Kutipan & Rujukan:"Pada suatu hari," berkata Swara ketika ia datang dan menyapa dengan Basmalah dan Salam, "Katak dan Kodok sedang duduk di ruang tamu Kodok. Masing-masing sedang membaca buku. Katak memperhatikan Kodok, ia sedang serius membaca bukunya. Lalu ia mulai menggoda Kodok seolah-olah sedang membaca dengan suara keras, 'Tiga saudari lanjut usia sedang duduk di ruang tamu, ngobrol tentang berbagai hal. Seorang saudari berkata, 'Loe tahu gak, gue udah jadi pelupa. Pagi ini, gue berdiri di atas tangga, trus, gue gak inget, baru 'aja naik, atau, mau turun.'Saudari kedua berkata, 'Maksud loe, itu buruk? Pernah, gua sedang duduk di pinggiran tempat tidur, eeh gua gak ingat, apa baru mau tidur, atau, baru aja bangun!'Saudari ketiga tersenyum solek, 'Yaah, ingatan gue sih masih bagus, seperti biasanya, amit-amiiir,' seraya mengetuk-ngetuk meja.Tiba-tiba ia berdiri dan berkata, 'Lu pada, duduk diam aja. Biar gue yang bukain pintu.'Katak melirik Kodok, masih serius dengan bukunya. Katak melanjutkan, 'Seorang lelaki pindah ke panti jompo. Ia seketika menyadari bahwa seorang wanita terus-menerus menatapnya. Setelah beberapa hari, ia mendekatinya dan bertanya, 'Nuwun-sewu Jeng, ada apa yah, Jeng terus-terusan menatap saya?''Mas terlihat mirip dengan suami ketigaku,' jawabnya.'Oh ya, maaf kalau boleh tahu, emang ... Jeng udah b'rapa kali nikah?' tanya sang lelaki.Sambil menunjukkan jari tengah dan telunjuknya, ia menjawab, 'Dua kali.'Masih serius membaca bukunya, Kodok gak ngereken, maka, Katak meneruskan, 'Saat dalam perjalanan, sepasang lansia berhenti makan siang di restoran pinggir jalan. Usai makan, mereka meninggalkan restoran dan melanjutkan perjalanan.Sayangnya, sang wanita tua meninggalkan kacamatanya di atas meja, dan ia tak menyadarinya setelah berkendara sekitar tiga puluh menit. Lalu, yang menambah kejengkelan, mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh sebelum dapat menemukan tempat berbalik.Sepanjang jalan kembali, sang suami tua, rewel dan memarahi istrinya kenapa ia bisa begitu lupa dengan kacamatanya.Mereka akhirnya tiba di restoran, dan saat sang isteri keluar dari mobil dan bergegas masuk mengambil kacamatanya, sang suami berteriak padanya, 'Selagi loe ada di dalam, jangan lupa, ambilin topi gua juga.''Ane nyerah,' seru Kodok tiba-tiba, lalu meletakkan bukunya di sampingnya, di atas sofa. 'Kenapa? Ada apa? Wat hepen?' tanya Katak.'Ane gak bisa paham nih buku, kata-katanya terlalu baheula,' jawab Kodok.Katak berdiri dan mengambil buku tersebut, lalu menbaca covernya, 'King Lear by Shakespeare.''Ane bakal menuntutnya!' kata Kodok.'Ente mau nuntut Shakespeare cuma karena ente kagak paham bukunya? Ngomong-ngomong, darimana ente dapetin buku ini?' tanya Katak.'Ada kolega yang ngasihin ane,' jawab Kodok.'Lalu, ente juga bakal nuntut kolega ente cuma karena ente gak paham bukunya? Begini, biar ane aja yang ngebacain buat ente dari sumber lain tapi mudah dipahami. Mau?' tanya Katak.'Okeh,' jawab Kodok.'Ente duduk manis di situ, dengerin ...' lalu Katak mulai bercerita,'Hampir dua ribu tahun yang lalu, Raja Lear tua memerintah Inggris. Ia mempunyai tiga putri: Goneril, Regan, dan Cordelia. Kedua putri sulungnya, yaa gak cantik-cantik amat sih, tapi rese, sedang putri bungsunya, cantiknya jempolan, baik-hati dan tidak sombong. Lear selalu menjadi orang yang bertindak tanpa pikir-panjang. Karenanya, ia berbuat sebuah kekeliruan terbesar dalam hidupnya.Suatu hari di istana, Earls of Kent dan Gloucester sedang berbincang-bincang.'Kukira raja, menyukai suami Goneril, Duke of Albany, lebih baik dibanding Duke of Cornwall yang menikah dengan Regan,' kata Kent.'Aku selalu berpikiran begitu,' jawab Gloucester, 'tetapi sekarang, raja akan membagi kerajaannya, ia akan memberikan bagian yang sama kepada masing-masing dari mereka.''Aku mengerti!' Seorang lelaki lewat di depan mereka, 'Bukankah ini anakmu?' tanya Kent.'Ya, meski dulu aku malu mengakuinya,' jawab Glocester.'Aku tak paham.''Yah, dulu ibunya punya anak lelaki sebelum ia bersuami! Tapi itu sudah lama sekali,' kata Glocester.'Engkau pasti bangga padanya sekarang!' tanggap Kent.'Oh iya. Aku juga punya seorang putra resmi, setahun lebih tua dari yang ini—dan aku menyayangi keduanya, 'kata Gloucester kemudian memanggil sang lelaki seraya berkata,' Edmund, ini Duke of Kent, kawan baik.''Senang bertemu denganmu, Tuan,' Edmund memberi hormat kepada Kent sambil membungkuk.'Bentar ... bentar!' sela Kodok, 'Jika Raja Lear akan membagi-bagi kerajaannya, lalu bagaimana nasib proyek-proyek kerjasama dengan negeri Beruang Putih? Bagaimana dengan ibukota baru? Itu kan amanat undang-undang?'Dengan kalem Katak menjawab, 'Yo emboh! Kok takon aku? Lagipula, undang-undang bisa di rubah, gampang malah bagi sang raja. Tapi jangan baper, kalau raja diganti, undang-undang lama juga bisa diganti, enak kan?'Katak melanjurkan,'Raja Lear, sang monarki Inggris yang 'udah sepuh—ayah Goneril, Regan, dan Cordelia—yang penilaian buruk dan kejumawaannya, meluluhlantakkan keluarga dan keamanan kerajaannya.Putri sulung Lear dan istri Albany, Goneril; seorang wanita yang kejam dan licik, yang bersekongkol