Selasa, 12 Februari 2019

Tigaratus

Burung nasar bertanya pada sang geluh, "Wahai saudaraku, aku mendengar bahwa pertempuran antara pasukan Thalut dan orang-orang Filistin, merupakan indikasi awal perang Badar. Sampaikan pada kami tentang Perang Badar!" Sang geluh berkata, "Thalut berangkat dengan tiga ratus sembilan belas orang, dalam perang Badar, sejumlah kecil umat Islam menghadapi pasukan yang jauh lebih besar dan mengalahkannya. Tentara Muslim berjumlah sekitar tigaratusan, kebanyakan dari kaum Ansar. Diriwayatkan Al-Bara, radhiyallahu 'anhu,
كُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّ أَصْحَابَ بَدْرٍ ثَلاَثُمِائَةٍ وَبِضْعَةَ عَشَرَ، بِعِدَّةِ أَصْحَابِ طَالُوتَ الَّذِينَ جَاوَزُوا مَعَهُ النَّهَرَ، وَمَا جَاوَزَ مَعَهُ إِلاَّ مُؤْمِنٌ‏.
"Kami dulu mengatakan bahwa para pejuang Badar berjumlah sekitar tiga ratus sepuluh, sebanyak pasukan Thalut yang menyeberangi sungai bersamanya; dan tak ada yang menyeberangi sungai bersamanya kecuali orang beriman." - [Sahih al-Bukhari]
‘Abdullah ibn‘ Umar, radhiyallahu 'anhu, meriwayatkan,
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم خَرَجَ يَوْمَ بَدْرٍ فِي ثَلاَثِمِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏ "‏ اللَّهُمَّ إِنَّهُمْ حُفَاةٌ فَاحْمِلْهُمُ اللَّهُمَّ إِنَّهُمْ عُرَاةٌ فَاكْسُهُمُ اللَّهُمَّ إِنَّهُمْ جِيَاعٌ فَأَشْبِعْهُمْ ‏"‏ ‏.‏ فَفَتَحَ اللَّهُ لَهُ يَوْمَ بَدْرٍ فَانْقَلَبُوا حِينَ انْقَلَبُوا وَمَا مِنْهُمْ رَجُلٌ إِلاَّ وَقَدْ رَجَعَ بِجَمَلٍ أَوْ جَمَلَيْنِ وَاكْتَسَوْا وَشَبِعُوا
"Rasulullah (ﷺ) berangkat di hari Badar bersama tiga ratus lima belas (orang). Rasulullah (ﷺ) bersabda, 'Ya Allah, mereka berjalan kaki, berikanlah mereka tunggangan; Ya Allah, mereka tak punya pakaian, berikanlah mereka pakaian; Ya Allah, mereka lapar, berilah mereka makan.' Allah kemudian memberikan kemenangan kepada mereka. Mereka kembali dengan pakaian. Tak ada seorang pun di antara mereka kecuali kembali dengan satu atau dua ekor unta; mereka berpakaian dan makan sampai kenyang." - [Sunan Abu Dawud; Hasan oleh Al-Albani]
Pertempuran ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan, tahun 2 Hijriah. Latarbelakangnya, bahwa Rasulullah (ﷺ) beserta para Sahabat telah beberapa kali mencegat kafilah Quraisy yang kembali dari Suriah ke Mekah. Beliau tak ingin berperang, melainkan karavan, yang dipimpin oleh Abu Sufyan, dibawa lari setelah mengirim pesan kepada kaum Quraisy agar mengerahkan pasukan untuk melindungi kafilah. Maka kaum Quraisy mengirim sekitar seribu orang, termasuk enam ratus orang bersenjata dan seratus prajurit berkuda di samping pasukan infanteri yang mengenakan pakaian perang. Ada juga tujuh ratus unta, dan para penyanyi memukul genderang dan menyanyikan lagu-lagu yang menghina kaum Muslimin.
