Jumat, 24 Desember 2021

Cincin Kesepuluh (5)

Sang jin menyinambungkan, 'Rasulullah (ﷺ) bersabda, 'Akhir dari Umat ini, akan mengalami fitnahan dan wabah. Semua ini, tusukan-tajam musuh manusia dari bangsa jin. Dan barangsiapa yang gugur oleh penderitaan ini, telah mencapai kesyahidan.' Bisa jadi, yang dialami Nabi Ayyub, alaihissalam, berasal dari jin, Allah berfirman,
وَاذْكُرْ عَبْدَنَآ اَيُّوْبَۘ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الشَّيْطٰنُ بِنُصْبٍ وَّعَذَابٍۗ
'Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Rabbnya, 'Sesungguhnya, aku diganggu setan dengan penderitaan dan bencana.' [QS. Sad (39):41]
Allah memperingatkan manusia tentang kesesatan setan dan niatnya menyesatkan manusia. Duhai para insan, setan itu, musuh bagimu, maka perlakukan ia sebagai musuh. Barangsiapa memilih setan sebagai sekutu selain Allah, maka sesungguhnya, ia orang yang merugi, dan kerugiannya itu, nyata. Permusuhan setan, takkan pernah berubah atau lenyap. Lantaran Setan menganggap Bapak manusia, Nabi Adam, alaihissalam, sebagai penyebab dikeluarkannya setan dari surga, dan latarbelakang di balik kutukan Allah atas Setan. Tiada keraguan bahwa ia akan membalas dendam kepada Nabi Adam dan anak-cucunya.

Setan punya satu tujuan jangka panjang. Yaitu ambisi utamanya. Tujuannya, agar manusia terlempar ke dalam api neraka dan terhalang masuk surga. Selain tujuan jangka-panjang, ia mengantongi banyak tujuan jangka-pendek, antara lain, menyibukkan hamba-hamba Allah dalam kekufuran dan penyembahan berhala. Bila ia tak mampu menjerat sang hamba ke dalam penyembahan berhala atau kekufuran, Setan tak putus-asa. Ia kemudian mencukupkan dengan hal-hal yang kurang dari itu, semisal perbuatan dosa dan kemaksiatan. Ia juga menanamkan permusuhan dan kebencian di antara mereka. Setiap perbuatan yang dicintai Allah, dibenci oleh setan, dan setiap perbuatan maksiat, yang dibenci oleh Yang Maha Penyayang, dicintai oleh setan. Bila gagal dalam menyeru manusia kepada kekafiran, penyembahan berhala dan berbuat maksiat, ia berusaha menghalangi jalan menuju amal-shalih apapun. Tiada kebajikan yang dapat ditempuh Bani Adam, bila setan duduk di sana, mengintai dan menolehkan manusia. Jika setan tak mampu menghalangi jalan menuju ketaatan, maka ia akan berusaha sekuat tenaga, merusak ketaatan atau ibadah dengan menjadikannya, sedemikian rupa, hingga seseorang takkan menerima pahala atas amalnya. Setiap ketidaktaatan kepada Yang Maha Penyayang itu, ketaatan kepada Setan. Segala sesuatu yang di ibadahi selain Allah, baik itu patung, berhala, matahari, bulan, hasrat seseorang, manusia yang dipandang sakti-mandraguna, wakil atau perwujudan Ilahi, atau manusia dalam bentuk apapun, ideologi tertentu, atau apapun yang di sembah selain Allah, sesungguhnya, masuk ke dalam penyembahan setan. Walau seseorang sepakat dengan fakta itu, atau menyangkalnya, Setanlah yang memerintahkan dan menuntut perbuatan seperti itu. Setan memerintahkan dan mendorong setiap kejahatan dan mengupayakan sekuat tenaganya, demi kejahatan; ia berusaha mencegah setiap keshalihan dan, pada kenyataannya, ia takut akan setiap amal-shalih. Yang diinginkannya, agar seseorang, melakukan kejahatan dan meninggalkan amal-shalih.