dengan saudara perempuannya, Regan, melucuti seluruh kekuatan, kebanggaan, dan martabat Lear — bahkan memimpin pemberontakan bersenjata melawan ayahnya. Suami Goneril, Duke of Albany, yang tetap setia pada keberaniannya dan sifat-sifat kapatutan.Putri kedua Lear dan istri Cornwall, Regan; kejam, licik, dan jahat seperti Goneril, ia bergabung dengan saudara perempuannya guna menghancurkan Lear. Suami Regan, Duke of Cornwall, orang kejam yang memandang dirinya sebagai pembela kerajaan.Putri bungsu Lear— dan favorit—Cordelia, seorang wanita yang setia dan dapat dipercaya, yang dicabut hak warisnya lantaran ia menolak memuja-muja ayahnya.Earl of Kent, seorang anggota istana Lear yang gigih dan berani, yang berusaha keras mendukung dan membela rajanya yang problematis.Earl of Gloucester, anggota setia istana Lear yang terbutakan oleh kekejaman, lantaran kesetiaannya kepada Lear.Drama Shakespeare ini, mengikuti legenda Celtic kuno tentang Raja Leir. Jadi, Raja Lear, seorang lelaki kawak yang keras-kepala dan pongah, memutuskan membagi kerajaannya di antara ketiga putrinya. Suara terompet terdengar, Raja Lear masuk ke istananya. Sang raja bertitah kepada Gloucester, 'Raja dari Prancis dan Duke of Burgundy ada di luar, Gloucester. Bawa mereka masuk.''Siap, Baginda,' jawab Gloucester.Raja Prancis adalah pelamar yang berhasil menikahi Cordelia, dan yang kemudian membantu Cordelia menyelamatkan ayahnya. Duke of Burgundy adalah salah seorang pelamar Cordelia.Tanpa menunggu tamunya, sang raja tua mengumumkan, 'Aku sudah tua dan lelah dengan keriuhan memerintah Kerajaan. Aku hendak menyerahkan tahtaku dan mempersilahkan putri-putriku, bertahta!'Lihatlah peta ini,' sambil menunjuk sebuah peta, yang dibentangkan oleh dua pengawal kerajaan, 'Aku telah membagi kerajaanku menjadi tiga bagian. Putriku, yang mengatakan ia paling mencintaiku, akan memperoleh bagian terbesar.''Goneril,' ia lalu menoleh ke arah putri sulungnya, 'engkau yang tertua. Apa ucapanmu?''Ayah sayang,' kata Goneril, 'Aku menyayangimu melampaui kata-kata yang terucapkan! Lebih dari mataku. . . lebih dari kebugaranku. . . lebih dari kehidupan itu sendiri! Aku menyayangimu sama seperti anak mana pun, yang pernah mencintai seorang ayah!''Aku merasa senang!' sang ayah menjawab, 'Aku akan memberimu dan anak-anakmu, seluruh lahan subur di antara garis-garis di peta ini,' menunjuk ke peta,'Terima kasih, ayah tersayang,' kata Goneril.Kemudian, Raja Lear menoleh ke putri keduanya, 'Sekarang Regan sayang, istri Duke of Cornwall ... apa ucapanmu?''Aku merasa seperti kakakku,' jawab Regan, 'Ia telah melukiskan kecintaanku padamu dengan tepat—tapi yang ia tuturkan, sangat sedikit. Tiada hal lain di dunia ini, yang bermakna bagiku, dibandingkan cinta pada ayahku!'Tapi Cordelia, putri bungsu Raja, tak senang dengan apa yang dikatakan saudari-saudarinya. Ia berpikir, 'Apa yang harus kulakukan? Aku mencintai ayahku lebih dari mereka. Jika ayah saya tak tahu bahwa aku mencintainya, apa boleh buat!'Sementara Cordelia memikirkan hal ini, sang raja sepuh menjawab Regan, 'Untukmu dan anak-anakmu, Regan, kuberikan sepertiga dari Kerajaanku ini, tak kurang dari yang kuberikan pada Goneril!'Setelah itu, ia menoleh ke Cordelia, putri bungsu kesayangannya, 'Sekarang keceriaan terbesarku ... yang bakal dilamar oleh para pemimpin Prancis dan Burgundia. Bagaimana menurutmu, Cordelia?''Tak ada, ayah,' jawab Cordelia.'Tak ada apanya?' Raja terkejut, 'Tak ada akan memberimu ketiadaan! Katakan lagi!''Itu membuatku tak bahagia ... namun aku tak mampu mengungkapkan cintaku dengan kata-kata,' jawab Cordelia, 'Baginda, ayahku. Baginda telah membesarkanku dan menyayangiku. Aku mematuhimu, mencintaimu, dan menghormatimu. Aku tak dapat memahami mengapa saudara perempuanku dapat mengatakan bahwa mereka semata menyayangimu. Bagaimana dengan suami-suami mereka?Kelak bila aku menikah, aku akan menyerahkan separuh cinta dan perhatianku kepada suamiku. Aku tak bisa melakukan apa yang mereka katakan.''Maksudmu, semua ini? Engkau masih sangat muda, tapi begitu keras-hati?' tanya Raja.'Masih sangat muda, Ayah, tapi sangat jujur!' tegas Cordelia.'Kalau begitu, biarlah kebenaranmu sendiri yang menjadi warisanmu!' sang Raja mulai marah, 'Mulai detik ini, engkau orang asing bagiku! Engkau takkan memperoleh apa-apa!''Tapi, Baginda ...!' bisik Kent.'Diam, Kent! Jangan berdiri di antara aku dan kemarahanku. Aku sangat menyayangi Cordelia, tapi sekarang, aku menyangkalnya!' Lalu, sang Raja memutuskan, 'Aku akan membagi milik kerajaanku antara Goneril dan Regan. Aku akan tinggal bersama mereka masing-masing secara bergiliran, dengan seratus kesatria yang menjagaku.'Namun Earl of Kent memprotes, 'Aku menghormatimu sebagai Rajaku ... mencintaimu seperti seorang ayah. Tapi aku tak bisa membiarkanmu berbuat kekeliruan seperti itu! Engkau bertindak konyol. Cordelia tak kurang mencintaimu ketimbang yang lain!''Hentikan, Kent, jika engkau ingin terus hidup!' kata Raja,'Aku tak takut kehilangan nyawaku untukmu, Baginda,' jawab Kent.'Pergi dari hadapankuku, atau aku sendiri yang akan membunuhmu!' Raja menghunus pedangnya. 