Saudara-saudara Yusuf, telah mempertontonkan kebohongan yang mereka ciptakan sendiri. Berbohong bahkan kepada ayah mereka sendiri, hanya untuk mendapatkan sedikit pengakuan. Tapi apa yang mereka dapatkan? Mereka tak mendapatkan apa-apa selain kebutaan ayah mereka.
وَجَآءَ إِخْوَةُ يُوسُفَ فَدَخَلُوا۟ عَلَيْهِ فَعَرَفَهُمْ وَهُمْ لَهُۥ مُنكِرُونَ
"Dan saudara-saudara Yusuf datang (ke Mesir) lalu mereka masuk ke (tempat)nya. Maka ia (Yusuf) mengenal mereka, sedang mereka tak mengenalinya (lagi)." - [QS.12:58]
Mereka tak mengenalnya, karena mereka tak berharap bertemu dengannya lagi dan mereka juga tak pernah berharap, bahwa ia akan memegang jabatan setinggi orang yang berdiri di hadapan mereka.
Yusuf melakukan muslihat untuk memastikan bahwa mereka akan kembali ke Mesir, lagi dan lagi. Ia berbicara dengan mereka dan mendapatkan informasi tentang mereka. Ia kemudian menegaskan kepada mereka bahwa ia takkan memberikan perbekalan lagi hingga mereka membawa saudara mereka, Bunyamin, untuk mengukuhkan kebenaran informasi yang telah mereka katakan kepadanya.
Karena ia mempercayai kejujuran mereka dan kejujuran ayah mereka, ia membiarkan persediaan makanan yang mereka bawa sebagai imbalan atas barang-barang yang mereka terima di tas sadel kuda mereka. Ini dilakukan agar membuat mereka mengira bahwa persediaan itu ditempatkan di sana secara tak sengaja. Dengan demikian, mendorong mereka agar kembali ke Mesir, membawa kembali persediaan makanan itu kepadanya, walaupun jika mereka tak berniat kembali untuk mengambil persediaan tambahan.
وَلَمَّا جَهَّزَهُم بِجَهَازِهِمْ قَالَ ٱئْتُونِى بِأَخٍ لَّكُم مِّنْ أَبِيكُمْ ۚ أَلَا تَرَوْنَ أَنِّىٓ أُوفِى ٱلْكَيْلَ وَأَنَا۠ خَيْرُ ٱلْمُنزِلِينَ
"Dan ketika ia (Yusuf) menyiapkan bahan makanan untuk mereka, ia berkata, “Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu (Bunyamin), tidakkah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan takaran dan aku adalah penerima tamu yang terbaik?" - [QS.12:59]
فَإِن لَّمْ تَأْتُونِى بِهِۦ فَلَا كَيْلَ لَكُمْ عِندِى وَلَا تَقْرَبُونِ
"Maka jika kamu tak membawanya kepadaku, maka kamu takkan mendapat jatah (gandum) lagi dariku dan jangan kamu mendekatiku.”" - [QS.12:60]
قَالُوا۟ سَنُرَٰوِدُ عَنْهُ أَبَاهُ وَإِنَّا لَفَٰعِلُونَ
"Mereka berkata, “Kami akan membujuk ayahnya (untuk membawanya) dan kami benar-benar akan melaksanakannya.” - [QS.12:61]
وَقَالَ لِفِتْيَٰنِهِ ٱجْعَلُوا۟ بِضَٰعَتَهُمْ فِى رِحَالِهِمْ لَعَلَّهُمْ يَعْرِفُونَهَآ إِذَا ٱنقَلَبُوٓا۟ إِلَىٰٓ أَهْلِهِمْ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
"Dan ia (Yusuf) berkata kepada pelayan-pelayannya, “Masukkanlah barang-barang (penukar) mereka ke dalam karung-karungnya, agar mereka mengetahuinya apabila telah kembali kepada keluarganya, mudah-mudahan mereka kembali lagi." - [QS.12:62]
فَلَمَّا رَجَعُوٓا۟ إِلَىٰٓ أَبِيهِمْ قَالُوا۟ يَٰٓأَبَانَا مُنِعَ مِنَّا ٱلْكَيْلُ فَأَرْسِلْ مَعَنَآ أَخَانَا نَكْتَلْ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ
"Maka ketika mereka telah kembali kepada ayahnya (Ya'qub) mereka berkata, “Wahai ayah kami! Kami tidak akan mendapat jatah (gandum) lagi, (jika tak membawa saudara kami), sebab itu biarkanlah saudara kami pergi bersama kami agar kami mendapat jatah, dan kami benar-benar akan menjaganya.” - [QS.12:63]