Pasukan Muslim hanya memiliki tujuh puluh unta dan dua atau tiga kuda. Kelompok-kelompok kecil bergiliran mengendarai unta. Sebelum pertempuran berkecamuk, Rasulullah (ﷺ) berkonsultasi dengan para sahabat, terutama kaum Ansar, tentang perlukah terlibat dalam pertempuran. Para Muhajirin mendukung pertempuran. Kemudian kaum Ansar menyadari bahwa jawaban mereka ditunggu-tunggu, maka Sa‘d bin Mu'adz, yang merupakan pemimpin Ansar, berkata,
"Wahai Rasulullah, kami beriman padamu, kami menyatakan kebenaranmu, dan kami bersaksi bahwa apa yang engkau bawa adalah kebenaran, dan kami telah memberimu mandat dan persetujuan kami untuk didengar dan dipatuhi; maka bawalah kami ke tempat yang engkau tuju, kami akan bersamamu. Demi Allah, jika engkau meminta kami agar menyeberangi laut ini dan engkau terjun ke dalamnya, kamipun akan terjun ke dalamnya bersamamu, dan tak seorangpun yang akan lari. Kami menunggu musuhmu di hari esok. Kami telah banyak mengalami peperangan, dapat dipercaya dalam pertempuran. Semoga Allah meberikkan kami kesempatan yang menunjukkan sesuatu yang akan membawa memnyenngkanmu, maka bawalah kami bersama ridha Allah.” Yang lain juga mengatakan hal yang sama, dan Rasulullah (ﷺ) merasa senang karenanya. Kemudian beliau bersabda, "Majulah dengan berkah Allah, dan bersoraklah, karena Allah telah menjanjikanku salah satu dari dua, kafilah atau pasukan."

Kemudian Rasulullah (ﷺ) melanjutkan sampai beliau mencapai sumber-air terdekat dengan Badar dan berkemah di sana. Al-Hubab bin al-Mundzir berkata kepadanya, "Wahai Rasulullah, tempat inikah yang telah diperintahkan Allah kepadamu untuk diduduki, sehingga kami tidak dapat maju atau mundur darinya, atau hanya masalah pendapat dan taktik? "Rasulullah (ﷺ) menjawab, "Ini masalah opini dan taktik militer." Al-Hubab menunjukkan bahwa akan lebih baik berpindah ke tempat lain, yang lebih sesuai dan dimana umat Islam akan lebih mampu memotong pasokan air Badar bagi kaum musyrikin. Maka Rasulullah (ﷺ) dan para sahabat bangkit dan pergi ke tempat yang disarankan Al-Hubab. Mereka mendidirkan tenda di sana, kemudian Sa'd bin Mu'adz menyarankan agar sebuah gubuk kecil didirikan untuk Rasulullah (ﷺ) di belakang barisan Muslim, maka jika Allah memberi mereka kemenangan, akan menjadi apa yang beliau inginkan, namun jika terjadi sebaliknya, beliau akan dapat mempersiapkan untanya dan dapat segera kembali ke Madinah. Sa'd berkata, “Wahai Rasulullah, ada orang-orang yang diam dibelakang, dan yang telah sangat terikat denganmu seperti kami. Jika mereka berpikir bahwa engkau akan bertempur, mereka takkan diam di belakang."
Rasulullah (ﷺ) berdoa, dan memerintahkan agar gubuk itu dibangun. Ketika kedua kelompok bertemu, Rasulullah (ﷺ) mulai merapatkan barisan kaum Muslimin, mendorong mereka agar berjihad dan mengejar kesyuhadaan. Beliau bersabda,
‘‘Demi Dia yang jiwaku ada dalam genggaman-Nya, tiada orang yang akan bertempur dan terbunuh hari ini, bersaksi bahwa dengan kesabaran dan mencari pahala, maju dan tak gentar, melainkan Allah akan memasukkannya ke surga.