'Engkau kuberi waktu lima hari meninggalkan kerajaanku! Jika engkau ditemukan masih di sini, engkau bakal dibunuh.''Kalau begitu, selamat tinggal, rajaku. Semoga para batara melindungimu, Cordelia, putriku yang jujur. Dan semoga tindakanmu ini, membuktikan ungkapan cintamu!' Dengan ini, Earl of Kent pergi, diusir dari Kerajaan Lear.Segera setelah itu, terompet mengumumkan bahwa Raja Prancis dan Duke of Burgundy, memasuki ruangan, keduanya hendak menikahi Cordelia. 'Selamat datang, Prancis dan Burgundy!' sapa sang Raja. 'Tuan Burgundy, apa yang sedikitnya engkau minta sebagai mahar untuk menikahi putriku?'Burgundy menjawab, 'Hanya apa yang telah engkau tawarkan kepadaku, Baginda.''Aku tak menyayanginya lagi. Ia tak punya apa-apa! Bawalah ia, atau tinggalkan ia, apa adanya,' kata sang raja.'Kalau begitu, Baginda ... aku harus meninggalkannya,' Burgundy membungkuk menarik diri.'Dan engkau, Raja yang agung!' tanya Raja ke Prancis. 'Karena sekarang aku membenci putriku, sebaiknya engkau mencari istri di tempat lain!''Hanya karena Baginda marah padanya? Itu membuatku mencintainya lebih dari sebelumnya!' jawab Prancis. Ia kemudian menoleh ke Cordelia, memegang tangannya dan berkata, 'Cordelia yang adil, aku akan menjadikanmu ratuku dan ratu Prancis! Ucapkan selamat tinggal dan ikutlah aku!''Ia milikmu. Aku takkan mau melihatnya lagi! Pergilah, tanpa cintaku dan restuku.' Mengatakan ini, Lear meninggalkan ruangan bersama Duke of Cornwall, Albany, dan Gloucester.'Katakan selamat tinggal pada saudarimu,' berkata France kepada Cordelia yang kemudian menoleh ke saudarinya, berkata, 'Aku serahkan ayah kita pada penjagaanmu. Beri ia cinta yang telah engkau ucapkan, engkau rasakan untuknya.''Jangan beri tahu kami apa yang harus diperbuat!' Goneril menjawab judes.'Lantaran engkau sekarang tak punya apa-apa, sebaiknya, pikirkan saja kesenangan bagi suami barumu!' Regan menambahkan.Maka, Cordelia pergi ke Prancis dan Kent diasingkan. Raja Lear menyerahkan tampuk kekuasaannya kepada Goneril dan Regan.Sementara itu, di kastil Gloucester, putranya Edmund, merencanakan makar melawan saudara tirinya, Edgar, 'Mengapa aku yang harus menderita lantaran ibuku tak menikah dengan ayahku? Mengapa Edgar harus mendapatkan segalanya? Tidak! Aku harus merebut lahan milik Edgar bagi diriku sendiri! Dan surat yang kutulis ini, bakalan mendapatkannya untukku!' seraya memegang selembar kertas, ayah Edmund, Gloucester, masuk. 'Halo, Edmund. Sedang apa? Apa yang engkau baca? Mengapa engkau menyembunyikannya saat aku masuk?''Bukan apa-apa, ayah,' Edmund lalu menyembunyikan surat itu ke dalam sakunya, 'Tak ada apa-apa! Cuma sepucuk surat dari saudaraku ... yang tak pantas Ayah baca.''Jika bukan apa-apa, itu tak masalah! Berikan padaku!' Gloucester mengulurkan tangannya.'Sangat baik. Mungkin Edgar menulisnya hanya untuk menguji kesetiaanku padamu,' ia menyerahkan surat tersebut.Gloucester membaca surat itu keras-keras, 'Orangtua itu, memiliki segalanya. Mereka menyembunyikan kekayaan kita dari kita, sampai kita telah tua menikmatinya. Jika ayahku harus mati segera, aku akan memberimu setengah dari kekayaannya. Kakakmu, Edgar.''Jika ayahku harus mati segera, ... aku akan memberimu setengah kekayaannya ...' Edgar menulis ini? Siapa yang membawanya kepadamu?''Aku menemukannya terlempar ke jendelaku,' jawab Edmund.'Inikah tulisan tangannya?' tanya ayahnya.'Ya. Aku berharap, hatinya tak ada di dalamnya. Tapi aku pernah mendengarnya, mengatakan hal seperti itu sebelumnya,' Edmund memberi tahu.'Ah, bagaimana bisa? ia ada dimana?' tanya sang ayah.'Aku tak tahu. Mungkin Ayah keliru menilainya. Aku akan mencarinya dan mengujinya,' jawab Edmund, berbohong.'Ya, lakukanlah. Ia tak mungkin menjadi monster seperti itu!' kata sang ayah meninggalkan ruangan.Segera setelah itu, Edgar memasuki ruangan dan menyapa, "Halo, saudaraku Edmund!"'Kapan terakhir kali engkau berbicara dengan ayah?' tanya Edmund.'Dua jam yang lalu, kenapa?' jawab Edgar.'Sama sekalikah ia tak marah padamu?" Edmund memulai triknya.'Tidak, tentu saja tidak!' kata Edgar dengan tenang.'Nah, ayah marah padamu sekarang! Engkau tak boleh berada di luar, di jalanan!' kata Edmund seolah mengingatkan Edgar.'Seseorang pasti berbohong tentang diriku!' Edgar menanggapi.'Itulah yang kutakutkan. Pergilah ke kamarku sampai ia punya waktu menenangkan diri. Ini kuncinya. Tetaplah di sana sampai engkau mendengar kabar dariku,' dan memberikan kunci kepada Edgar, lalu Edmund berkata, 'Aku rasa, ayah sangat marah dan hendak membunuhmu! Jika engkau ke luar, bawalah senjata!''Aku tak percaya! Tapi, beri tahu aku apa yang terjadi,' kata Edgar, meninggalkan ruangan.Saat Edgar pergi, Edmund tersenyum culas, ia berkata pada dirinya sendiri, 'Seorang ayah yang terlalu mudah percaya, dan seorang saudara laki-laki yang terlalu gengsi untuk mencurigai ... Aku akan segera mendapatkan hartanya!'Beberapa hari kemudian. Raja Lear dan para ksatrianya, tinggal di istana Goneril dan Duke of Albany. Goneril berbicara dengan Oswald, pelayannya, 'Ayahku sudah tua dan goblok. Ia menyerahkan kekuasaannya, tapi masih terus memberi perintah. Aku tak tahan lagi!Ksatrianya bikin masalah. Dan ia tak pernah puas