Selasa, 14 Desember 2021

Cincin Kesepuluh (2)

"Para malaikat juga menyukai majelis yang disukai Allah,' sang guru menambahkan. 'Mereka suka menyertai orang-orang yang shalat, membaca Al-Qur'an, berdzikir, atau beramal-shalih lainnya. Dengan demikian, orang yang suka berbuat dosa, akan kehilangan teman malaikatnya, dan hanya memperoleh keuntungan dari berteman dengan setan, dan ia cuma bisa mengubahnya dengan cara, segera bertaubat kepada Allah.

Salah seorang Sahabat bernama Usaid Bin Hudair, radhiyallahu 'anhu, bahwa di kala ia sedang membaca Surah Al-Baqarah, di malam hari, dan kudanya diikat di sampingnya, tiba-tiba sang kuda, terkejut, dan gelisah. Di saat ia berhenti membaca, sang kuda kembali tenang, dan ketika ia memulai lagi, sang kuda, kaget lagi. Lalu ia berhenti membaca, maka sang kuda, diam. Ia mulai membaca lagi dan sang kuda, gegau dan bermasalah sekali lagi. Kemudian, ia berhenti membaca, dan putranya, Yahya, berada di samping sang kuda. Ia takut, kuda tersebut akan menginjak-injaknya. Tatkala ia membawa pergi anaknya dan memandang ke langit, ia tak bisa melihatnya.
Keesokan paginya, ia menyampaikannya kepada Rasulullah (ﷺ), yang bersabda, 'Bacalah, wahai Ibnu Hudair! Bacalah, wahai Ibnu Hudair!' Ibnu Hudair menjawab, 'Ya Rasulullah (ﷺ)! Anakku, Yahya berada di dekat kuda itu, dan aku khawatir, sang kuda akan menginjaknya, maka aku melihat ke langit, dan membawanya pergi. Saat aku memandang ke langit, aku melihat sesuatu laksana gegana yang berisi sesuatu yang tampak bagaikan lampu, maka aku pergi agar tak melihatnya.' Rasulullah (ﷺ) bersabda, 'Tahukah engkau, apa itu?' Ibnu Hudair menjawab, 'Tidak.' Rasulullah (ﷺ) bersabda, 'Merekalah Malaikat yang mendekatimu, karena suaramu, dan andaikan engkau terus membacanya sampai fajar, ia akan tetap di sana hingga fajar, niscaya banyak orang yang akan melihatnya, seakan ia tak terhalang dari mereka.' [Sahih Al-Bukhari]

Imam Al-Baihaqi dan Al-Bazzar, mencatat sebuah hadits, shahih menurut Al-Albani, bahwa Nabi kita tercinta (ﷺ) juga bersabda, 'Ketika seseorang bersiwak, dan kemudian tegak dalam shalat-malamnya, seorang malaikat mendatangi dan berdiri di belakangnya. Sang malaikat mendengarkan bacaan Al-Qur'an dan perlahan-lahan mendekat. Ia sinambung mendengarkan dan bergerak lebih dekat sampai akhirnya, ia menempelkan mulutnya ke mulut orang tersebut. Setiap ayat yang dibacakannya, setelah itu, akan masuk ke sang malaikat. Karenanya, bersihkanlah mulutmu sebelum membaca Al-Qur'an.'
Hal ini menunjukkan, pentingnya menegakkan Shalat, dengan aroma nafas yang harum. Jika kita kemudian membaca Al-Qur'an dengan benar, seorang tamu terhormat, seorang malaikat, akan datang kepada kita dan menerima bacaan kita langsung ke mulutnya, kemudian akan dibawa ke langit.