Imam Muslim meriwayatkan dari 'Umar bin al-Khattab, yang berkata
لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ ح وَحَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ - وَاللَّفْظُ لَهُ - حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ يُونُسَ الْحَنَفِيُّ حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنِي أَبُو زُمَيْلٍ - هُوَ سِمَاكٌ الْحَنَفِيُّ - حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ قَالَ حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ لَمَّا كَانَ يَوْمُ بَدْرٍ نَظَرَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِلَى الْمُشْرِكِينَ وَهُمْ أَلْفٌ وَأَصْحَابُهُ ثَلاَثُمِائَةٍ وَتِسْعَةَ عَشَرَ رَجُلاً فَاسْتَقْبَلَ نَبِيُّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم الْقِبْلَةَ ثُمَّ مَدَّ يَدَيْهِ فَجَعَلَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ ‏"‏ اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ إِنْ تَهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةُ مِنْ أَهْلِ الإِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِي الأَرْضِ ‏"‏ ‏.‏ فَمَازَالَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ مَادًّا يَدَيْهِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ حَتَّى سَقَطَ رِدَاؤُهُ عَنْ مَنْكِبَيْهِ فَأَتَاهُ أَبُو بَكْرٍ فَأَخَذَ رِدَاءَهُ فَأَلْقَاهُ عَلَى مَنْكِبَيْهِ ثُمَّ الْتَزَمَهُ مِنْ وَرَائِهِ ‏.‏ وَقَالَ يَا نَبِيَّ اللَّهِ كَذَاكَ مُنَاشَدَتُكَ رَبَّكَ فَإِنَّهُ سَيُنْجِزُ لَكَ مَا وَعَدَكَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ‏{‏ إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلاَئِكَةِ مُرْدِفِينَ‏}‏ فَأَمَدَّهُ اللَّهُ بِالْمَلاَئِكَةِ ‏.‏ قَالَ أَبُو زُمَيْلٍ فَحَدَّثَنِي ابْنُ عَبَّاسٍ قَالَ بَيْنَمَا رَجُلٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ يَوْمَئِذٍ يَشْتَدُّ فِي أَثَرِ رَجُلٍ مِنَ الْمُشْرِكِينَ أَمَامَهُ إِذْ سَمِعَ ضَرْبَةً بِالسَّوْطِ فَوْقَهُ وَصَوْتَ الْفَارِسِ يَقُولُ أَقْدِمْ حَيْزُومُ ‏.‏ فَنَظَرَ إِلَى الْمُشْرِكِ أَمَامَهُ فَخَرَّ مُسْتَلْقِيًا فَنَظَرَ إِلَيْهِ فَإِذَا هُوَ قَدْ خُطِمَ أَنْفُهُ وَشُقَّ وَجْهُهُ كَضَرْبَةِ السَّوْطِ فَاخْضَرَّ ذَلِكَ أَجْمَعُ ‏.‏ فَجَاءَ الأَنْصَارِيُّ فَحَدَّثَ بِذَلِكَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ ‏"‏ صَدَقْتَ ذَلِكَ مِنْ مَدَدِ السَّمَاءِ الثَّالِثَةِ ‏"‏ ‏.‏ فَقَتَلُوا يَوْمَئِذٍ سَبْعِينَ وَأَسَرُوا سَبْعِينَ ‏.‏ قَالَ أَبُو زُمَيْلٍ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ فَلَمَّا أَسَرُوا الأُسَارَى قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ ‏"‏ مَا تَرَوْنَ فِي هَؤُلاَءِ الأُسَارَى ‏"‏ ‏.‏ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ يَا نَبِيَّ اللَّهِ هُمْ بَنُو الْعَمِّ وَالْعَشِيرَةِ أَرَى أَنْ تَأْخُذَ مِنْهُمْ فِدْيَةً فَتَكُونُ لَنَا قُوَّةً عَلَى الْكُفَّارِ فَعَسَى اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُمْ لِلإِسْلاَمِ ‏.‏ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ مَا تَرَى يَا ابْنَ الْخَطَّابِ ‏"‏ ‏.‏ قُلْتُ لاَ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَرَى الَّذِي رَأَى أَبُو بَكْرٍ وَلَكِنِّي أَرَى أَنْ تُمَكِّنَّا فَنَضْرِبَ أَعْنَاقَهُمْ فَتُمَكِّنَ عَلِيًّا مِنْ عَقِيلٍ فَيَضْرِبَ عُنُقَهُ وَتُمَكِّنِّي مِنْ فُلاَنٍ - نَسِيبًا لِعُمَرَ - فَأَضْرِبَ عُنُقَهُ فَإِنَّ هَؤُلاَءِ أَئِمَّةُ الْكُفْرِ وَصَنَادِيدُهَا فَهَوِيَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا قَالَ أَبُو بَكْرٍ وَلَمْ يَهْوَ مَا قُلْتُ فَلَمَّا كَانَ مِنَ الْغَدِ جِئْتُ فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَأَبُو بَكْرٍ قَاعِدَيْنِ يَبْكِيَانِ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي مِنْ أَىِّ شَىْءٍ تَبْكِي أَنْتَ وَصَاحِبُكَ فَإِنْ وَجَدْتُ بُكَاءً بَكَيْتُ وَإِنْ لَمْ أَجِدْ بُكَاءً تَبَاكَيْتُ لِبُكَائِكُمَا ‏.‏ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ أَبْكِي لِلَّذِي عَرَضَ عَلَىَّ أَصْحَابُكَ مِنْ أَخْذِهِمُ الْفِدَاءَ لَقَدْ عُرِضَ عَلَىَّ عَذَابُهُمْ أَدْنَى مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ ‏"‏ ‏.‏ شَجَرَةٍ قَرِيبَةٍ مِنْ نَبِيِّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏.‏ وَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ ‏{‏ مَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَكُونَ لَهُ أَسْرَى حَتَّى يُثْخِنَ فِي الأَرْضِ‏}‏ إِلَى قَوْلِهِ ‏{‏ فَكُلُوا مِمَّا غَنِمْتُمْ حَلاَلاً طَيِّبًا‏}‏ فَأَحَلَّ اللَّهُ الْغَنِيمَةَ لَهُمْ ‏.