dengan apa yang kita berikan padanya. Jika ia pulang dari berburu, aku tak mau menemuinya!Katakan padanya aku sakit. Beri tahu pelayan lain, tak usah menunggunya. Dan perlakukan ksatrianya dengan cara yang sama!Jika ia tak menyukainya, biarkan ia pergi ke kastel adikku!'"Baik, Nyonya," jawab Oswald.Sementara itu, Earl of Kent, yang menyamar sebagai orang asing, tiba di rumah Goneril. Ia khawatir tentang raja tua dan ingin berada di dekatnya. Ia berjalan dekat dengan sang Raja selagi hendak makan malam. Raja berkata kepada pelayannya, 'Aku ingin makan malam dan aku tak mau menunggu. Apa itu!Apa ini? Kamu siapa?' kata Raja ketika memandang Kent sebagai orang asing.'Orang jujur yang ingin melayani Baginda,' kata Kent.'Baiklah,' jawab Raja, 'Tapi di mana makan malamku? Dimana anakku?'Saat itu, Oswald, sang pelayan memasuki ruangan. Tapi alih-alih melayani Raja, ia menyelinap pergi. Lear mulai melihat bahwa Goneril dan para pelayannya, tak menghargai kehendaknya.Setiap kali ia melihat putri sulungnya, ia tampak marah. Suatu hari, ia tak tahan lagi, 'Putriku, mengapa mukamu selalu cemberut?' katanya pada Goneril.'Memang kenapa?' kata putrinya, 'Kekonyolanmu mengolok-olok kami. Ksatriamu bermasalah. Singkirkan mereka semuanya! Yang Ayah butuhkan di sini cuma beberapa orang tua melayani Ayah!''Teganya engkau ngomong begitu padaku? Aku punya anak perempuan lagi ... Aku akan menemuinya! Pasang pelana kudaku!' Tapi saat Lear bersiap berangkat ke kastil Regan, Goneril membuat rencananya sendiri, ia memerintahkan Oswald, 'Bawa surat ini ke saudariku. Ceritakan semua padanya! Setelah itu, cepatlah kembali.'Sementara semua ini terjadi, Edmund terus melaksanakan makarnya melawan Edgar, 'Engkau harus pergi! Tak hanya ayah yang mencarimu, tapi Regan dan Duke of Cornwall juga! Mereka datang ke sini sekarang!' kata Edmund.'Tapi, aku tak melakukan apapun untuk menyakiti mereka!' kata Edgar. 'Ayah datang. Cepat, tarik pedangmu! Aku harus berpura-pura melawanmu! Sekarang pergilah, saudaraku, cepat ... atau mereka akan menangkapmu!''Aku akan menusuk diriku sendiri—berpura-pura bahwa Edgar telah menyakitiku!' menusuk tangan kirinya setelah Edgar pergi.Ayahnya dan beberapa pengawal memasuki ruangan, 'Di mana ia?''Cahaya, di sini! Obor! Ayah! Tolong!' Edmund berseru, 'Ia kabur. Saat ia tak berhasil membujukku agar berjanji membunuhmu. Saat aku tak setuju, ia melukaiku, 'Edmond berbohong.'Aku hampir tak percaya! Tapi ia akan ditangkap dan dibunuh! Kami akan menghargai siapapun yang menangkapnya. Dan itu akan menjadi kematian bagi siapa saja yang menyembunyikannya!Cornwall dan istrinya tiba malam ini. Ia akan melarang Edgar di seluruh penjuru negerinya! Dan engkau, putraku yang setia, akan menggantikan posisi kakakmu!' kata ayahnya, memegang bahu Edmund.Duke of Cornwall dan Regan tiba. Mendengar cerita Edmund, mereka sepakat bahwa Edgar harus ditangkap dan dihukum. Dan kemudian mereka menjelaskan mengapa mereka datang. Regan berkata, 'Ayahku dan Goneril saling marah. Jika raja membawa ksatrianya ke rumahku, aku ingin pergi!''Engkau akan selalu diterima di sini,' kata Gloucester.'Utusan bisa datang dan pergi dengan surat dari keduanya. Tapi sementara itu, kami membutuhkan bantuanmu, 'kata Regan.'Aku akan melakukan apapun yang kubisa,' jawab Gloucester.Saat fajar, dua utusan tiba. Salah satunya, Kent, masih menyamar, dengan sepucuk surat dari Lear, dan yang lainnya, Oswald, membawa surat dari Goneril, 'Heh, engkau bajingan yang sama, yang teramat kasar kepada raja di istana Goneril!' kata Kent kepada Oswald.'Aku tak mau berurusan denganmu!' Oswald menanggapi.“Kurasa kau membawa surat melawan Raja, memihak Goneril. Hunus pedangmu!' tantang Kent. 'Jika tak mau bertarung, aku akan mengalahkanmu! Ambil itu!''Tidak! Tolong! Tinggalkan aku sendiri! Tolong! Tolong! Ada pembunuhan!' Oswald berteriak memohon bantuan.Seketika orang-orang di dalam kastil, keluar oleh ribut-ribut. 'Apa masalahnya? Berdamailah! Berhenti sekarang juga!' teriak Gloucester. 'Itu utusan Goneril dan Raja,' Regan menimpali.'Menagpa engkau bertikai dengan orang ini?' tanya Gloucester ke Kent, tapi ia tak mengenalinya. 'Aku marah karena orang seperti itu, harus menggunakan pedangnya! Ia terlihat tak-jujur. Aku tak menyukai wajahnya," jawab Kent.'Mungkin engkau juga tak menyukai milikku. . . atau miliknya, atau miliknya?' kata Cornwall, menunjuk dirinya sendiri, Gloucester dan Regan.'Terus terang, aku telah melihat wajah yang lebih baik pada waktu aku ...' Kent mencoba menjelaskan.Tapi Cornwall segera memerintahkan pengawalnya, 'Bawa keluar pasungan! Kita akan mengajari orang tua ini sopan-santun!'"Tuan, aku di sini melaksanakan urusan Raja," Kent sekali lagi mencoba menjelaskan. 'Kalau begini, tak menunjukkan rasa hormat baginya, lantaran memasungku!'Mereka tak mau mendengar, 'Engkau akan duduk di sana sampai siang! Atau lebih tepatnya sampai malam... dan sepanjang malam,' kata Regan.'Maaf, Tuan ... Raja takkan suka utusannya diperlakukan seburuk itu ....' Gloucester mencoba mengingatkan. Tapi Cornwall dan Regan tak peduli, mereka langsung masuk ke kastil.Sementara Kent dibiarkan dalam pasungan, Raja Lear tiba di kastil Regan. mengetahui Regan tak ada di tempat, sang Raja pergi ke kastil Gloucester.'Pelayan baruku sedang dihukum? Apa artinya ini? Siapa yang melakukannya?' Raja terkejut saat melihat Kent di dalam pasungan.'Menantu dan putrimu, Baginda,' jawab Kent.'Putriku?' mata sang Raja membelalak. 