Selain menyesatkan umat manusia dengan kekafiran dan dosa, ada juga tujuan lain, yaitu mencelakai umat Islam, secara fisik dan psikis, antara lain : menyerang Rasulullah (ﷺ); hadir dalam mimpi manusia saat ia sedang tidur, guna menganiaya dan menyusahkannya; Setan dapat menggunakan hewan tertentu, yang ia dorong untuk membakar rumah. Itulah sebabnya, saat akan tidur di malam hari, padamkanlah lampu-lampumu; Setan berperang dan bermain-main dengan manusia pada saat kematiannya, maka berlindunglah kepada Allah dari hal itu; Setan menyakiti bayi pada saat kelahirannya; Setan membawa berbagai penyakit; Setan ikut makan, minum, dan tempat tinggal dengan manusia, hal ini terjadi jika manusia menentang petunjuk Allah atau jika ia lalai dari-Nya; Setan memasuki tubuh manusia dan yang dirasuki oleh setan, akan diganggu oleh mereka. Orang yang kesurupan, berbicara dalam bahasa yang, ia sendiri tak pahami. Dan tubuhnya, serasa dihantam dengan hantaman panas yang ganas, sehingga akan meninggalkan bercak yang besar pada unta. Orang yang kesurupan, tak merasakan serangan itu, juga tak sadar akan kata-kata yang ia ucapkan. Yang kerasukan, bila diangkat, akan terasa sangat berat. Dan orang-orang yang menelan riba, tak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila.

Iblis-lah yang menyusun strategi pertempuran melawan manusia, dan merupakan pemimpin, merangkap pula sebagai Kakak Pembina. Dari tempat duduknya, ia mengutus Tim Buzzer dan Influencernya, ke tempat yang berbeda, dengan tujuan yang berbeda. Ia selalu menginspeksi Timnya dan mengevaluasi apa yang telah mereka capai. Ia memuji konco-konconya yang mengakibatkan banyak kebobrokan dan kesesatan di antara manusia. Dari Rasulullah (ﷺ), kita akan tahu bahwa Iblis meletakkan singgasananya di atas air. Dari sana, ia mengirimkan pasukannya guna menggoda umat manusia. Setan yang ia anggap paling dekat dengannya, yang godaannya, terdahsyat. Jika salah satu dari mereka, pulang menemuinya dan cuma melapor, 'Aku menyertai si fulan, dan tak meninggalkannya sampai ia melakukan ini dan itu,' maka dengan pedas, Iblis menanggapi, 'Lu kagak becus!' Kemudian, ada yang datang dan melaporkan, 'Aku tak meninggalkannya sampai ia jadi cebong, eh bukaaan, bukan, maksudnya, berpisah dengan istriiinyaaaa! Iyaa, geto maksudnya.' Iblis kemudian membawanya mendekat dan berkata, 'Lu favorit gue!'
Sang nelayan tiba-tiba menyela, 'Hampura Jin! Naha Sétan ngagoda manusa, diangkat jadi Komisaris BUMN atawa Wakil-menteri?' Sang Jin cuma nyengir, dan berkata, 'Mau diterusin nggak nih, ceritanya?' Sang nelayan dengan sigap merespons, 'Siaap, siaap!' Lalu sang Jin berkata, 'Setan punya dua Tim Buzzer dan Influencer: yang satu dari kalangan jin, dan satunya lagi, dari golongan manusia. Setan itu, musuh utama manusia, yang seketika akan membawanya menuju kehancuran abadi. Meski begitu, banyak manusia menganggapnya sebagai kolega dan sekutu. Mereka mengikuti jejaknya. Mereka kagum akan ide-idenya. Ini menunjukkan betapa tak-warasnya manusia, yang telah dianugerahi akal-budi, yang menganggap musuh berbahayanya, sebagai sejoli setianya.
Banyak manusia jadi pengikut dan penolong atau patron Setan. Setan memperdayai manusia dan menuntun mereka ke arah sesuatu yang 'kan berakhir dengan kehancuran dan keambrukan. Pada akhirnya, setan tak mengacuhkan dan meninggalkan mereka. Ia bahkan menertawakan mereka. Selanjutnya, setan akan mempertontonkan dan bahkan memviralkannya. Ia memerintahkan mereka mencuri, membunuh, berzinah, dan sebagainya, dan kemudian, ia menyebarkan perbuatan mereka kepada orang lain dan mempermalukannya.

