli Kitab yang tak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari Kiamat, ia (Isa) akan menjadi saksi mereka." - (QS.4:159)
Al-Qur'an dan Hadits shahih tertentu telah memberikan beberapa peristiwa yang akan terjadi tak lama sebelum terjadinya Kiamat sebagai tanda keberadaannya sudah dekat. Salah satu dari tanda-tanda itu, adalah turunnya Nabi Isa dari langit, penuturannya sebagai berikut, 
"Pertempuran sengit akan berkecamuk antara Muslim dan Nasrani, dan kepemimpinan umat Islam akan berada di tangan seorang lelaki dari keturunan Rasulullah (ﷺ). Ia akan disebut "Al-Mahdi". Pada saat itu, juga akan muncul Al-Masih palsu— Dajjal. Dajjal ini sebenarnya dari keturunan orang Yahudi dan bermata satu. Di dahinya akan ada tulisan huruf Kaaf, Faa dan Raa— Kafir, dan orang-orang beriman akan bisa membacanya dengan persepsi Imani mereka. Orang-orang beriman akan aman dari pengkhianatan dan penipuan. Pertama, Dajjal akan menyatakan diri sebagai Tuhan, dan seperti pemain sulap curang dengan sulap tangan, akan menunjukkan beberapa trik yang mirip dengan sihir dan dengan demikian berusaha menarik perhatian orang. Namun melihat dirinya tak berhasil dalam hal itu, ia akan mengumumkan diri sebagai Al-Masih yang membawa petunjuk. Orang-orang Yahudi dalam jumlah banyak akan mengikutinya, karena mereka telah menolak Al-Masih yang sudah datang terlebih dahulu dan mereka mengaku telah membunuhnya. Hingga hari ini, mereka masih menunggu kedatangan Al-Masih. Dan suatu hari, di Masjid Jami' Damaskus, umat Islam akan berkumpul menegakkan Shalat dalam gelap dan sementara Iqamat akan dikumandangkan sebagai persiapan untuk Shalat bersama Imam Mahdi sebagai Imam shalat, dan pada saat itu. akan terdengar suara yang menarik perhatian ke arahnya. Para Muslim akan melihat ke arah riuhnya suara yang datang dari langit dan akan melihat awan putih.
Segera setelah itu, mereka akan melihat Nabi Isa, alaihissalam, turun, mengenakan dua kain berwarna kunyit bersama dua malaikat di sisinya. Malaikat akan menurunkannya di atas Menara Masjid dan kembali ke langit. Sejak saat itu dan seterusnya, Nabi Isa akan kembali terhubung dengan dunia ini. Kemudian ia akan menjadi, sekali lagi, tunduk pada kebutuhan alami manusia dan turun ke halaman Masjid, ia akan mencari tangga turun. Segera, ia akan turun dan memasuki barisan orang-orang yang bersiap shalat. Imam umat Islam (Imam Mahdi) akan dengan hormat mundur selangkah sehingga Nabi Isa dapat mengimami shalat, namun ia akan menjawab, "Iqamat ini dikumandangkan bagimu, untuk memimpin shalat. Lanjutkanlah memimpin shalat."
Setelah shalat, kepemimpinan umat Islam akan diambil-alih oleh Nabi Isa. Ia kemudian akan melanjutkan pertempuran melawan Al-Masih palsu (Dajjal) dan akan menemukannya di gerbang Babul-Hudd, salah satu gerbang kota. Dajjal akan sadar bahwa akhir dari pengkhianatan dan tipu-dayanya telah tiba. Bagai logam yang dipanaskan, ia akan mulai lebur dan Nabi Isa akan melangkah maju dan menghabisinya. Semua orang Yahudi yang telah mengikutinya kemudian akan memeluk Islam dan mengikuti petunjuk Al-Masih. Kemudian mereka akan terlihat berdiri dengan bahu-membahu. Semua ini akan berpengaruh  pasti pada non-Muslim dan musyrik, dan mereka juga akan memeluk Islam sehingga pada saat itu takkan ada keyakinan lain yang tersisa kecuali Dien Islam.