'Ia dimana? Aku harus segera menemuinya!'Melihat sang Raja, Gloucester bergegas keluar menyambutnya.'Di mana putriku dan suaminya?' tanya Raja.'Mereka tahu engkau ada di sini... mereka lelah. Sabar! Mereka akan menemuimu nanti,' Gloucester mencoba menenangkan Raja.Akhirnya, Regan mendatangi ayahnya, 'Senang bertemu denganmu, ayah.''Oh, Regan... Kuharap begitu! Adikmu memperlakukanku kurang baik. Engkau takkan percaya!' raja mengeluh kepada putrinya.'Aku tak percaya ia akan melakukan kurang dari tugasnya untukmu. Jika ia mengatakan bahwa kesatriamu bermasalah, itu dengan alasan yang baik!' Regan membantah.'Apa?' sang Raja terkejut.'Ayah, engkau sudah tua! Engkau sebaiknya dituntun orang lain. Kembalilah ke saudariku. Katakan padanya, engkau salah,' Regan menatap ayahnya tanpa berkedip.'Apa? Memintanya memaafkanku? Haruskah aku berlutut padanya? Haruskah aku berkata, 'Putri terkasihku, maafkan aku karena sudah tua. Aku minta makanan, tempat tidur dan pakaian!' Raja terkejut dan mulai merengek di lantai.'Bangun! Ayah tak boleh bertindak seperti itu!' Regan berkacak pinggang.Saat itu, terompet terdengar. 'Untuk siapa suara terompet itu?' tanya Cornwall. 'Kakakku! Ia bilang ia bakal segera tiba di sini,' Regan memberitahu suaminya."Aku tak mau kembali padanya!" Raja menggelengkan kepalanya.Goneril masuk. Segera menjadi jelas bagi Lear bahwa tak satu pun dari putri-putrinya, menginginkannya.'Pulanglah ke Goneril dengan setengah ksatriamu, dan ia akan menerimamu!' kata Regan.'Takkan pernah!' Raja menolak.'Atau datanglah padaku, dengan hanya dua puluh lima ksatria. Tak perlu terlalu banyak.' kata Regan.'Atau cukup satu kesatria? Pelayan kami akan menunggumu.' jawab Goneril.'Duhai langit, tolong aku! Aku bakalan jadi gila oleh kemarahan dan usia tua!' Raja mulai putus asa.Berkata demikian, raja Lear mengangkat tangannya dan bergegas pergi. Ia tak habis-pikir bahwa kedua putrinya, telah berbalik melawannya.Gloucester mengikuti Raja Lear, tapi tak jauh, ia segera kembali, 'Kita harus masuk. Badai segera datang! Raja sangat marah. Ia pergi. Kemana Raja akan pergi?' ia bertanya kepada putri-putri Raja.'Itu salahnya sendiri. Mungkin itu akan memberinya pelajaran, 'jawab mereka.'Tapi, semak-semak pun tak ada di sekitar sini untuk berlindung!Pada malam hari, badai mengamuk. Di padang rumput, Kent bertemu dengan salah seorang pengawal Raja.'Di mana Raja?' tanyanya.'Di luar dalam badai ... hanya ditemani oleh pengawal dungunya!' jawab salah seorang dari mereka.'Dengar! Duke Albany dan Cornwall sedang merencanakan sesuatu. Goneril dan Regan masing-masing menginginkan seluruh kerajaan! Tapi bantuan akan datang bagi Raja. Cordelia ada di Dover bersama tentara Prancis. Ambil cincin ini, temui ia di sana, dan sampaikan apa yang terjadi.''Aku akan segera pergi!' kata pengawal raja.Sementara itu, di dalam kastil, Gloucester berbicara dengan Edmund, 'Mereka kejam pada Raja tua. Mereka memberi perintah di kastilku sendiri. Sekarang mereka saling-bertengkar!''Itu sangat buruk!' kata Edmund.'Dan aku baru saja mendengar bahwa tentara Prancis datang untuk membantu raja. Aku berada di pihak raja tua walau aku harus mati! Ini berbahaya, tapi aku harus pergi dan mencari Raja, dan membantunya. Beri tahu Duke, aku sakit dan di tempat tidur,' katanya sembari memasukkan selembar kertas ke dalam laci.Sementara itu, badai masih mengamuk. Kent menemukan Raja dan membawanya ke sebuah gubuk. 'Setidaknya, itu membantu. Silakan masuk ke dalam, Baginda!' katanya kepada Raja."Tidak, aku harus bersabar dengan apa yang telah diderita orang miskin selama bertahun-tahun ini, ketika aku tak pernah tahu bagaimana keadaannya," Raja tak tergerak.Tiba-tiba sang Dungu Tom, berteriak, 'Ada hantu di dalam sini! Tolong aku!''Hantu' itulah Edgar. Untuk melarikan diri, ia menyamar sebagai pengemis gila, 'Pergi!' katanya.'Putri-putrinyakah yang telah membawanya ke dalam keadaan menyedihkan ini?' kata Raja bersungut-sungut. Lear akhirnya memutuskan masuk ke gubuk dan menghangatkan diri. Tetapi sebelum ia dapat melakukannya, Gloucester menemukannya, 'Baginda, aku takkan mematuhi putrimu! Perkenankan aku memberimu tempat tinggal.''Pertama, biarkan aku berbicara dengan filsuf ini. Apa penyebab guntur?' Lear menoleh ke Edgar.Kent berbisik kepada Gloucester, 'Dengarkan ia. Aku khawatir, ia kehilangan akal sehatnya.''Engkau menyalahkannya? Putri-putrinya berusaha membunuhnya!' kata Gloucester sambil memegang obor. Selama ini, Gloucester tak mengenali putranya Edgar.Dan selanjutnya, di kastilnya sendiri, putra kepercayaannya, mengkhianatinya! Edmund menyerahkan sepucuk surat kepada Cornwall, 'Ini surat yang dimiliki ayahku. Itu membuktikan bahwa ia membantu Prancis melawanmu!''Aku akan membalasnya! Dan engkau bakal menjadi Earl menggantikannya! Temukan ia, agar kami dapat menangkapnya!' jawab Cornwall.Akhirnya Raja