Yusuf kemudian dijual ke Mesir. Ia dipindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dan dari satu majikan ke majikan lain, sampai ia menetap di rumah al-Aziz. Al-Aziz adalah Menteri Keuangan di Mesir pada waktu itu dan ia melihat ada kecakapan dan keshalihan pada Nabi Yusuf.
Ada perbedaan besar antara para kafilah yang menjual Yusuf, dengan harga yang sangat murah, hanya beberapa Dirham, dibanding al-Aziz. Saudara-saudara Yusuf menjualnya dengan harga yang sangat murah, hanya beberapa dirham, yang dihitung dengan anggapan yang begitu rendah karena mereka meremehkannya! Namun al-Aziz, menganggapnya sebagai permata yang tiada bernilai. Bahkanpun bila dibayar dengan tumpukan emas dan perak, takkan cukup.وَقَالَ ٱلَّذِى ٱشْتَرَىٰهُ مِن مِّصْرَ لِٱمْرَأَتِهِۦٓ أَكْرِمِى مَثْوَىٰهُ عَسَىٰٓ أَن يَنفَعَنَآ أَوْ نَتَّخِذَهُۥ وَلَدًا ۚ وَكَذَٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِى ٱلْأَرْضِ وَلِنُعَلِّمَهُۥ مِن تَأْوِيلِ ٱلْأَحَادِيثِ ۚ وَٱللَّهُ غَالِبٌ عَلَىٰٓ أَمْرِهِۦ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ"Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya, 'Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan ia bermanfaat bagi kita atau kita pungut ia sebagai anak.' Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti." - [QS.12:21]
وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُۥٓ ءَاتَيْنَٰهُ حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ"Dan ketika ia telah cukup dewasa Kami berikan kepadanya kekuasaan dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." - [QS.12:22]
Namun cobaan Yusuf akan terus mengejarnya.
Dalam teks Al-Quran, ada kata "al-murawadah", yang berarti berusaha merayu. Ini benar-benar berarti tipu-daya dan muslihat. Ini berarti persekongkolan dan berkomplot melawan seseorang dengan cara yang sangat halus dan menggunakan tipu-muslihat.وَرَٰوَدَتْهُ ٱلَّتِى هُوَ فِى بَيْتِهَا عَن نَّفْسِهِۦ وَغَلَّقَتِ ٱلْأَبْوَٰبَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۚ قَالَ مَعَاذَ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ رَبِّىٓ أَحْسَنَ مَثْوَاىَ ۖ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّٰلِمُونَ"Dan perempuan yang ia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan ia menutup pintu-pintu, lalu berkata, “Marilah mendekat kepadaku.” Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang yang zhalim itu tak akan beruntung." - [QS.12:23]
Yusuf dengan keyakinan, moralitas dan keshalihannya yang kuat, tak ingin mengkhianati atau menipu al-Aziz. Orang yang telah mengangkat martabatnya dan sangat murah-hati kepadanya. Orang yang menempatkannya di rumahnya dan menganggapnya seorang putra. Ia tak ingin mencampurkan kebaikan dengan kejahatan dan kedermawanan dengan pengkhianatan dan penipuan. Bila ada yang melakukannya, maka itulah kesalahan besar dan pelakunya takkan pernah sukses. Inilah moralitas seorang Muslim dalam segala keadaan.
Dengan tegas dan bermartabat, serta dengan kehormatan, kekuatan, dan keyakinan, Yusuf berkata, "Allah melarang! Sesungguhnya suamimu adalah majikanku! Ia membuat tempat persinggahanku menyenangkan! Sesungguhnya takkan ada kebaikan yang baik bagi mereka yang berbuat zhalim!" Namun wanita itu bersikeras dan telah mempersiapkan alternatif setiap kemungkinan. Istri al-Aziz telah mengambil keputusan. Ia menginginkan Yusuf dan Yusuf menginginkannya, jika bukan karena fakta bahwa Yusuf telah melihat tanda dari Rabb-nya.