Tak lama berselang, Ya'juj dan Ma'juj akan keluar dari tempat persembunyiannya, dan sesuai dengan perintah Allah, Nabi Isa akan menjaga umat Islam aman dari kejahatan kedua suku ini.
Pemerintahan Nabi Isa di bumi akan berlangsung selama, ada yang mengatakan tujuh tahun, ada yang mengatakan empat puluh tahun, dan menurut Imam Muslim, pemerintahannya akan berlangsung selama enam puluh tahun. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah (ﷺ) bersabda,
لَيْسَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ نَبِيٌّ - يَعْنِي عِيسَى - وَإِنَّهُ نَازِلٌ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَاعْرِفُوهُ رَجُلٌ مَرْبُوعٌ إِلَى الْحُمْرَةِ وَالْبَيَاضِ بَيْنَ مُمَصَّرَتَيْنِ كَأَنَّ رَأْسَهُ يَقْطُرُ وَإِنْ لَمْ يُصِبْهُ بَلَلٌ فَيُقَاتِلُ النَّاسَ عَلَى الإِسْلاَمِ فَيَدُقُّ الصَّلِيبَ وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيرَ وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ وَيُهْلِكُ اللَّهُ فِي زَمَانِهِ الْمِلَلَ كُلَّهَا إِلاَّ الإِسْلاَمَ وَيُهْلِكُ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ فَيَمْكُثُ فِي الأَرْضِ أَرْبَعِينَ سَنَةً ثُمَّ يُتَوَفَّى فَيُصَلِّي عَلَيْهِ الْمُسْلِمُونَ
"Tiada nabi di antara diriku dan dirinya, (yakni, Nabi 'Isa). Ia akan turun (ke bumi). Ketika engkau melihatnya, kenali : ia lelaki dengan tinggi sedang, kulit kemerahan, mengenakan dua lipat pakaian kuning muda, tampak seperti ada tetesan jatuh dari kepalanya meskipun tak basah. Ia akan memerangi manusia menuju jalan Islam. Ia akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan menghapuskan jizyah. Allah akan menghapuskan semua agama kecuali Islam. Ia akan menghancurkan Dajjal dan akan hidup di bumi selama empat puluh tahun dan kemudian ia akan wafat. Umat Islam akan menshalatkannya." [HR Sunan Abu Daud; Sahih oleh Al-Albani]
Pada masa pemerintahannya, Nabi Isa akan menjalani hidup menikah dan selama waktunya, dunia akan dipenuhi dengan kedamaian dan keadilan, dan akan ada kebaikan dan rahmat sehingga kambing dan singa akan dengan damai minum air dari tepian sungai yang sama, dan pada saat itu kejahatan dan kedurhakaan akan teratasi. Imam Ahmad melaporkan atas otoritas Abu Hurairah, bahwa Rasulullah (ﷺ) bersabda,
'Isa, putra Maryam, pasti akan mengucapkan Talbiyah haji atau Umrah atau untuk keduanya di lembah Rauha'."