"Ketika itu, hari berkecamuknya Pertempuran Badar, Rasulullah (ﷺ) melirik orang-orang kafir, dan mereka berjumlah seribu sedangkan para sahabat hanya tiga ratus sembilan belas orang. Rasulullah (ﷺ) menghadapkan (wajahnya) ke arah Kiblat. Kemudian beliau menengadahkan tangan dan memulai permohonan kepada Rabb-nya, "Ya Allah! Sempurnakanlah bagiku apa yang telah Engkau janjikan padaku. Ya Allah! Wujudkanlah apa yang telah Engkau janjikan padaku. Ya Allah! Jika sekelompok kecil Muslim ini dikalahkan, takkan ada lagi yang menyembah-Mu di muka bumi ini." Beliau meneruskan permohonan kepada Rabb-nya, menegadahkan tangannya, menghadap kiblat, sampai mantelnya terlepas dari bahunya. Maka Abu Bakar mendatanginya, memungutkan mantelnya dan meletakkannya di atas bahunya. Kemudian ia memeluk beliau dari belakang dan berkata, 'Nabi Allah, doamu untuk Rabb-mu ini, akan mencukupimu, dan Dia akan memenuhi apa yang telah Dia janjikan kepadamu.' Maka Allah, Subhanahu wa Ta'ala, mewahyukan (ayat Al-Qur'an), "(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, “Sungguh, Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut." Maka Allah membantunya dengan para malaikat. Abu Zumail mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan kepadanya oleh Ibnu Abbas yang mengatakan: Ketika pada hari itu seorang Muslim mengejar orang-orang kafir yang berjalan di depannya, ia mendengar desingan cambuk dan suara pengendara mengatakan, "Majulah, Haizum!" Ia melirik orang musyrik yang (sekarang) jatuh terlentang. Ketika ia memperhatikannya (dengan cermat, ia menemukan) ada bekas luka di hidungnya dan wajahnya tercabik-cabik seolah-olah tercabik oleh cambuk, dan telah berubah menjadi hijau karena racunnya. Seorang Ansar mendatangi Rasulullah (ﷺ) dan menceritakan hal ini kepadanya. Beliau bersabda, "Engkau telah mengatakan yang sebenarnya. Inilah pertolongan dari langit ketiga" Kaum Muslimin pada hari itu (yaitu hari Pertempuran Badar) membunuh tujuh puluh orang dan menangkap tujuh puluh orang. Rasulullah (ﷺ) berkata kepada Abu Bakar dan 'Umar, radhiyallahu' anhum, 'Apa pendapatmu tentang para tawanan ini?' Abu Bakar berkata, 'Mereka adalah kaum-kerabat kita. Menurutku, engkau harus membebaskan mereka setelah mendapat tebusan dari mereka. Ini akan menjadi sumber kekuatan bagi kita melawan orang-orang kafir. Sangat mungkin bahwa Allah menuntun mereka masuk Islam. ' Kemudian Rasulullah (ﷺ) berkata, 'Apa pendapatmu, Ibnu Khattab?' Ia berkata, 'Rasulullah, aku tak sependapat dengan Abu Bakar. Aku berpendapat bahwa engkau harus menyerahkannya kepada kami agar kami dapat memenggal kepala mereka. Serahkan `Aqil kepada` Ali agar ia dapat memenggal kepalanya, dan serahkan Fulan bin Fulan kepadaku, sehingga aku dapat memenggal kepalanya. Mereka adalah pemimpin orang-orang kafir dan yang paling berpengalaman di antara mereka. 'Rasulullah (ﷺ) menyetujui pendapat Abu Bakar dan tak menyetujui apa yang kukatakan. Keesokan harinya, ketika aku menemui Rasulullah (ﷺ), aku menemukan bahwa beliau dan Abu Bakar duduk menangis. Aku berkata, 'Rasulullah, mengapa engkau dan sahabatmu meneteskan air mata? Katakan alasannya. Karena aku akan menangis, atau setidaknya, aku akan berpura-pura menangis, bersimpati denganmu. 'Rasulullah (ﷺ) bersabda, 'Aku menangis atas apa yang terjadi pada para sahabatmu karena mengambil uang tebusan (dari para tawanan). Aku telah ditunjukkan siksa yang seharusnya mereka terima. Dibawa kepadaku sedekat pohon ini.' (Beliau menunjuk ke sebuah pohon yang dekat dengannya.) Kemudian Allah mewahyukan ayat (QS.8:67-68), "Tidaklah pantas, bagi seorang nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di bumi..." sampai akhir ayat, "Sekiranya tidak ada ketetapan terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena (tebusan) yang kamu ambil."