Menghadapi keinginan tak terkendali wanita ini, Yusuf tak dapat berbuat apa-apa kecuali berusaha melarikan diri ke arah gerbang. Sang isteri majikan mengejarnya, merengkuhnya, dan di saat Yusuf berusaha membebaskan diri darinya, koyaklah di bagian belakang pakaiannya. Pakaian Yusuf kemudian menjadi hujjah ketidakbersalahannya, dan begitu juga sebelumnya, pakaian Yusuf pun menjadi hujjah oleh saudara-saudaranya.وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِۦ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَآ أَن رَّءَا بُرْهَٰنَ رَبِّهِۦ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ ٱلسُّوٓءَ وَٱلْفَحْشَآءَ ۚ إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُخْلَصِينَ"Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya ia tak melihat tanda (dari) Rabb-nya. Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, ia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang terpilih." - [QS.12:24]
Kemudian datanglah pertolongan di saat sang majikan, al-Aziz muncul di pintu, mengakhiri adegan yang menguntungkan Yusuf. Semua yang terjadi adalah dari karunia dan rahmat Allah. Ada sebagian tanda-tanda rahmat yang diberikan Allah kepada hamba dan penolongnya untuk memudahkan jalan mereka. Yang lain tergelincir dan tersandung dimana musuh-musuh Allah jatuh laksana seekor ngengat jatuh ke dalam perapian.
Oleh karena itu, kedatangan al-Aziz pada saat yang genting itu, tak diragukan lagi merupakan salah satu dari tanda-tanda Allah. Ini mewujudkan rahmat dan karunia Allah sebagaimana terungkapnya perlindungan yang terus-menerus bagi hamba yang sedang dipersiapkan untuk suatu tugas kenabian. Seorang Muslim takkan mau mengkhianati amanah atau memperdaya orang lain, dan jika musibah menimpanya, ia akan tabah. Juga, seorang Muslim takkan menyerah atau melemah menghadapi godaan.
Al-Aziz, seorang Menteri Keuangan Mesir, dengan wawasan, ilmu, dan keahliannya, melihat kedermawanan dan moralitas Yusuf yang baik. Ini membuatnya bersaksi bahwa Yusuf mengatakan yang sebenarnya. Ada mufassir yang menyebutkan bahwa, ada seorang bayi di rumah itu dan sang orok mendukung kesaksian Yusuf. Hal ini diriwayatkan oleh Abu Hurairah dan Ibnu Abbas, (رضی اللہ عنھم)وَٱسْتَبَقَا ٱلْبَابَ وَقَدَّتْ قَمِيصَهُۥ مِن دُبُرٍ وَأَلْفَيَا سَيِّدَهَا لَدَا ٱلْبَابِ ۚ قَالَتْ مَا جَزَآءُ مَنْ أَرَادَ بِأَهْلِكَ سُوٓءًا إِلَّآ أَن يُسْجَنَ أَوْ عَذَابٌ أَلِيمٌ"Dan keduanya berlomba menuju pintu dan perempuan itu menarik baju gamisnya (Yusuf) dari belakang hingga koyak dan keduanya mendapati suami perempuan itu di depan pintu. Ia (perempuan itu) berkata, “Apakah balasan terhadap orang yang bermaksud buruk terhadap istrimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan siksa yang pedih?” - [QS.12:25]
قَالَ هِىَ رَٰوَدَتْنِى عَن نَّفْسِى ۚ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنْ أَهْلِهَآ إِن كَانَ قَمِيصُهُۥ قُدَّ مِن قُبُلٍ فَصَدَقَتْ وَهُوَ مِنَ ٱلْكَٰذِبِينَ"Ia (Yusuf) berkata, “Ia yang menggodaku dan merayu diriku.” Seorang saksi dari keluarga perempuan itu memberikan kesaksian, “Jika baju gamisnya koyak di bagian depan, maka perempuan itu benar, dan ia (Yusuf) termasuk orang yang dusta." - [QS.12:26]