memasuki gubuk, dan Gloucester pergi. Namun ia segera kembali, 'Aku telah mendengar rencana untuk pembunuhan Raja! Cepat, letakkan ia di tandu dan bawa ia ke Dover!' perintahnya.'Ya! Cordelia ada di sana bersama tentara Prancis!' kata Kent.Raja dibawa pergi.Tapi keesokan paginya, Gloucester ditangkap dan dibawa ke Duke of Cornwall, 'Orang jahat. Dimana Raja? Surat apa yang engkai punyai dari Prancis?' tanya Cornwall.'Aku tak melakukan kesalahan apa pun. Tentara Prancis datang hanya untuk melindungi Raja dari anak-anaknya yang kejam! Aku akan melihat balas dendam dari langit menimpa anak-anak seperti itu!' jawab Gloucester.'Engkau takkan pernah melihatnya! Engkau takkan punya mata!' Dalam sekejap, Cornwall telah membutakan satu mata Gloucester. Tapi saat Cornwall bergerak untuk menyerang lagi, salah seorang pengawal Gloucester menghunus pedangnya, 'Tuan, aku telah membhaktikan diriku padamu, sepanjang hidupku, namun aku tak dapat membiarkanmu melakukan hal sekejam ini!' Cornwall dan sang pelayan bertarung. Cornwall terluka.'Suamiku, berikan pedangmu!' teriak Regan, dan ia membunuh sang pengawal. Meski terluka, Cornwall membutakan mata Gloucester yang lain.'Semuanya gelap! Di mana putraku Edmund?' tanya Gloucester.'Edmund? Ia membencimu!' jawab Regan, 'Edmund-lah yang menunjukkan suratmu, kepada kami!''Berarti Edgar telah jujur padaku!' Gloucester menyesal.Gloucester di bawa keluar. Seorang lelaki yang sangat tua datang dan membantunya. Segera mereka bertemu Edgar, masih berpakaian seperti pengemis gila.'Engkau harus meninggalkan aku, kawan, sebab nanti engkau dapat masalah! Tapi siapa yang ada di sini?' katanya kepada sang pengemis gila. 'Aku telah kehilangan akal-sehatku, Tuan, tapi aku bisa menuntunmu kemanapun engkau pergi,' kata Edgar, seraya menuntun ayahnya. Maka, tanpa sepengetahuan Gloucester, putra yang sangat mencintainya, menjadi penuntunnya.Keesokan harinya, Goneril dan Edmund kembali ke kastil Albany. 'Di mana sang duke?' tanya Goneril kepada seorang pengawal. 'Di dalam, tapi sangat berubah! Saat ia mendengar tentara Prancis telah mendarat, ia senang!' jawabnya. Albany seorang lelaki yang baik dan adil. Ketika ia mendengar bagaimana raja tua dan Gloucester diperlakukan, ia marah. Cintanya kepada Goneril seketika berubah jadi kebencian.'Kalau begitu, engkau harus kembali ke Cornwall. Bantu mereka menyiapkan pasukan melawan Prancis," kata Goneril kepada Edmund, "dan terimalah kecupan ini untuk mengingatku! Engkau akan segera mendengar kabar dariku,''Aku milikmu sampai mati!' kata Edmund. Menemukan Edmund sangat mirip dengan dirinya, Goneril telah jatuh cinta padanya.Saat Edmund pergi, Duke of Albany memasuki ruangan. Dan di saat yang sama, seorang utusan datang, 'Cornwall telah meninggal karena luka-lukanya!' kata sang utusan. 'Maka ia telah dihukum oleh perbuatan kejinya!' teriak Albany, mengangkat tinjunya. Goneril yang mendengar ini, berkata pada dirinya sendiri, 'Dan Regan seorang janda, bebas menikah dengan Edmund, yang kucintai!'Sementara itu, Cordelia dan Prancis berada di Dover. Kent dan Raja Lear tiba dengan selamat, meskipun dari apa yang telah dideritanya, Raja sekarang setengah gila, 'Raja terlalu malu melihatmu Cordelia. Ia sedang berkeliaran di luar sana,' kata Kent kepada Cordelia. 'Ia harus ditemukan dan dirawat!' kata Cordelia.Pada saat yang sama, Edgar dan Gloucester juga tiba di Dover, 'Orang gila yang baik, sudahkah kita berada di tepi tebing tinggi yang kubicarakan sebelumnya?' Gloucester bertanya pada Edgar. 'Ya!' jawab Edgar, 'Aku pusing melihat ke bawah!' Tetapi mengetahui bahwa ayahnya berusaha bunuh diri, Edgar malah membawanya ke tempat yang datar.'Aku takkan hidup lagi! Jika Edgar masih hidup, semoga ia diberkahi!' Lantaran percaya bahwa ia berada di tebing tinggi, Gloucester melompat. Lalu ia pingsan. Edgar memeluknya sampai ia sadar lagi, 'Di mana aku? Apa aku jatuh? Engkau siapa?' tanya Gloucester.'Aku berada di sini, di kaki tebing tinggi saat engkau melompat!' jawab Edgar berpura-pura, 'Aku melihatmu jatuh! Alangkah ajaibnya, engkau masih hidup!''Jika para batara telah menyelamatkanku, maka aku akan tetap hidup, meski tanpa mata,' Gloucester mencoba berdiri.Saat itu King Lear mendatangi mereka, dan mereka tahu bahwa ia gila, 'Lihat, lihat. . . seekor tikus! Hunus pedangmu!' Raja mengejek. 'Aku kenal suara itu—itu Raja!' kata Gloucester. Edgar dan Gloucester mendengarkan dengan sedih saat Raja gendeng ngoceh. Tak lama kemudian, para pengawal Cordelia menemukannya, 'Itu orangnya! Perlakukan ia dengan lembut!' kata salah seorang dari mereka. 