Walaupun jumlah pasukan kaum Muslimin jauh lebih sedikit, mereka memperoleh kemenangan besar, mengalahkan pasukan Quraisy dan membunuh sebagian besar pemimpinnya. Di antara orang-orang terkemuka Quraisy yang terbunuh adalah Abu Jahal dan Umayyah Ibnu Khalaf, yang dibunuh oleh bekas budaknya, Bilal. Selain itu, 70 orang Quraisy menjadi tawanan. Diriwayatkan Jabir bin `Abdullah,
لَمَّا كَانَ يَوْمَ بَدْرٍ أُتِيَ بِأُسَارَى، وَأُتِيَ بِالْعَبَّاسِ وَلَمْ يَكُنْ عَلَيْهِ ثَوْبٌ، فَنَظَرَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم لَهُ قَمِيصًا فَوَجَدُوا قَمِيصَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُبَىٍّ يَقْدُرُ عَلَيْهِ، فَكَسَاهُ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِيَّاهُ، فَلِذَلِكَ نَزَعَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم قَمِيصَهُ الَّذِي أَلْبَسَهُ‏.‏ قَالَ ابْنُ عُيَيْنَةَ كَانَتْ لَهُ عِنْدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم يَدٌ فَأَحَبَّ أَنْ يُكَافِئَهُ‏.‏
"Saat hari (pertempuran) Badar, para tawanan perang dibawa, termasuk Al-Abbas yang tak berpakaian. Rasulullah (ﷺ) mencarikan sebuah kemeja untuknya. Ditemukan bahwa kemeja` Abdullah bin Ubai sesuai dengannya, sehingga Rasulullah (ﷺ) memakaikannya. Itulah alasan mengapa Rasulullah (ﷺ) melepas dan memberikan bajunya sendiri kepada `Abdullah. (Periwayat menambahkan,"Ia telah membantu Rasulullah (ﷺ) sehingga Rasulullah (ﷺ) dengan senang-hati membalasnya.")" - [Sahih al-Bukhari]
Pada hari Badar, Rasulullah (ﷺ) memerintahkan agar jasad dua puluh empat pemimpin Quraisy dibuang ke salah satu sumur kering Badar yang kotor. Telah menjadi kebiasaan Rasulullah (ﷺ) bahwa setiap kali beliau menaklukkan musuh, beliau biasa tinggal di medan laga selama tiga malam. Jadi, pada hari ketiga pertempuran Badar, beliau memerintahkan agar unta betinanya dipersiapkan, lalu ia berangkat, dan para sahabat mengikutinya, berkata di antara mereka sendiri, “Tentulah beliau (yaitu, Nabi (ﷺ)) sedang menuju ke arah tujuan besar." Ketika beliau (ﷺ) berhenti di tepi sumur, beliau (ﷺ) menyapa mayat-mayat Quraisy dengan nama mereka dan nama ayah mereka, "Wahai Fulan bin Fulan! Bukankah menyebangkan bila engkau mematuhi Allah dan Rasul-Nya? Kami telah menemukan apa yang dijanjikan Rabb kami kepada kami. Akankah juga engkau temukan apa yang dijanjikan oleh Rabb-mu kepadamu?" Umar berkata, "Wahai Rasulullah! Engkau berbicara kepada orang-orang yang sudah tak bernyawa!" Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Demi Dia yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, engkau tak mendengar, apa yang kuucapkan lebih baik dari yang dapat mereka dengarkan."