Dalam Surah Al-Maidah, berbagai aspek kehidupan Nabi Isa telah dihidangkan, dan pada akhir Surah tersebut, tudung-saji diletakkan dengan menyebutkan dirinya sekali lagi. Pada saat itu, Allah pertama-tama menggambarkan bagaimana berbagai nabi akan ditanya tentang umat mereka. Para nabi akan menjawab dengan takzim bahwa mereka tak tahu. Allah berfirman,
يَوْمَ يَجْمَعُ اللَّهُ الرُّسُلَ فَيَقُولُ مَاذَا أُجِبْتُمْ قَالُوا لا عِلْمَ لَنَا إِنَّكَ أَنْتَ عَلامُ الْغُيُوبِ
"(Ingatlah) pada hari ketika Allah mengumpulkan para rasul, lalu Dia bertanya (kepada mereka), 'Apa jawaban (kaummu) terhadap (seruan)mu?' Mereka (para rasul) menjawab, 'Kami tidak tahu (tentang itu). Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.”'" – (QS.5:109)
Dalam ayat-ayat berikutnya, jawaban Nabi 'Isa dihadirkan,

وَإِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ أَأَنْتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي وَأُمِّيَ إِلَهَيْنِ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالَ سُبْحَانَكَ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِي بِحَقٍّ إِنْ كُنْتُ قُلْتُهُ فَقَدْ عَلِمْتَهُ تَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِي وَلا أَعْلَمُ مَا فِي نَفْسِكَ إِنَّكَ أَنْتَ عَلامُ الْغُيُوبِ
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, 'Wahai Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah?' (Isa) menjawab, 'Mahasuci Engkau, tak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya, tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.'” – (QS.5:116)
مَا قُلْتُ لَهُمْ إِلا مَا أَمَرْتَنِي بِهِ أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
"Aku tak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (yaitu), “Sembahlah Allah, Rabb-ku dan Rabb-mu,” dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di tengah-tengah mereka. Maka setelah Engkau mewafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkaulah Yang Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.'" – (QS.5:117)
إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana." – (QS.5:118)
قَالَ اللَّهُ هَذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
"Allah berfirman, “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung." – (QS.5:119)
لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا فِيهِنَّ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
"Milik Allah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." – (QS.5:120)
Wari kemudian mengakhirkan kisahnya, "Wahai saudara-saudariku, jika kita tulus dalam pencarian kita akan kebenaran Allah, kita seyogyanya meresponnya sesuai dengan penemuan kebenaran itu. Adalah tugas kita untuk menyembah Yang Mahaesa, Allah, Rabb sejati Yang menciptakan kita semua, dan benar-benar patuh-tunduk pada kehendak-Nya. Inilah risalah Nabi Adam dan Nuh hingga 'Isa, alaihimassalam, dan Nabi Terakhir, Muhammad ibnu Abdillah (ﷺ). Pesannya sederhana dan wajar. Kita hendaknya mengakui Allah sebagaimana semua Nabi-nabi sebelumnya mengakui dan mengenal-Nya, yaitu mengakui bahwa Allah adalah Pencipta Mutlak, Pemilik, dan Rabb dari segalanya dan bahwa kekuasaan-Nya mencakup segala ciptaan-Nya. Semua amal-ibadah, qurban, dan permohonan, seyogyanya diarahkan kepada Allah, tanpa perantara antara Dia dan ciptaan-Nya. Dan akhirnya, tiada dalam ciptaan-Nya yang seperti Dia, dan Dia hanya dikenal karena Dia telah menggambarkan diri-Nya melalui wahyu kepada Rasul-rasul-Nya .
Dan mari kita akhiri dengan dua riwayat dari Rasul Terakhir Allah (ﷺ) tentang Nabi Isa,

Al-Bukhari dan Muslim, meriwayatkan dalam dua Sahih mereka bahwa Rasulullah (ﷺ) bersabda,
مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَالْـجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللهُ الْـجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنْ الْعَمَلِ
“Barangsiapa bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq selain Allah, tiada sekutu baginya, Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, Isa adalah hamba dan utusan-Nya, kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta merupakan salah satu ruh ciptaan-Nya, surga itu, haq, dan neraka itu, haq, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga sesuai dengan amalannya.”
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata, "Aku mendengar Umar (Ibnu Al-Khattaab), ketika berbicara kepada manusia dari mimbar, seraya berkata, "Aku mendengar Rasulullah (ﷺ) bersabda, 
'Janganlah kalian melampaui batas dalam memujiku seperti dilakukan Nashara terhadap Isa bin Maryam. Aku hanyalah seorang hamba, maka ucapkanlah oleh kalian, Hamba Allah dan Rasul-Nya.'
Wallahu a'lam."
Rujukan :
- Ibn Katheer, The Islamic View of Jesus, Dar Al-Manarah
- Rashad Abdul Muhaimin, Jesus and the Bible, el-haqq.com
- Maulana Hifzur Rahman Seoharwy, Qasasul Ambiyaa, Idara Impex.
- Moshe Perlmann, The History of At-Tabari, Voume IV : The Ancient Kingdom, SUNY Press.
- Ibn Kathir, Stories of the Prophet, Darussalam.


[Bagian 1]