قَالَ هَلْ ءَامَنُكُمْ عَلَيْهِ إِلَّا كَمَآ أَمِنتُكُمْ عَلَىٰٓ أَخِيهِ مِن قَبْلُ ۖ فَٱللَّهُ خَيْرٌ حَٰفِظًا ۖ وَهُوَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
"Ia (Ya'qub) berkata, “Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?” Maka Allah adalah penjaga yang terbaik dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang." - [QS.12:64]
وَلَمَّا فَتَحُوا۟ مَتَٰعَهُمْ وَجَدُوا۟ بِضَٰعَتَهُمْ رُدَّتْ إِلَيْهِمْ ۖ قَالُوا۟ يَٰٓأَبَانَا مَا نَبْغِى ۖ هَٰذِهِۦ بِضَٰعَتُنَا رُدَّتْ إِلَيْنَا ۖ وَنَمِيرُ أَهْلَنَا وَنَحْفَظُ أَخَانَا وَنَزْدَادُ كَيْلَ بَعِيرٍ ۖ ذَٰلِكَ كَيْلٌ يَسِيرٌ
"Dan ketika mereka membuka barang-barangnya, mereka menemukan barang-barang (penukar) mereka dikembalikan kepada mereka. Mereka berkata, “Wahai ayah kami! Apalagi yang kita inginkan. Ini barang-barang kita dikembalikan kepada kita, dan kita akan dapat memberi makan keluarga kita, dan kami akan memelihara saudara kami, dan kita akan mendapat tambahan jatah (gandum) seberat beban seekor unta. Itu suatu hal yang mudah (bagi raja Mesir).” - [QS.12:65]
Ini menunjukkan kepada kita bahwa jika seorang Muslim diberikan bukti yang benar, bukan bukti palsu, selama adu argumen, ia akan percaya dan yakin. Ia tak berurusan dengan orang lain dengan kecurigaan dan perasaan tak enak. Dengan pandangan ketergantungan dan kepercayaan pada Allah, Ya'qub mengambil sumpah anak-anaknya untuk mengembalikan saudara mereka kecuali masalah di luar kekuasaan atau kendali mereka, menimpa mereka.
Karenanya, menunjukkan keyakinannya pada takdir, yang baik maupun yang buruk. Dengan qalbu yang bersih dan penuh kasih sayang dari ayah setia yang sakit, Ya'qub menasihati putra-putranya sebelum keberangkatan mereka. Ia menasehati mereka dengan apa yang akan bermanfaat bagi mereka dan melindungi mereka dari kejahatan. Dan dalam memahami aturan penyebab dan mengambil tindakan pencegahan, Ya'qub menasihati mereka dengan hal-hal berikut,
قَالَ لَنْ أُرْسِلَهُۥ مَعَكُمْ حَتَّىٰ تُؤْتُونِ مَوْثِقًا مِّنَ ٱللَّهِ لَتَأْتُنَّنِى بِهِۦٓ إِلَّآ أَن يُحَاطَ بِكُمْ ۖ فَلَمَّآ ءَاتَوْهُ مَوْثِقَهُمْ قَالَ ٱللَّهُ عَلَىٰ مَا نَقُولُ وَكِيلٌ
"Ia (Ya'qub) berkata, “Aku takkan melepaskannya (pergi) bersama kamu, sebelum kamu bersumpah kepadaku atas (nama) Allah, bahwa kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung (musuh).” Setelah mereka mengucapkan sumpah, ia (Ya'qub) berkata, “Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan.” - [QS.12:66]
وَقَالَ يَٰبَنِىَّ لَا تَدْخُلُوا۟ مِنۢ بَابٍ وَٰحِدٍ وَٱدْخُلُوا۟ مِنْ أَبْوَٰبٍ مُّتَفَرِّقَةٍ ۖ وَمَآ أُغْنِى عَنكُم مِّنَ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍ ۖ إِنِ ٱلْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُتَوَكِّلُونَ
"Dan ia (Yakub) berkata, “Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda; namun demikian aku tak dapat mempertahankan kamu sedikit pun dari (takdir) Allah. Keputusan itu hanyalah bagi Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya pula bertawakallah orang-orang yang bertawakal.”- [QS.12:67]
Para putra Ya'qub menerapkan nasihat ini dan masuk dari tempat yang diperintahkan ayah mereka.
Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara kandungnya dan memintanya agar menyembunyikan rahasia ini sampai tiba saat untuk membukanya. Ia kemudian mengurung saudara kandungnya itu di antara mereka agar mereka merasakan cobaan berat karena mereka telah bersumpah pada ayah mereka untuk menjaga dan mengembalikan saudara mereka. Ganjaran yang dijatuhkan kepada mereka adalah jenis yang sama dengan Yusuf. Suatu ketika mereka memberi sumpah pada ayah mereka untuk menjaga Yusuf, namun mereka dengan sengaja dan rela mengkhianati kepercayaan mereka dengan tangan mereka sendiri.
Mereka telah kehilangan Yusuf dengan sengaja dan sekali lagi, mereka akan kehilangan saudara mereka, Bunyamin, yang telah dipercayakan kepada mereka, dan bahkan telah bersumpah demi keamanan dan keselamatannya. Namun kali ini, entah disengaja atau tidak. Betapapun polosnya mereka saat ini, karena mereka tak memiliki kendali atas peristiwa itu, sehubungan dengan kehilangan saudara mereka, perbuatan keliru mereka yang sebelumnya dengan Yusuf, kini menyebabkan mereka mendapat hukuman yang sejauh ini dapat mereka hindari. Dengan demikian, keadilan pada akhirnya akan menyelesaikan utangnya dengan manusia. Jika pelakunya lolos dari cengkeramannya untuk kejahatan tertentu tanpa dihukum. Kelak ia akan mungkin dituduh melakukan kejahatan yang tak dilakukannya. Kemudian ia akan menerima pembalasan atas kejahatan yang telah ia lakukan sebelumnya dan sekaligus hukuman atas tuduhan kejahatan itu.
Yusuf berencana menempatkan piala, tempat minum sang raja, ke dalam tas sadel kuda saudara-saudaranya. Saat mereka telah pergi jauh, ia mengejar dan memanggil mereka kembali,
وَلَمَّا دَخَلُوا۟ مِنْ حَيْثُ أَمَرَهُمْ أَبُوهُم مَّا كَانَ يُغْنِى عَنْهُم مِّنَ ٱللَّهِ مِن شَىْءٍ إِلَّا حَاجَةً فِى نَفْسِ يَعْقُوبَ قَضَىٰهَا ۚ وَإِنَّهُۥ لَذُو عِلْمٍ لِّمَا عَلَّمْنَٰهُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
"Dan ketika mereka masuk sesuai dengan perintah ayah mereka, (masuknya mereka itu) tak dapat menolak sedikit pun keputusan Allah, (tetapi itu) hanya suatu keinginan pada diri Ya'qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya ia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Tetapi kebanyakan manusia tak mengetahui." - [QS.12:68]
وَلَمَّا دَخَلُوا۟ عَلَىٰ يُوسُفَ ءَاوَىٰٓ إِلَيْهِ أَخَاهُ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَنَا۠ أَخُوكَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
"Dan ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, ia menempatkan saudaranya (Bunyamin) di tempatnya, ia (Yusuf) berkata, “Sesungguhnya aku adalah saudaramu, jangan engkau bersedih hati terhadap apa yang telah mereka kerjakan." - [QS.12:69]
فَلَمَّا جَهَّزَهُم بِجَهَازِهِمْ جَعَلَ ٱلسِّقَايَةَ فِى رَحْلِ أَخِيهِ ثُمَّ أَذَّنَ مُؤَذِّنٌ أَيَّتُهَا ٱلْعِيرُ إِنَّكُمْ لَسَٰرِقُونَ
"Maka ketika telah disiapkan bahan makanan untuk mereka, ia (Yusuf) memasukkan piala ke dalam karung saudaranya. Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan, “Wahai kafilah! Sesungguhnya kamu pasti pencuri.”- [QS.12:70]