Mengomentari hal ini, Qatadah berkata, "Allah menghidupkan mereka (lagi) untuk membiarkan mereka mendengarnya, untuk menegur mereka dan menindas mereka dan membalas atas mereka dan membuat mereka merasa sangat menyesal dan kecewa."

Dalam perang Badar, para malaikat turut-serta dalam pertempuran. Al-Bukhari meriwayatkan atas otoritas Rafi 'Al-Zurqi yang merupakan salah seorang pejuang Badar bahwa Jibril, alaihissalam, datang kepada Rasululllah (ﷺ) dan berkata,
"‏ مَا تَعُدُّونَ أَهْلَ بَدْرٍ فِيكُمْ قَالَ مِنْ أَفْضَلِ الْمُسْلِمِينَ ـ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا ـ قَالَ وَكَذَلِكَ مَنْ شَهِدَ بَدْرًا مِنَ الْمَلاَئِكَةِ ‏"
"Bagaimana engkau menilai para pejuang Badar di antara kalanganmu?" Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Yang terbaik dari umat Islam." atau mengatakan pernyataan serupa. Tentang itu, Jibril berkata, "Demikian juga para Malaikat yang turut-serta dalam perang Badar."
Dalam konteks ini, Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa Waqid Al-Laitz mengatakan bahwa, "Aku mengejar seorang musyrik dalam perang Badar untuk menghajarnya, ketika kepalanya jatuh sebelum aku bisa menyambarnya dengan pedangku, dan aku tahu ada orang lain yang telah membunuhnya. Ibnu 'Abbas, radhiyallahu' anhu, mengatakan bahwa para malaikat tak bertempur dalam pertempuran apapun kecuali dalam perang Badar. Dalam pertempuran lain, mereka ada di sana sebagai bala bantuan, namun mereka tak turut bertempur.

Tentara Muslim pertama yang mati syahid adalah Mahja', budak 'Umar bin Al-Khattab; yang kedua adalah Haritzah bin Suraqah. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa Haritsah mati syahid pada hari (pertempuran) Badar, dan ia masih muda saat itu. Ibunya, Ummi Ar-Rubaiy'i binti Al-Bara', datang kepada Rasulullah (ﷺ) dan berkata,
يا رسول الله ألا تحدثني عن حارثة‏.‏ وكان قتل يوم بدر، فإن كان في الجنة صبرت، وإن كان غير ذلك اجتهدت عليه في البكاء، فقال‏:‏ ‏ "‏يا أم حارثة إنها جنان في الجنة، وإن ابنك أصاب الفردوس الأعلى‏"
"Wahai Utusan Allah! Tidakkah engkau akan memberitahuku tentang Haritsah? (Ia terbunuh dalam perang Badar). Jika ia di Jannah, aku akan bersabae, namun jika ia bernasib lain, aku dapat memaksakan diriku menangis karena dirinya." Beliau (ﷺ) menjawab, "Wahai ibu Haritsah, di taman Jannah ada banyak tingkatan, dan putramu telah mencapai Al-Firdaus, yang tertinggi."
Lalu, sang geluh berkata, "Wahai saudara-saudariku, orang takkan menghargai kesehatan hingga mereka didera oleh penyakit, dan mereka tak menghargai harta hingga kemiskinan menerpa mereka. Dan siapakah yang mampu belajar lebih cepat daripada Muhajirin dan Ansar dari pelajaran masa lalu? Islam memasuki Madinah pada saat pasukan kafir mengejarnya dari sudut pandang yang sama, dan kaum Muslimin berlindung dalam pemukiman baru mereka saat para pasukan berlindung dalam benteng mereka. Mereka mempersiapkan diri agar tak ada yang bisa menyerang mereka dari arah manapun. Mereka telah belajar dengan pahit dari pengalaman bertahun-tahun di Mekah, bahwa kelemahan, menyebabkan kehinaan dan kesengsaraan."
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan sungguh, Allah telah menolong kamu dalam perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, agar kamu mensyukuri-Nya." - [QS.3:123]
Rujukan :
- Dr. Mustafa as-Sibaa'ie, The Life of Prophet Muhammad Highlight and Lesson, IIPH
- Ibn Kathir, The Battles of the Prophet, Dar al-Manarah
- Muhammad al-Ghazali, Fiqh-us-Seerah, IIFSO