Ada dua kelompok manusia: sahabat dan hamba Allah Yang Maha Penyayang, dan sekutu Setan. Para patron Setan itu, semua orang yang tak-beriman, terlepas dari kelompok mana mereka berasal atau afiliasi apa yang mereka anut. Setan memperoleh kuasa atas mereka demi menyesatkan orang-orang beriman melalui was-wasah dan skeptisme. Ia juga mendorong orang-orang tak-beriman agar berperang melawan orang-orang beriman. Dan ia selalu berusaha menyisipkan rasa-gentar pada  orang-orang beriman terhadap para patronnya.
Setan tak datang ke manusia dengan berkata, 'Tinggalkan perbuatan baik ini dan lakukan perbuatan buruk itu, agar hidupmu beruntung di dunia ini,' dan ia yang kemudian menjadi sengsara. Jika ia berbuat demikian, maka takkan ada yang mau mengikutinya. Sebaliknya, ia menggunakan banyak cara demi memperdaya hamba-hamba Allah, antara lain: Menjadikan keburukan nampak indah, ia mengaktualkan yang bathil tampak dalam bentuk kebenaran. Dan ia membuat kebenaran tampak seperti dusta. Ia akan selalu berusaha merealisasikan agar umat manusia menyukai kebathilan, dan tak menyukai kebenaran, sampai manusia terdorong berbuat bathil dan berpaling dari kebenaran; Ia juga Radikal; Ia menghalangi hamba Allah dari bersegera dalam beramal-shalih dengan menunda-nunda dan bermalas-malasan; Setan suka berjanji-palsu kepada manusia dan mentraktir dengan mimpi-indah demi menyesatkan mereka; Setan mengajak manusia agar tak taat kepada Allah dan ia selalu berdalih bahwa ia menasihati dengan tulus dan ia cuma menginginkan yang terbaik untuknya; Ia menggunakan pendekatan selangkah demi selangkah demi menyesatkan umat manusia; Hamba Allah dibuat melupakan apa yang baik dan terbaik baginya; Ia menjadikan orang-orang beriman takut pada para pendukungnya; Ia menjebak seseorang itu, melalui apa yang orang itu sukai atau inginkan; Ia melemparkan keragua-raguan ke dalam benak manusia; dan seterusnya.