'Baginda, putri tercintamu ...' kata yang lain, tetapi Raja menolak, 'Apa aku ini seorang tahanan? Perlakukan aku dengan baik. Aku seorang Raja. Tapi pertama-tama, engkau harus menangkapku! Hahahaha!' Raja berlari-lari sambil bernyanyi, 'Di mana anakku! Di mana anakku!' mengingatkan kita pada orang gila dalam serial televisi, boneka Si Unyil.'Betapa menyedihkan melihatnya seperti ini! Tapi seorang putrinya, masih menyayanginya,' kata seorang pengawal Cordelia.'Katakan padaku—sudah dekatkah para tentara?' tanya Edgar pada salah seorang pengawal Cordelia.'Pasukan Albany dan Cornwall sangat dekat. Sebentar lagi, akan ada pertempuran besar-besaran,' kata sang pengawal.'Kalau begitu, aku harus membawa orang tua yang baik ini ke tempat yang aman," kata Edgar seraya menuntun ayahnya.Beberapa waktu sebelumnya, Goneril telah memberikan Oswald surat penting untuk Edmund. Dan Regan telah menjanjikan hadiah kepada Oswald agar mencari dan membunuh Gloucester. Saat Edgar dan Gloucester pergi, Oswald mendatangi mereka, 'Inilah hadiah yang akan membuatku kaya! Minggir, petani!' seraya menghunus pedangnya hendak membantai Gloucester.'Aku peringatkan, jangan mendekati orang tua itu!' Edgar melindungi ayahnya. Tapi Oswald tak mau mendengarkan. Mereka bertarung dan Oswald menerima luka yang fatal, ia berkata, 'Aku sekarat! Tapi ambillah surat yang engkau temukan di tubuhku, Edmund, Pangeran Gloucester. Ia bakal memberimu hadiah!' Saat Oswald meninggal, Edgar membaca surat itu, 'Engkau punya banyak kesempatan untuk membunuh suamiku dan membebaskanku! Ingat sumpah cinta kita dan kembali menikah denganku. Goneril kekasihmu.' Edgar berpikir, 'Jadi, inilah yang terjadi! Aku akan menggunakan surat ini di lain waktu!'Sementara itu, Lear akhirnya dibawa ke kamp Prancis terdekat, 'Kent yang terhormat, hidupku terlalu singkat untuk membalas kebaikanmu kepada ayahku!' kata Cordelia. 'Aku senang membantunya, Tuan Putri!' jawab Kent. Seorang lelaki tua mendekat, dan Cordelia bertanya, 'Dokter! Bagaimana keadaan Raja?' Sang dokter menjawab, 'Masih tidur. Tapi, aku rasa, sebaiknya, Tuan Putri membangunkannya sekarang.'Lear dibawa masuk. 'Apa kabar, Pak? Kenalkah engkau denganku?' Cordelia bertanya pada ayahnya. 'Aku orang tua yang bodoh ... delapan puluh tahun lebih. pikiranku tak jernih!' jawab sang Raja dengan sedih. 'Aku semestinya mengenalmu dan lelaki ini. Jangan tertawa ... kupikir engkaulah anakku, Cordelia.' seketika Cordelia menangis dan Raja berkata, 'Jangan menangis! Aku tahu engkau tak bisa menyayangiku ... aku memberimu alasan membenciku!''Tak ada alasan, ayah! Aku sungguh mencintaimu!' jawab Cordelia, sang Raja pun memeluknya. 'Ikut aku, Ayah,' kata Cordelia, menuntun ayahnya. 'Kegilaannya hilang. Ia jauh lebih baik. Sekarang ia harus istirahat,' kata dokter pada Kent.Di Kamp Inggris, Edmund dan Regan sedang menanti kedatangan Albany dan Goneril beserta pasukannya. Regan sedang berbicara dengan Edmund, 'Aku tak percaya Albany! Dan kakakku ... jatuh cintakah engkau padanya?''Perasaanku terhadap kakakmu sangat terhormat!' jawab Edmund.Kematian Cornwall membuat Regan menjadi janda. Ia cemburu pada Goneril lantaran ia sekarang, juga mencintai Edmund. Segera Albany dan Goneril tiba. Albany memberi tahu mereka, 'Aku takkan melawan Cordelia dan Raja—hanya melawan tentara Prancis yang telah memasuki negeri kita.'Saat Goneril memperhatikan Regan dan Edmund, ia berpikir, 'Itu Regan. Aku lebih baik kalah dalam perang daripada kehilangan Edmund!' Namun kedua saudari itu, tak dapat mengkhawatirkan Edmund saat ini.Saat mereka berangkat ke tenda Albany untuk merencanakan pertempuran, Edgar masuk dengan berpakaian seperti petani. Ia bertemu Albany, menyerahkan sepucuk surat dan berkata, 'Sebelum engkau berangkat berperang, bacalah surat ini. Dan bila engkau membutuhkanku untuk membuktikan kebenarannya, mintalah seseorang memanggilku!'Saat Edgar pergi, Edmund pun datang, ia berkata kepada Albany, 'Musuh telah datang! Bersiaplah.' Dan Albany segera bersiap-siap. Saat Albany sibuk mempersiapkan pasukan, Edmund berpikir, 'Kedua saudara perempuan itu, mencintaiku dan saling-iri. Regan sudah menjadi janda, tapi Albany mungkin mati dalam peperangan! Yang mana yang akan kupilih? Bagaimanapun juga, Lear dan Cordelia harus mati, meskipun Albany akan melindungi mereka,'Dan perang pun berkecamuk. Dalam waktu singkat, semuanya berakhir, pasukan Prancis dikalahkan, Lear dan Cordelia ditangkap. Edgar bergegas kembali ke Gloucester, ia berkata kepada ayahnya, 'Ayo cepat ... aku akan membawamu ke tempat yang aman! Prancis kalah! Cordelia dan Lear ditangkap!'Di kamp Inggris, Edmund yang memimpin. Ia memerintahkan agar Lear dan Cordelia dimasukkan ke dalam penjara. Para tahanan dibawa pergi, tapi Edmund punya lebih banyak rencana bagi mereka. Ia memberikan selembar surat kepada seorang pengawal, 'Bawa catatan ini. Lakukan apa yang tertulis, dan engkau akan beruntung!'Kemudian para pemimpin lainnya, Albany, Genoril dan Regan, tiba. Albany berkata, 'Di mana Lear dan Cordelia? Aku harus memastikan bahwa mereka diperlakukan dengan baik.''Mereka dijaga ... siap saat kau menginginkannya, saudaraku,' jawab Edmund.'Engkau bertarung dengan baik Edmund, tapi engkau bukan saudaraku atau setara denganku,' kata Albany. Regan menyela, 'Ia memimpin pasukan untukku! Ia boleh memanggilmu saudara!' Tapi Goneril berkata, 'Hanya jika ia menikahimu! Dan ia takkan pernah melakukannya!'Regan menoleh ke kakaknya dan berkata, 'Itu menurutmu! Aku akan memberinya pasukanku, lahanku, semuanya! Ia akan menjadi tuan dan majikanku!''Yah, engkau takkan lama memiliki dirinya!' sanggah Goneril, dan tiba-tiba Regan limbung dan memegang perutnya, 'Aduh! Aku merasa sangat sakit!' Rupanya, entah