وَإِن كَانَ قَمِيصُهُۥ قُدَّ مِن دُبُرٍ فَكَذَبَتْ وَهُوَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ"Dan jika baju gamisnya koyak di bagian belakang, maka perempuan itulah yang dusta, dan ia (Yusuf) termasuk orang yang benar.” - [QS.12:27]
فَلَمَّا رَءَا قَمِيصَهُۥ قُدَّ مِن دُبُرٍ قَالَ إِنَّهُۥ مِن كَيْدِكُنَّ ۖ إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ"Maka ketika ia (suami perempuan itu) melihat baju gamisnya (Yusuf) koyak di bagian belakang, ia berkata, “Sesungguhnya ini adalah tipu dayamu. Tipu dayamu benar-benar hebat.” - [QS.12:28]
يُوسُفُ أَعْرِضْ عَنْ هَٰذَا ۚ وَٱسْتَغْفِرِى لِذَنۢبِكِ ۖ إِنَّكِ كُنتِ مِنَ ٱلْخَاطِـِٔينَ"Wahai Yusuf! ”Lupakanlah ini, dan (istriku) mohonlah ampunan atas dosamu, karena engkau termasuk orang yang bersalah.” - [QS.12:29]
Isteri sang majikan berusaha sekuat tenaga, membela kesucian dan kehormatannya dengan meminta agar Yusuf dipenjara atau dijatuhi hukuman yang berat. Yusuf, yang sungguh-sungguh dengan Rabb-nya, dengan tegas dan percaya-diri, membela diri dengan mengatakan. "Ia yang berusaha merayuku dari diriku yang sebenarnya."
Yuusuf mengatakan ini tanpa perlu mengkonfirmasi kebenaran dengan penekanan, penggelapan, atau dengan bersumpah. Ia membiarkan kebenaran mengalir sesuai sifatnya, tanpa perlu mengikuti cara orang-orang yang berdusta dan berbohong dengan bersumpah dan berbicara terlalu banyak untuk menyembunyikan kebenaran dengan kebathilan. Inilah cara bagi seorang Muslim dalam hidupnya. Jalannya haruslah menjadi jalan kebenaran dan perkataannya haruslah benar, dan ia tak perlu takut mematuhi kebenaran atau menyerukannya.
Dengan demikian, dapat kita lihat bahwa Yusuf terbukti tak bersalah. Ia bebas dari kebohongan dan tuduhan yang dikatakan istri al-Aziz. Kearifan, keahlian, dan pengalaman al-Aziz dalam banyak hal diwujudkan saat ia mendekati istrinya, tak menuduhnya, melainkan untuk menunjukkan sifat universal dari sifat ini terhadap seorang wanita.
Suaminya berkata, "Lihatlah! Inilah jerat kalian, wahai perempuan! Sesungguhnya, jeratmu amatlah kuat!" Kemudian al-Aziz menggabungkan nasihat, bimbingan, dan celaan untuk istrinya, berbalik kepada Yusuf dan berkata, "Wahai Yusuf, lepaskanlah ini!"
Ini berarti bahwa Yusuf harus menghindar dari membicarakan masalah ini. Kemudian, al-Aziz menoleh kepada istrinya, ia berkata, "Wahai istriku, mohonlah ampunan atas dosa-dosamu, karena engkau benar-benar bersalah!"
Dalam teks Al-Qur'an, kata "al-khatin" berarti, "sebenarnya, engkau diantara orang-orang yang bersalah." Ini digunakan sebagai ganti al-khtiaat yang berarti "sebenarnya, engkau diantara kaum perempuan yang bersalah." Ini dilakukan sebagai peringanan atau pengurangan tuduhan yang ditujukan padanya, menjadikan dosa ini berlaku bagi siapapun, kaum lelaki maupun perempuan, karena setiap anak Adam dapat jatuh ke dalam lembah dosa. Ia hendakya mengakui dosanya, setidaknya untuk dirinya sendiri, dan memohon Rabbnya agar memberi ampunan dan taubat.