Setan mampu menjangkau benak dan qalbu manusia. Ia melakukannya, sedemikian rupa, hingga manusia tak melihat atau mengenalinya. Ia telah terbantu, dengan cara ini, oleh sifat dimana ia dicipta. Inilah sesuatu yang dikenal sebagai 'bisikan' atau angan-angan yang masuk ke dalam benak manusia. Terkadang, setan tak mendekati manusia dengan cara berbisik ke dalam bathinnya. Sebaliknya, ia muncul dalam wujud manusia; suaranya dapat didengar, akan tetapi, tubuhnya tak dapat dilihat. Atau bisa jadi ia berwujud sesuatu yang aneh. Sesekali, jin muncul di hadapan manusia dan menyampaikan bahwa mereka itu, jin. Adakalanya, mereka mengaku sebagai malaikat. Sekali waktu mereka menyebut diri sebagai 'manusia invisible,' di lain waktu, mereka mengaku dari dunia ruh.
Semua ini, telah dikisahkan manusia di sepanjang zaman. Di suatu waktu, setan berbicara langsung kepada seseorang, sementara di lain waktu, mereka ngomong lewat media, atau menggunakan lidah seseorang. Terkadang, mereka mampu menjawab manusia secara tertulis.
Mereka mampu melakukan lebih dari itu. Mereka terkenal dengan kemasyhurannya mengiringi manusia menggunakan angin dan memboyongnya dari satu tempat ke tempat lain. Atau mereka mempersembahkan sesuatu yang diinginkannya. Namun, hal yang seperti ini, cuma diperuntukkan bagi orang-orang yang zhalim, yang tak beriman kepada Allah sebagai Rabb Langit dan Bumi, atau orang-orang yang bermaksiat. Seringkali, orang-orang seperti itu, tampak seperti orang yang paling alim, tapi nyatanya, mereka itu, orang yang paling sesat dan rusak. Banyak khalayak dari masa lalu dan masa kini, menghubung-hubungkankannya seperti itu, dan tak dapat disangkal, karena pemberitaan tentang kejadian-kejadian seperti itu, telah viral dan jadi trending-topic.
Mereka yang percaya bahwa mereka telah dianugerahi kekuatan istimewa dan menganggap dirinya sebagai penyembah Allah yang utama, sebenarnya hanya dilayani oleh setan. Tiada keraguan bahwa mereka dekat dengan setan, melalui kekufuran dan penyembahan berhala, yang mereka sukai. Banyak orang-orang tersebut, menuliskan Firman Allah dengan zat-zat yang tak suci, dan mereka membalikkan huruf-huruf Al-Qur'an, baik surah al-Fatihah, al-Ikhlas atau ayat-ayat lainnya. Dan mereka menulis Firman Allah dengan darah atau zat najis lainnya. Dan mereka menulis atau membuat pernyataan lain, yang menyenangkan Setan. Jika mereka mengatakan atau menulis apa yang menyenangkan setan, maka setan membantu memuaskan keinginan mereka, seperti mengubah air, atau mengangkut mereka ke beberapa tempat dengan mengendarai angin. Atau mereka bisa saja,nyolong harta orang-orang licik lainnya, yang tak disebut nama Allah di atasnya, dan mempersembahkannya ke kolega pilihan mereka, dan seterusnya.
Manusia hendaknya selalu punya keseimbangan yang dapat dipergunakan untuk membedakan antara penyembah Yang Maha Pengasih dan para patron Setan, dan antara yang shalih dan yang fasik. Jika tidak, ia sendiri yang akan tersesat. Standarnya, tak lain selain Kitabullah dan Sunnah Rasulullah (ﷺ). Jika seseorang mematuhinya, itu baik dan bagus. Jika tidak, maka ia tak berada di atas sesuatu yang baik atau terpuji, walaupun bila kita melihatnya membangkitkan orang mati atau jualan-obat yang bualannya, manjur. 
Telah viral di antara banyak orang, bahwa jin mengetahui yang ghaib. Dan bangsa jin berusaha sekuat tenaga memviralkan gagasan yang keliru ini, di antara manusia. Namun Allah telah menunjukkan kebohongan pengakuan mereka dalam kisah Nabi Sulaiman, alaihissalam. Setelah wafatnya Nabi Sulaiman, tubuhnya tetap tegak, bersandar pada tongkat, dan bangsa jin terus bekerja. Mereka tak sadar bahwa sang nabi telah tiada, hingga ada makhluk merangkak memakan tongkat tempat tubuhnya bersandar. Kemudian Nabi Sulaiman tersungkur, dan jelaslah kepada manusia, bahwa jin itu, pendusta bila mereka mengaku tahu tentang yang ghaib.
Dengan demikian, kita jadi tahu, bahwa salah satu kekeliruan besar yang ada di dalam masyarakat, ketika mereka percaya bahwa ada orang, seperti fortune teller (orang yang dianggap mampu memprediksi masa depan seseorang dengan seni ramal tapak-tangan, menggunakan bola kristal, atau metode serupa) dan soothsayer (orang yang dianggap bisa meramalkan masa depan, semisal tukang ramal atau tukang tenung), mengetahui yang ghaib. Kita melihat mereka, menjumpai mereka dan konsultasi mengenai barang-barang yang dicuri, atau kejahatan yang tengah terjadi. Dan kita bertanya kepada mereka tentang hal-hal yang belum terjadi pada diri dan anak-anak kita. Baik sang penanya maupun yang ditanya, akan tersesat. Ilmu tentang yang ghaib, hanyalah milik Allah. Allah takkan mengungkapkan apapun darinya, melainkan kepada siapa yang Dia pilih dari hamba-hamba-Nya yang shalih. Allah mengetahui yang ghaib, tetapi Dia tak memperlihatkan kepada siapapun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada setiap utusan yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya, Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya, agar Dia mengetahui bahwa rasul-rasul itu sungguh telah menyampaikan risalah Rabb-nya, sedang ilmu-Nya, meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu, satu persatu.
Percaya bahwa orang tertentu, punya ilmu tentang yang ghaib itu, dosa dan tercela, yang bertentangan dengan Rukun Iman bahwa hanya Allah-lah yang memiliki ilmu tentang yang ghaib. Mendatangi seseorang agar meminta putusan menyangkut yang ghaib itu, dosa yang sangat besar. Percaya pada apa yang mereka katakan itu, kufur. 
Para Astrolog itu, orang-orang yang menggunakan bintang atau benda langit guna memprediksi keadaan bumi. Praktik ini, dilarang oleh Kitabullah dan Sunnah. Nyatanya, semua rasul Allah, juga telah melarangnya. Ada orang yang menyangka bahwa para astrolog, fortune teller, soothsayer, dan sejenisnya, terkadang benar. Kebenaran mereka dalam banyak keadaan, hanyalah bentuk pengecohan terhadap umat manusia. Sebab mereka biasanya, membuat pernyataan umum yang dapat ditafsirkan dalam berbagai cara. Ketika peristiwa itu terjadi, mereka menafsirkan pernyataannya dengan cara yang tampak seolah benar. Di kala pernyataan mereka tampak benar, yang demikian itu, hasil dari kecerdikan dan kejelian-mata. Di lain waktu, berasal dari jin yang bertemu dengan mereka dan menyampaikan berita yang mereka colong dari Langit. Nabi kita tercinta (ﷺ) ditanya tentang para peramal. Beliau (ﷺ) bersabda, 'Mereka tak punya apa-apa.' Mereka berkata, 'Tapi terkadang, mereka mengucapkan kata-kata, yang ternyata benar.' Beliau (ﷺ) menjawab, 'Kata-kata yang benar itu, berasal dari apa yang dicatut jin. Ia membisikannya ke telinga pengikutnya dan mencampuradukkannya dengan seratus kebohongan.'
Jika mereka memberikan informasi yang benar terkait dengan sesuatu yang mirip dengan nama pencuri atau mengetahui nama seseorang dan anggota keluarganya, sebelum pertemuan pertama dengannya, ini semua bisa dilakukan melalui tipu-muslihat. Hal ini dapat dilakukan oleh seorang asisten mereka, yang mendapatkan informasi dari khalayak atau dapat mendengarkan diskusi mereka sebelum waktu pertemuan. Atau bisa juga, dari ulah setan, sebab pengetahuan setan tentang hal-hal yang telah lampau, bukanlah sesuatu yang aneh atau menakjubkan.