Ada mitos tentang malaikat cinta yang disebut Cupid—bayi bersayap, yang membawa busur dan anak panah emas—salah satu simbol Hari Valentine yang sangat populer. Gambarnya, atau kerapkali, sebuah bentuk hati yang tertusuk oleh salah satu anak panahnya, sebagai perlambang cinta. Jadi, bagaimana sang bayi, bisa menjadi bagian besar dari perayaan 14 Februari ini?
Dalam mitologi Romawi, Cupid itu, putra Venus, dewi cinta dan kecantikan. Dan ia dikenal sebagai dewa kasih-sayang. Legenda mengatakan bahwa Cupid menembakkan panah emas berpucuk magis pada dewa dan manusia. Dengan menusuk hati mereka dengan panah, ia menyebabkan para insan, jatuh cinta secara mendalam. Ada juga legenda yang mengatakan bahwa Cupid dikenal sering berubah pikiran. Ia tak hanya membawa panah emas agar membuat seseorang jatuh cinta, melainkan ia membawa pula, panah jenis lain. Panah lain ini , berujung tumpul, yang membuat orang jatuh cinta.
Selama abad ke-14 hingga ke-17, para pelukis membuat banyak karya seni, yang menunjukkan Cupid sebagai bayi malaikat. Versi yang sama ini, mulai bermunculan di kartu Hari Valentine selama akhir tahun 1800-an. Sejak saat itu, citra Cupid sebagai bayi terbang yang menginspirasi cinta, melekat di benak orang. Dan inilah versi Cupid yang paling kita kenal hingga hari ini.

Dalam perspektif Islam, cerita Cupid ini, dipandang sebagai Kurafat Besar, karena malaikat sejati, mencintai dan membawa cinta, hanya atas seizin Allah. Dalam perspektif Islam, tiada hari tanpa kasih-sayang. Jadi, bagi seorang Muslim, sangat terlarang dan dosa besar bila terlibat dalam perayaan seperti Hari Valentine atau sejenisnya, walau semata memakai atributnya sekalipun, sebab bertentangan dengan Rukun Iman.
Semoga, dengan mengetahui hal ini, tetangga non-Muslim kita yang terhormat, dapat memakluminya. Kita percaya bahwa mereka tak pernah memaksa kita, ikut merayakannya, seperti halnya umat Islam takkan pernah mau memaksakan keyakinannya. Bukankah John Lennon bilang, 'Imagine, all the people, livin' life in peace'?

Di dalam Al-Qur'an, Allah menyebutkan nama lima malaikat: Jibril, Mika'il (atau Mikal), Malik, Harut, dan Marut. Malaikat yang disebutkan namanya dalam hadits, antara lain, Israfil, Munkar, dan Nakir. Beberapa malaikat disebutkan dalam Al-Qur'an atau Hadits, tetapi kita tak diberitahu nama mereka. Semisal, kita disampaikan tentang Malaikat Maut, dan Malaikat Pegunungan.
Banyak ulama yang tak suka memakai nama-nama Malaikat, seperti Jibril, Mikail, atau Israfil, karena para salaf, tak memberi nama demikian kepada anak-anaknya, dan kita hendaknya, selalu meneladani mereka. Untuk alasan yang sama, tak disukai menamai seorang gadis dengan nama Malak atau Malaak, yang keduanya bermakna 'malaikat'.
Malaikat Jibril, alaihissalam, seringkali disebutkan dalam Al-Qur'an, terkadang dengan nama dan kerap dengan deskripsi. Jibril disebut dalam Al-Qur'an sebagai 'ar-Ruh' yang bermakna 'Ruh' atau 'Hidup.' Latarbelakang penamaan ini, karena Jibril itu, malaikat yang membawa ajaran dari Allah kepada para Nabi. Ajaran-ajaran ini, memberi kehidupan dan semangat ke dalam qalbu banyak orang.
Jibril juga dipilih meniupkan nyawa Nabi mulia, 'Isa, alaihissalam, ke dalam tubuh ibundanya, Maryam. Jibril menghembuskan napas ke dalam lubang yang ada di pakaian Maryam. Napas yang mengalir ke tubuhnya, dan atas kehendak Allah, ia hamil, mengandung Nabi 'Isa, alaihissalam.
Jibril juga disebut 'ar-Ruhul Amin' yang bermakna 'Ruh yang Dapat Dipercaya.' Allah memberikan Jibril tanggung jawab yang sangat penting, guna menyampaikan pesan-pesan-Nya kepada para utusan-Nya. Jibril juga disebut 'Ruhul Qudus,' yang berarti 'Ruh Milik Yang Mahasuci.' 'Yang Mahasuci” atau 'Al-Qudus' itu, Allah, Subhanahu wa Ta'ala. Allah juga menyebut Jibril 'Ruhuna,' yang bermakna, 'Ruh milik Kami.'
Mika'il itu, salah satu malaikat yang paling dekat dengan Allah. Sebagian ulama meyakini bahwa tugasnya, antara lain, membawa hujan, memelihara tetumbuhan, dan makanan bagi makhluk, semuanya atas  seizin Allah. Mika'il ditunjuk atas hujan dan tetumbuhan, yang darinya dicipta rezeki dunia ini. Malaikat Mika'il punya pembantu, yang melaksanakan apapun yang ia perintahkan agar mereka lakukan, atas perintah Rabbnya. Mereka mengendalikan angin dan awan, sesuai kehendak Rabbnya.' 

