“Ada sesuatu dalam watak manusia, yang sangat menolak perlakuan kasar dan bengis, sehingga mereka yang berusaha keras menyampaikan maksud mereka dengan cara-cara seperti ini, alih-alih berhasil, umumnya akan meninggalkan kesan pada orang yang berusaha mereka taklukkan, penolakan yang lebih tandas dan dogmatis," Rembulan buka suara setelah mengucapkan basmalah dan salam.Lantas, ia mengilustrasikan, "Bayu-Utara itu, angin yang berasal dari Utara dan bertiup ke arah Selatan. Bayu-Utara punya makna sejarah dan sastra, lantaran sering menandakan cuaca dingin dan perubahan iklim di belahan Bumi Utara. Dalam mitologi Yunani, Boreas disebut sebagai dewa angin utara dan pembawa udara musim dingin yang sangat dingin. Dalam mitologi Inuit, Negagfok merepresentasikan arwah yang menyukai cuaca dingin dan badai. Dalam mitologi Mesir, Qebui dikenal sebagai dewa angin utara.Di belahan Bumi Selatan, terutama di Selatan Australia, Bayu-Utara merupakan angin panas yang sering menyebabkan kebakaran hutan.Pernah, Bayu-Utara dan Baskara, adu-mulut tentang siapa di antara mereka yang lebih kuat. Selagi asyik berdebat dalam suhu-panas dan saling-membentak, seorang Pengelana, melintas dengan tubuh yang tersalut sehelai jubah.'Mari kita buat kesepakatan,' berkata sang Baskara, 'Bahwa siapa yang lebih kuat, ia yang bisa menanggalkan jubah sang Pengelana.''Okeh!' Bayu-Utara menggeram-melotot, dan seketika melemparkan ledakan dingin yang melolong ke arah sang Pengelana.Dengan hembusan pertama sang Bayu, ujung-ujung jubah, mencambuk tubuh sang Pengelana. Namun ia bergegas mengikatnya erat-erat, ke sekeliling tubuhnya, dan semakin regang sang Bayu berhembus, semakin kemas ia mencengkamnya. Sang Bayu mencabik jubahnya dengan amarah, walakin segala upayanya, sia-sia belaka.Giliran sang Baskara membuka cahayanya. Mula-mula, sinarnya lembut, dan dalam kehangatan yang menyenangkan, usai dinginnya sang Bayu, sang Pengelana membuka jubahnya dan membiarkannya menggelantung lepas dari bahunya. Perlahan sang Baskara menambah sinarannya dengan lebih hangat, lalu lebih hangat lagi. Sang Pengelana melepas topi dan menyeka keningnya. Kesudahannya, ia kepanasan, sehingga melepas jubahnya, dan, agar menghindari terik-matahari, ia terduduk di bawah naungan sebuah pohon, di pinggir jalan.Sang Baskara berjoget-ria dan berseru, 'Oi Alay! Dengerin yaq, Kelemah-lembutan dan Bujukan yang ramah, akan menang, sedang Pemaksaan dan Gertakan, takkan pernah berhasil!'Setelah itu, sang Baskara berhenti berjoget, dan dengan mimik sedih, ia bernyanyi, yang membuat sang Bayu, makin kesal,I started a joke[Kumulai sebuah candaan]Which started the whole world crying[Yang memulakan dunia, menangis]But I didn't see[Tapi ku tak sadar]That the joke was on me, oh no[Bahwa candaan itu, tertuju padaku, duh tidaak]I started to cry[Kumulai menangis]Which started the whole world laughing[Yang memulakan dunia, tertawa]Oh, if I'd only seen[Duhai, andai kumelihat]That the joke was on me *)[Bahwa candaan itu, tertuju padaku]Sebagai penutup, Rembulan berkata, "Kalimat getir dan penggunaan kekerasan, membekukan hati, yang mewujudkan Kebandelan, dimana bujukan yang ramah dan bahasa yang halus, akan mampu melarutkan dan melembutkannya. Persekusi, selalu saja, berkeinginan mengatur dan memakukan opini-opini, yang hendak dihilangkannya.Mahasuci Allah Al-Lathif, Dzat Yang Mahalembut dan Pemurah. Dialah Yang sifat-Nya lembut, penuh kasih-sayang, santun dan halus. Dialah Yang Mahabaik, ramah, dan pengertian, yang berkenaan dengan detail lembut keadaan para insan. Dialah Yang tindakan-Nya, sangat halus dan lembut, sehingga tak terlihat, di luar pemahaman kita. Dialah Yang peka mengungkapkan kelembutan segala sesuatu. Wallahu a'lam.”
Kutipan & Rujukan:
- James Northcote, RA, One Hundred Fables, Originals and Selected, J. Johnson
- Samuel Croxall, D.D., Fables of Aesop and Others, Simon Probasco
*) "I Started A Joke" karya Barry Alan Gibb & Maurice Ernest Gibb
- James Northcote, RA, One Hundred Fables, Originals and Selected, J. Johnson
- Samuel Croxall, D.D., Fables of Aesop and Others, Simon Probasco
*) "I Started A Joke" karya Barry Alan Gibb & Maurice Ernest Gibb