Kejadian ini segera menyebar dalam bentuk risik di bibir penduduk penjuru negeri. Ini terjadi, walau peristiwa itu hanya diketahui oleh kalangan yang sangat tertutup, termasuk al-Aziz, istrinya, dan Yusuf. Di antara penduduk itu, para wanita adalah mayoritas dari para pencari rahasia rumah-tangga dan merekalah yang paling mampu mengungkap rahasia ini dan membocorkannya. Peristiwa keluarga al-Aziz segera masyhur di kalangan wanita dan menjadi tema bahan gunjingan.
Ketika buah-mulut ini mencapai al-Aziz dan istrinya, sang istri berpikir-keras bagaimana menjebak wanita-wanita yang sedang menggujingkan dirinya. Iapun menyiapkan makanan dan tempat duduk yang nyaman bagi mereka, dan ia memberi semuanya pisau untuk digunakan saat mereka makan. Ia kemudian meminta Yusuf agar muncul selagi mereka lalai.وَقَالَ نِسْوَةٌ فِى ٱلْمَدِينَةِ ٱمْرَأَتُ ٱلْعَزِيزِ تُرَٰوِدُ فَتَىٰهَا عَن نَّفْسِهِۦ ۖ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا ۖ إِنَّا لَنَرَىٰهَا فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ"Dan perempuan-perempuan di kota berkata, “Istri Al-Aziz menggoda dan merayu pelayannya untuk menundukkan dirinya, pelayannya benar-benar membuatnya mabuk cinta. Kami pasti memandang ia dalam kesesatan yang nyata.”" - [QS.12:30]
Ketika Yusuf berada di hadapan mereka, tampaklah sajian ketampanan, tanpa sadar, mereka mengiris tangan mereka saat memandangnya. Setelah memenuhi penglihatan mereka dengan wujud malaikat Yusuf, tersadarlah mereka bahwa luka mereka berdarah. Dari dalam lubuk hati yang terdalam, merekapun menjerit.
Isteri al-Azis berkata bahwa seyogyanya janganlah ia dipersalahkan atau dicela setelah apa yang mereka lihat. Yusuf diberkahi dengan sebagian keindahan seperti yang telah dibuktikan dalam riwayat Isra' Mi'raj Rasulullah. (ﷺ). Istri al-Aziz membuktikan tanpa ragu bahwa ia mendambakan Yusuf karena wujudnya yang tampan, tingkah lakunya, dan moralitasnya. Ia mengaku telah berusaha merayu Yusuf sedalam-dalamnya.فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَـًٔا وَءَاتَتْ كُلَّ وَٰحِدَةٍ مِّنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ ٱخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۖ فَلَمَّا رَأَيْنَهُۥٓ أَكْبَرْنَهُۥ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَٰشَ لِلَّهِ مَا هَٰذَا بَشَرًا إِنْ هَٰذَآ إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ"Maka ketika perempuan itu mendengar cercaan mereka, diundangnyalah perempuan-perempuan itu dan disediakannya tempat duduk bagi mereka, dan kepada masing-masing mereka diberikan sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian ia berkata (kepada Yusuf), “Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka.” Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya, mereka terpesona kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri. Seraya berkata, “Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang mulia." - [QS.12:31]
Penambahan al-Aziz dalam ayat ini, untuk menunjukkan betapa besarnya lingkaran dosa dari peristiwa tersebut. Khalayak lebih suka mendengarkan cerita-cerita tentang mereka yang berkuasa.قَالَتْ فَذَٰلِكُنَّ ٱلَّذِى لُمْتُنَّنِى فِيهِ ۖ وَلَقَدْ رَٰوَدتُّهُۥ عَن نَّفْسِهِۦ فَٱسْتَعْصَمَ ۖ وَلَئِن لَّمْ يَفْعَلْ مَآ ءَامُرُهُۥ لَيُسْجَنَنَّ وَلَيَكُونًا مِّنَ ٱلصَّٰغِرِينَ"Ia (istri Al-Aziz) berkata, “Itulah orangnya yang menyebabkan kamu mencela aku karena (aku tertarik) kepadanya, dan sungguh, aku telah menggoda untuk menundukkan dirinya tetapi ia menolak. Jika ia tak melakukan apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya ia akan dipenjarakan, dan ia akan menjadi orang yang hina”." - [QS.12:32]
Kita dapat menyimpulkan dari kejadian ini, bahwa siapapun yang berada di posisi yang tinggi, dituntut agar lebih peduli menjaga nama-baiknya dibanding apapun yang lain, dan hendaknya menjadi teladan dalam masalah apapun. Tetapi Yusuf yang shalih dan takut akan Allah, yang sedang dipersiapkan oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya, menantang kekuasaan sang nyonya rumah dengan kembali kepada Allah agar memberinya rahmat, perhatian, dan perlindungan, serta untuk menjauhkan kejahatan darinya.