Banyak sekali kita dengar tentang penampakan benda-terbang tak dikenal. Mungkin sepekan tak berlalu, tanpa mendengar seseorang atau sekelompok orang, yang melaporkan adanya penampakan. Mereka terlihat terbang di langit atau mendarat sementara waktu di bumi. Ada orang yang melaporkan telah melihat makhluk yang berbeda dengan manusia, yang muncul dari sebuah pesawat. Ada yang bahkan mengaku bahwa makhluk tersebut, mengajak mereka ikut bergabung ke dalam pesawatnya, dan sebagainya. Semua ini, tak lain selain modus bangsa jin, sebagai rancangan mereka, terhadap trending-topic yang terjadi di masa kini. Sekarang ini, kemajuan tehnologi telah menjadi mode. Karenanya, para jin menyesatkan bangsa manusia dengan menggunakan media yang menarik minat mereka. Saat ini, manusia mulai mengeksplorasi ruang angkasa dan mencari kemungkinan adanya kehidupan di luar bumi. Karenanya, bangsa jin muncul dalam wujud dan bentuk makhluk luar angkasa, demi menyesatkan dan memperdaya umat manusia.'

Sang nelayan bertanya, 'Lajeng naon pakarang urang mukmin ngalawan setan?'
[Bagian 6]