قَالُوا۟ وَأَقْبَلُوا۟ عَلَيْهِم مَّاذَا تَفْقِدُونَ
"Mereka bertanya, sambil menghadap kepada mereka (yang menuduh), “Kamu kehilangan apa?” - [QS.12:71]
قَالُوا۟ نَفْقِدُ صُوَاعَ ٱلْمَلِكِ وَلِمَن جَآءَ بِهِۦ حِمْلُ بَعِيرٍ وَأَنَا۠ بِهِۦ زَعِيمٌ
"Mereka menjawab, “Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh (bahan makanan seberat) beban unta, dan aku jamin itu.” - [QS.12:72]
قَالُوا۟ تَٱللَّهِ لَقَدْ عَلِمْتُم مَّا جِئْنَا لِنُفْسِدَ فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا كُنَّا سَٰرِقِينَ
"Mereka (saudara-saudara Yusuf) menjawab, “Demi Allah, sungguh, kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk berbuat kerusakan di negeri ini dan kami bukanlah para pencuri.” - [QS.12:73]
قَالُوا۟ فَمَا جَزَٰٓؤُهُۥٓ إِن كُنتُمْ كَٰذِبِينَ
"Mereka berkata, “Tetapi apa hukumannya jika kamu dusta?” - [QS.12:74]
قَالُوا۟ جَزَٰٓؤُهُۥ مَن وُجِدَ فِى رَحْلِهِۦ فَهُوَ جَزَٰٓؤُهُۥ ۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلظَّٰلِمِينَ
"Mereka menjawab, “Hukumannya ialah pada siapa ditemukan dalam karungnya (barang yang hilang itu), maka ia sendirilah menerima hukumannya. Demikianlah kami memberi hukuman kepada orang-orang zhalim.” - [QS.12:75]
فَبَدَأَ بِأَوْعِيَتِهِمْ قَبْلَ وِعَآءِ أَخِيهِ ثُمَّ ٱسْتَخْرَجَهَا مِن وِعَآءِ أَخِيهِ ۚ كَذَٰلِكَ كِدْنَا لِيُوسُفَ ۖ مَا كَانَ لِيَأْخُذَ أَخَاهُ فِى دِينِ ٱلْمَلِكِ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ نَرْفَعُ دَرَجَٰتٍ مَّن نَّشَآءُ ۗ وَفَوْقَ كُلِّ ذِى عِلْمٍ عَلِيمٌ
"Maka mulailah ia (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian ia mengeluarkan (piala raja) itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami mengatur (rencana) untuk Yusuf. Ia tak dapat menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendakinya. Kami angkat derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas setiap orang yang berpengetahuan ada yang lebih mengetahui." - [QS.12:76]
Seorang Muslim hendaknya selalu siap-siaga menghadapi masalah apapun dan ia tak meminta pertanggungjawaban siapapun kecuali pelakunya. Ia percaya bahwa tak peduli seberapa jauh yang telah ia capai, baik itu melalui ilmu, kedudukan tinggi, atau prestise dalam pandangan orang, masih ada di atas ilmunya tingkatan yang lebih tinggi dan di atas tingkatan-tingkatan ini, masih ada lagi yang lebih tinggi hingga mencapai pada ilmu Ilahi yang tak terbatas. Oleh karenanya, seorang Muslim tak boleh sombong dengan ilmunya atau membual tentang kemampuannya, namun hendaknya ia merendahkan diri-sendiri, dan sungguh-sungguh percaya pada firman Allah Ta'ala,
وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِ ۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
"Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Rabb-ku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.” - [QS.17:85]
Putra-putra Ya'qub bingung ketika tuduhan itu menghunjam mereka dan mereka menyadari bahwa saudara mereka terperangkap. Mereka tak dapat menemukan apapun untuk membela diri kecuali memisahkan diri dari hubungan yang kuat antara mereka dan saudara mereka.