Jadi, dengan seseorang melihat menggunakan Mata-bathin atau Mata-pikirannya, maka, gerbang-gerbang pun terbuka untuknya, satu per satu, sampai perjalanan pikiran atau bathinnya, membawanya ke Tahta Yang Maha Pengasih, dimana ia memvisualkan ukurannya yang sangat lapang dan besar, kemegahannya, kemuliaannya, dan ketinggiannya; ia memvisualkan Tujuh-langit, dan Tujuh-bumi, yang massanya, dibandingkan dengan Tahta-Nya, cuma ibarat cincin di padang pasir; ia memvisualkan para malaikat mengelilingi Tahta-Nya, dengan himne pujian dan pemuliaan Rabb mereka, terangkat dalam bahana yang berpadu. Ia menyaksikan dengan mata pikiran, perintah-perintah Rabb, diwahyukan dari atas, mengatur dunia dan mengarahkan tentara Yang Mahakuasa, dalam jumlah besar, yang tak dapat dikira oleh siapapun kecuali Rabb dan Raja mereka. Ia menyadari, bagaimana petunjuk turun untuk menentukan kelahiran suatu makhluk dan kebinasaan makhluk lainnya; pemuliaan satu makhluk dan kehinaan makhluk lainnya; penobatan seseorang dan pelingsiran yang lain; pengangkutan berkah dari satu tempat ke tempat lain; dan pemenuhan aneka kebutuhan, dalam segala jenis dan keberlimpahannya: pengamanan orang yang bangkrut, pengayaan orang miskin, penyembuhan orang-sakit, penyelamatan orang yang tertimpa musibah; pengampunan dosa, penyelesaian krisis, dukungan bagi yang teraniaya, bimbingan bagi yang tesesat, pendidikan bagi yang bodoh, pemulihan budak yang melarikan-diri, penenteraman bagi orang yang ketakutan, pertolongan bagi orang meminta bantuan; pemberdayaan orang yang lemah, dukungan bagi orang yang tertindas, bantuan bagi orang yang cacat, adzab bagi para penindas, penghentian agresi; penetapan menuju tegaknya keadilan, simpati, hikmah dan kasing-sayang, yang meliputi seluruh penjuru dunia. Tiada permohonan yang mengalihkan perhatian-Nya dari panggilan lain, rangkaian permohonan dan permintaan yang banyak, tiada membingungkan-Nya, entah seberapa banyak, beragam, atau serentak. Dia tak mengeluh atas keluhan-keluhan itu, dan karunia-Nya yang berlimpah, tak mengurangi kekayaan khasanah-Nya sedikit pun, karena tiada illah selain Dia, Pemilik segala keagungan, lagi Mahabijaksana. 

Memahami hal ini, qalbu yang beriman, bersujud di hadapan Yang Maha Pengasih, membungkuk dalam kekaguman kepada-Nya, tunduk pada kekuasaan-Nya; terikat pada hegemoni-Nya; bersujud di hadapan Sang Raja, Al-Haqq, Al-Qahhar, sujud yang tiada pernah terputus sampai Hari Pembalasan. Semua ini, qalbu tunaikan saat masih di tempatnya, di rumah, dan tak meninggalkan tempat tinggalnya, yang merupakan keajaiban Rabb paling menakjubkan dan peristiwa yang amat dahsyat.
Terahmatilah perjalanan ini, perjalanan yang sangat berfaedah, mengangkat manusia dan merahmati hidupnya, dan mengaruniakannya dengan keberlimpahan, serta memastikan akibat yang baik. Perjalanan inilah, yang menghidupkan kembali diri dan memenangkan kunci kebahagiaan; memenuhi akal-pikiran dan qalbu dengan kedamaian, tak terbebani oleh kesulitan, tak seperti perjalanan berbeda lainnya.'

Sang murid bertanya, 'Bagaimana dengan alam Jin?' Sang guru menjawab, 'Perhatikan cerita berikut ini!'