Seorang Muslim hendaknya selalu memohon perlindungan kepada Allah dan berdoa dengan tulus kepada-Nya. Seorang Muslim tak boleh berlindung pada manusia seperti dirinya, bahkan jika orang-orang seperti itu benar-benar mewujudkan kekuasaan dan kekuatan duniawi. Mereka, seperti dirinya sendiri, tiada daya.قَالَ رَبِّ ٱلسِّجْنُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا يَدْعُونَنِىٓ إِلَيْهِ ۖ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّى كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ ٱلْجَٰهِلِينَ"Yusuf berkata, “Wahai Rabb-ku! Penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka. Jika aku tak Engkau hindarkan dari tipu-daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentu aku termasuk orang yang bodoh.” - [QS.12.33]
Orang yang berlindung kepada Allah dan berada di bawah perlindungannya dan sungguh-sungguh dalam imannya, tentulah permohonannya dikabulkan Allah.
فَٱسْتَجَابَ لَهُۥ رَبُّهُۥ فَصَرَفَ عَنْهُ كَيْدَهُنَّ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ"Maka Rabb-nya memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu-daya mereka. Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui." - [QS.12:34]
Jika Allah telah memutuskan, maka tak dapat dimajukan atau ditunda, dan tak dapat ditolak oleh kejahatan atau bahaya, kecuali atas perintah Allah.
Yusuf memilih penjara untuk menghindari bujuk-rayu. Inilah yang diputuskan Allah agar menjauhkannya dari situasi yang menggoda. Dalam hadits Shahih al-Bukhari, Rasulullah (ﷺ) bersabda,
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ إِمَامٌ عَدْلٌ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ"Tujuh orang akan dinaungi oleh Allah dibawah naungan-Nya pada hari dimana tida lagi naungan selain milik-Nya. Mereka itu: (1) penguasa yang adil; (2) seorang pemuda yang telah dibesarkan menyembah Allah, (yaitu hanya menyembah Allah (tanpa sekutu) dengan tulus dari masa kecilnya), (3) seorang lelaki yang hatinya melekat pada masjid (yang mengerjakan shalat wajib ima waktu berjamaah di masjid); (4) dua orang yang saling mencintai hanya karena Allah dan mereka bertemu dan berpisah hanya karena Allah; (5) seorang lelaki yang menolak ajakan seorang bangsawan wanita cantik untuk berzinah dengannya dan berkata, "Aku takut kepada Allah"; (6) seseorang yang bersedekah dengan diam-diam sehingga tangan kirinya tak tahu apa yang telah diberikan tangan kanannya (yaitu tiada yang tahu berapa banyak yang ia sedekahkan). (7) seseorang yang mengingat Allah dalam kesendirian dan matanya berlinang air mata."
Cobaan berat yang dialami Yusuf berikutnya adalah hukuman penjara. Ini semua direncakan oleh istri al-Aziz sendiri, setelah tentu saja, atas seizin Allah.
ثُمَّ بَدَا لَهُم مِّنۢ بَعْدِ مَا رَأَوُا۟ ٱلْءَايَٰتِ لَيَسْجُنُنَّهُۥ حَتَّىٰ حِينٍ"Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai waktu tertentu." - [12:35]