قَالُوٓا۟ إِن يَسْرِقْ فَقَدْ سَرَقَ أَخٌ لَّهُۥ مِن قَبْلُ ۚ فَأَسَرَّهَا يُوسُفُ فِى نَفْسِهِۦ وَلَمْ يُبْدِهَا لَهُمْ ۚ قَالَ أَنتُمْ شَرٌّ مَّكَانًا ۖ وَٱللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا تَصِفُونَ
"Mereka berkata, “Jika ia mencuri, maka sungguh sebelum itu saudaranya pun pernah pula mencuri.” Maka Yusuf menyembunyikan (kejengkelan) dalam hatinya dan tak ditampakkannya kepada mereka. Ia berkata (dalam hatinya), “Kedudukanmu justru lebih buruk. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan." - [QS.12:77]
Dua saudara laki-laki mereka, Yusuf dan Bynyamin, hanyalah saudara lelaki dari pihak ayah mereka. Ibu mereka berbeda. Yusuf mendengar tuduhan ini ditujukan kepadanya dan saudaranya. Tetapi hal-hal ini membuat Yusuf tetap terkunci di dalam hatinya, tak mengungkapkan rahasia kepada mereka.Ia tak tergesa-gesa saat ia mengumpulkan bukti-bukti yang pada akhirnya akan mengakhiri masalah dan menemukan pelakunya. Pelakunya akan disajikan dengan catatan lengkapnya, begitu jelas dan tepat sehingga ia tak bisa menghindar dari pengakuan, penyesalan, pengampunan, dan pertobatan untuk mencapai perbaikan.
Saudara-saudara Yusuf memohon dengan sangat agar salah seorang dari mereka dapat menggantikan Bunyamin dan mengasihani ayah mereka.
الُوا۟ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْعَزِيزُ إِنَّ لَهُۥٓ أَبًا شَيْخًا كَبِيرًا فَخُذْ أَحَدَنَا مَكَانَهُۥٓ ۖ إِنَّا نَرَىٰكَ مِنَ ٱلْمُحْسِنِينَ
"Mereka berkata, “Wahai Al-Aziz! Ia mempunyai ayah yang sudah lanjut usia, karena itu ambillah salah seorang di antara kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihat engkau termasuk orang-orang yang berbuat baik.”- [QS.12:78]
Namun Yusuf menjawab,
قَالَ مَعَاذَ ٱللَّهِ أَن نَّأْخُذَ إِلَّا مَن وَجَدْنَا مَتَٰعَنَا عِندَهُۥٓ إِنَّآ إِذًا لَّظَٰلِمُونَ
"Ia (Yusuf) berkata, “Aku memohon perlindungan kepada Allah dari menahan (seseorang), kecuali orang yang kami temukan harta kami padanya, jika kami (berbuat) demikian, berarti kami orang yang zhalim.” - [QS.12:79]
Tidaklah benar menangkap orang yang tak bersalah untuk menggantikan orang yang bersalah. Ini merupakan ketidakadilan yang sama sekali tidak sejalan dengan kebenaran.
