Kutipan & Rujukan:"Sang Pembaca melempar sebuah Buku ke lantai, berkata, 'Aku tak pernah membaca buku sesesat ini,'" Rembulan memulai lagi, setelah mengucapkan Basmalah dan Salam. "'Engkau tak perlu menyakitiku,' kata sang Buku, 'Bukankah engkau hanya memperoleh rangkap kedua dariku, dan aku tak menuliskannya sendiri.''Itu benar,' kata sang Pembaca. "Perselisihanku, dengan penulismu."'Oh, baiklah,' kata sang Buku, 'Engkau tak perlu membeli kata-kata kasarnya.''Itu benar,' kata sang Pembaca. 'Tadinya kukira, ia seorang penulis yang menyenangkan;'Kurasa, ia begitu,' kata sang Buku. 'Engkau pasti dibuat berbeda dariku,' kata sang Pembaca. 'Perkenankan aku menceritakan sebuah fabel,' kata sang Buku.'Seorang lelaki bertengkar dengan temannya. 'Aku telah banyak tertipu olehmu,' kata sang lelaki. Dan sang teman, memalingkan muka dan pergi.Tak lama kemudian, keduanya meninggal, dan berkumpul di hadapan Jaksa Agung Pendamai. Ia mulai mencari kesalahan sang teman, namun orang itu, untuk sementara waktu, ternyata punya karakter yang jelas dan jiwa yang baik.'Disini aku menemukan ada beberapa catatan pertengkaran,' kata sang Jaksa sembari melihat catatannya. 'Siapa di antara kalian yang khilaf?'"Orang iituuw,' kata sang lelaki "Ia berbicara buruk tentangku, di belakangku.''Apa iyyaaa?' kata sang Jaksa. 'Dan bagaimana ia berbicara tentang tetanggamu?'Oh, lisannya selalu berkata mesum,' kata sang lelaki.'Dan engkau memilihnya sebagai teman?' teriak sang Jaksa. 'Bung, kami takkan berada disini, sia-sia hanya untuk orang bodoh.'Maka, sang lelaki dilemparkan ke dalam terowongan, dan sang teman, tertawa terbahak-bahak dalam gelap dan, masih diadili atas tuduhan lain.''Mereka berdua meninggal,' kata sang Pembaca, 'Begitulah,' kata sang Buku. 'Tak diragukan lagi. Dan demikian pula yang 'kan terjadi pada semua orang.''Itu benar,' kata sang Pembaca. 'Coba dorong sedikit lebih jauh 'tuk kali ini. Dan saat mereka semua mati, bagaimana? ''Mereka berada dalam Genggaman Tuhan, sama seperti sebelumnya,' kata sang Buku.'Tak banyak yang bisa dibanggakan, bila merujuk padamu,' teriak sang Pembaca, merasa kesal lantaran sang Buku, memberi jawaban yang itu-itu saja.'Siapa yang nggondok sekarang?' kata sang Buku.Dan sang Pembaca pun mencampakkan sang Buku ke dalam pembakaran, lalu demi menghilangkan kekesalannya, ia mencoba bersenandung,I've become so numb[Aku wis dadi mati-roso]I can't feel you there[Aku ora iso ngrasa'ke awakmu ono]Become so tired[Dadi kesel banget]So much more aware[Dadi luwih eling]I'm becoming this[Aku dadi koyo ngene]All I want to do[Kabeh sing karep tak lakoni]Is be more like me[Dadi luwih koyo aku]And be less like you *)[Lan dadi bedho ketimbang awakmu]Sang Rembulan beranjak dengan berkata, 'Nggondok nih yee! ... Wallahu a'lam."
- Robert Louis Stevenson, Fables, Charles Scribner's Sons
*) "Numb" karya Joseph Hahn, Brad Delson, Dave Farrell, Mike Shinoda, Robert G. Bourdon & Chester Charles Bennington