Ketika anak-anak Ya'qub tak dapat menemukan cara agar membuat Yusuf membebaskan saudara mereka dari jeratan, mereka berkumpul dan mendiskusikan keadaan mereka. Putra tertua merasa sedih, khawatir dan malu bertemu ayahnya karena perasaan tanggung jawabnya sehubungan dengan kelalaian atas dua saudara lelakinya, Yusuf dan Bunyamin, dan berkata,
فَلَمَّا ٱسْتَيْـَٔسُوا۟ مِنْهُ خَلَصُوا۟ نَجِيًّا ۖ قَالَ كَبِيرُهُمْ أَلَمْ تَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ أَبَاكُمْ قَدْ أَخَذَ عَلَيْكُم مَّوْثِقًا مِّنَ ٱللَّهِ وَمِن قَبْلُ مَا فَرَّطتُمْ فِى يُوسُفَ ۖ فَلَنْ أَبْرَحَ ٱلْأَرْضَ حَتَّىٰ يَأْذَنَ لِىٓ أَبِىٓ أَوْ يَحْكُمَ ٱللَّهُ لِى ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلْحَٰكِمِينَ
"Maka ketika mereka berputus asa darinya (putusan Yusuf) mereka menyendiri (sambil berunding) dengan berbisik-bisik. Yang tertua di antara mereka berkata, “Tidakkah kamu ketahui bahwa ayahmu telah mengambil janji dari kamu dengan (nama) Allah dan sebelum itu kamu telah menyia-nyiakan Yusuf? Sebab itu aku takkan meninggalkan negeri ini (Mesir), sampai ayahku mengizinkan (untuk kembali), atau Allah memberi keputusan terhadapku. Dan Dia adalah hakim yang terbaik.”" - [QS.12:80]
Saudara-saudara yang lain kembali kepada ayah mereka dan menyampaikan apa yang telah terjadi.
ٱرْجِعُوٓا۟ إِلَىٰٓ أَبِيكُمْ فَقُولُوا۟ يَٰٓأَبَانَآ إِنَّ ٱبْنَكَ سَرَقَ وَمَا شَهِدْنَآ إِلَّا بِمَا عَلِمْنَا وَمَا كُنَّا لِلْغَيْبِ حَٰفِظِينَ
"Kembalilah kepada ayahmu dan katakanlah, “Wahai ayah kami! Sesungguhnya anakmu telah mencuri dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui dan kami tak mengetahui apa yang di balik itu." - [QS.12:81]
وَسْـَٔلِ ٱلْقَرْيَةَ ٱلَّتِى كُنَّا فِيهَا وَٱلْعِيرَ ٱلَّتِىٓ أَقْبَلْنَا فِيهَا ۖ وَإِنَّا لَصَٰدِقُونَ
"Dan tanyalah (penduduk) negeri tempat kami berada, dan kafilah yang datang bersama kami. Dan kami adalah orang yang benar.” - [QS.12:82]
Lihatlah bagaimana kebenaran membuat pemegangnya berbicara. Amanat orang yang percaya diri; seseorang tak membutuhkan bukti atau kesaksian, juga tak perlu bersumpah, mengoceh, berbuat zhalim, atau berbagai alasan untuk menutupi keadaannya.
Seorang mukmin takkan disengat di tempat yang sama dua kali. Karenanya kita melihat Ya'qub menerima berita ini dengan keraguan akan kebenarannya. Dan ia berbicara dalam bahasa orang mukmin sejati, yang tulus sepenuhnya percaya pada keadilan Rabb-nya.
قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ عَسَى ٱللَّهُ أَن يَأْتِيَنِى بِهِمْ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ
"Ia (Ya'qub) berkata, “Sebenarnya hanya dirimu sendiri yang memandang baik urusan (yang buruk) itu. Maka (kesabaranku) adalah kesabaran yang baik. Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku. Sungguh, Dialah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” - [QS.12:83]
Begitulah cara Nabi Ya'qub meyakini Rabb-nya dan berharap akan karunia dan berkah-Nya.
وَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَٰٓأَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ وَٱبْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ ٱلْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ
"Dan ia (Ya'qub) berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata, 'Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf,' dan kedua matanya menjadi putih karena sedih. Ia diam menahan amarah (terhadap anak-anaknya). - [QS.12:84]
قَالُوا۟ تَٱللَّهِ تَفْتَؤُا۟ تَذْكُرُ يُوسُفَ حَتَّىٰ تَكُونَ حَرَضًا أَوْ تَكُونَ مِنَ ٱلْهَٰلِكِينَ
"Mereka berkata, “Demi Allah, engkau tak henti-hentinya mengingat Yusuf, sehingga engkau (mengidap) penyakit berat atau engkau termasuk orang-orang yang akan binasa.”- [QS.12:85]
قَالَ إِنَّمَآ أَشْكُوا۟ بَثِّى وَحُزْنِىٓ إِلَى ٱللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
"Ia (Ya'qub) menjawab, “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tak kamu ketahui." - [QS.12:86]
يَٰبَنِىَّ ٱذْهَبُوا۟ فَتَحَسَّسُوا۟ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَٰفِرُونَ
"Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir." - [QS.12:87]
Seorang mukmin sejati hanya mengandalkan Allah. Ia tak mengeluh kecuali hanya kepada-Nya. Ia berdiri di pintu memohon rahmat-Nya. Seorang mukmin sejati percaya pada Rabb-nya tanpa putus asa. Keputusasaan adalah bentuk kecurigaan kepada Allah dan orang yang kafir-lah yang mencurigai Allah karena ia tak sepenuhnya mengenal-Nya atau percaya kepada-Nya.
Saudara-saudara Yusuf kembali ke Mesir sebagaimana mestinya bagi mereka, kembali untuk memminta persediaan dan perbekalan. Ada juga masalah saudara laki-laki tertua mereka yang bersumpah pada dirinya sendiri untuk tak kembali sampai ayahnya memberinya izin atau apapun yang Allah putuskan. Juga, ada saudara lelaki mereka yang diambil paksa dari mereka.
Mereka menemui Yusuf meminta perbekalan dan kedermawanan.
فَلَمَّا دَخَلُوا۟ عَلَيْهِ قَالُوا۟ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْعَزِيزُ مَسَّنَا وَأَهْلَنَا ٱلضُّرُّ وَجِئْنَا بِبِضَٰعَةٍ مُّزْجَىٰةٍ فَأَوْفِ لَنَا ٱلْكَيْلَ وَتَصَدَّقْ عَلَيْنَآ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ يَجْزِى ٱلْمُتَصَدِّقِينَ
"Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata, “Wahai Al-Aziz! Kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tak berharga, maka penuhilah jatah (gandum) untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami. Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang yang bersedekah." - [QS.12:88]
Mereka menjelaskan kadaan mereka, keluarga, dan ayah mereka setelah tak adanya saudara mereka yang ditangkap di sana. Hati Yusuf dipenuhi dengan kelembutan, simpati, belas kasih, dan kerinduan terhadap saudara-saudara dan keluarganya. Waktu untuk membuka rahasianya, akhirnya telah tiba. Ia bertanya kepada mereka,
قَالَ هَلْ عَلِمْتُم مَّا فَعَلْتُم بِيُوسُفَ وَأَخِيهِ إِذْ أَنتُمْ جَٰهِلُونَ
"Ia (Yusuf) berkata, “Tahukah kamu (kejelekan) apa yang telah kamu perbuat terhadap Yusuf dan saudaranya karena kamu tak menyadari (akibat) perbuatanmu itu?” - [QS.12:89]
Pertanyaan ini menimbulkan keterkejutan dan keheranan dalam diri mereka karena merekalah satu-satunya yang bersama dengan Yusuf yang mengetahui rahasianya. Karena itu mereka semua berseru,
قَالُوٓا۟ أَءِنَّكَ لَأَنتَ يُوسُفُ ۖ قَالَ أَنَا۠ يُوسُفُ وَهَٰذَآ أَخِى ۖ قَدْ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَيْنَآ ۖ إِنَّهُۥ مَن يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ ٱلْمُحْسِنِينَ
Mereka berkata, “Benarkah engkau Yusuf?” Ia (Yusuf) menjawab, “Aku Yusuf dan ini saudaraku. Sungguh, Allah telah melimpahkan karunia-Nya kepada kami. Sesungguhnya barangsiapa bertakwa dan bersabar, maka sungguh, Allah tak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.”