bagaimana, Goneril telah meracuni Regan.Tiba-tiba Albany yang marah berbicara, 'Edmund, aku menangkapmu karena pengkhianatan ... dan juga istriku, sebab ia membantumu! Jika tak ada orang lain yang bisa membuktikan ini, aku sendiri yang akan melawanmu!''Dan aku akan membela diri!' jawab Edmund.Setelah itu, Regan ditolong. Albany bersiap untuk melawan Edmund sesuai hukum. Juri mengumumkan, 'Jika ada orang lain yang akan melawan Edmund, Earl of Gloucester, untuk membuktikan ia pengkhianat, silahkan muncul sekarang! Jika tidak, Duke Albany akan melakukannya!'Saat terompet dibunyikan ke seluruh perkemahan, Edgar muncul, menyamar sebagai kesatria dengan wajah tertutup, dan berkata kepada Edmund, 'Engkau telah berbuat salah pada saudaramu dan ayahmu; Engkau telah berkomplot melawan Pangeran ini. Pedangku akan membuktikannya!''Siapapun dirimu, pedangku akan membuktikan bahwa engkau berbohong!' tantang Edmund. Dan keduanya pun bertarung. Edmund terluka.Goneril bergegas ke sisi Edmund dan berkata, 'Itu tak membuktikan apa-apa! Engkau tertipu!' Tapi Albany menegurnya, 'Tutup mulutmu, atau aku akan menghentikannya dengan kertas ini! Ini suratmu untuk Edmund, menyuruhnya untuk membunuhku. Tidakkah engkau mengenalinya?' sambil menunjukkan surat kepada Goneril. Dengan itu, Goneril bergegas pergi!Kemudian, menderita lukanya dan takut akan mati, Edmund tiba-tiba menyesali semua yang telah ia lakukan, ia berkata kepada Edgar, 'Aku bersalah atas semua ucapanmu, dan banyak lagi. Tapi siapakah engkau?' Edgar membuka penutup kepalanya, dan berkata, 'Aku Edgar ... putra ayahmu.' Albany mendekatinya, menyapanya dengan berkta, 'Selamat datang, Gloucester yang baik. Di mana engkau bersembunyi? Bagaimana engkau mengetahui masalah ayahmu?' Edgar menjelaskan, 'Aku menyamar sebagai pengemis gila. Dan aku sudah merawatnya sejak ia dibutakan.Baru setengah jam yang lalu, aku mengatakan yang sebenarnya, memohon restunya... dan ia meninggal. Tapi sebelumnya, lelaki lain masuk dan memeluk ayahku. Itulah Kent!''Dan di mana ia?' tanya Albany. 'Ia mengikuti Raja yang menyamar dan membantunya.'Saat itu seorang pengawal bergegas masuk, 'Tolong! Tolong! Ia meninggal!''Apa amksud pisau berdarah itu?' Edgar bertanya pada sang pengawal yang membawa sebuah belati yang berlumuran darah.'Siapa yang mati! Bicaralah!' tambah Albany.'Goneril, Tuan ... ia menusuk dirinya sendiri! Dan ia telah meracuni adiknya! Ia mengakuinya!' Albany memerintahkan agar jenazah kedua saudari itu, dibawa masuk, 'Bawa jenazah mereka ke sini.'Beberapa saat kemudian, seorang lelaki mendekat, 'Itu Kent.' kata Edgar. Sementara itu, beberapa pengawal meletakkan jenazah Goneril dan Regan di samping Edmund yang sekarat. Albany menyapa Kent, 'Tak ada waktu untuk menyapamu dengan baik, Kent, tapi selamat datang.' Kent berkata, 'Aku sedang mencari Raja. Bukankah ia ada di sini?'Albany kaget karena teringat sesuatu, 'Sang Raja! Aku lupa! Edmund, di mana Raja? Di mana Cordelia?'Edmund menjawab, 'Mungkin aku bisa berbuat baik sebelum aku mati. Pergilah ke kastil, cepat! Lear dan Cordelia akan dibunuh. Istrimu dan aku telah memberi perintah ... menggantung Cordelia ... dan akan mengatakan bahwa ia melakukannya sendiri! Cepat pergilah!'Mereka bergegas ke kastil, namun sudah terlambat. Mereka menemukan Lear menggendong Cordelia yang telah tak bernyawa lagi, 'Berteriaklah, kalian manusia batu! Ia pergi selamanya! Cordelia! Cordelia!' Sungguh, cinta seorang ayah kepada putrinya, akan sangat berbeda dengan cintanya kepada putranya. Mengapa? Cinta datang dari hati, hanya hatilah yang bisa menjawabnya.'Oh, majikanku yang malang!' Kent tampak sedih.'Aku membunuh lelaki yang menggantungnya ... Sayangku yang malang telah mati. Aku takkan pernah bisa melihatnya lagi. . . takkan pernah!' dan tiba-tiba, Lear terjatuh. Kent datang untuk membantunya namun, 'Sudah terlambat. Ia meninggal. Sungguh mengharukan, ia telah sangat menderita,' kata Kent.Seluruh jenazah kemudian dibawa pergi secara perlahan guna persiapan penguburan. Albany berkata kepada Edgar dan Kent, 'Tugas kita adalah memungut kepingan-kepingannya. Kalian berdua, sebaiknya memerintah kerajaan ini sekarang.' Tapi Kent menolak, katanya, 'Tidak, Tuan. Edgar sendirilah yang seharusnya memerintah. Hatiku hancur. Aku akan segera menyusul majikanku, dalam perjalanan panjang menuju kematian.'Lear, Cordelia, Gloucester, Edmund, Regan, Goneril—semuanya mati. Bagi mereka yang masih hidup, yang tersisa hanyalah arak-arakan pemakaman. Saat menyertai mereka yang meninggal ke pemakaman, Edgar berkata, 'Aku akan memerintah negeri ini. Dan hal seperti ini, takkan pernah terjadi lagi!'Kemudian, ceritanya pun berakhir.'Kodok berkata, 'Tragedi yang menyedihkan.' Katak menanggapi, 'Jangan sedih. Dengarkan cerita ini, 'Seorang pemuda membawa istrinya ke klinik dokter di sebuah kota kecil, dalam keadaan darurat. Perawat membawa isterinya ke ruang pemeriksaan, dan sang suami dengan cemas duduk di lobi.Selama beberapa menit berikutnya, ia bisa mendengar sang dokter meneriakkan serangkaian perintah, yang meresahkan, kepada stafnya. Pertama, 'Obeng!' Lalu, 'Pisau!' Lalu, 'Tang!'Saat ia mendengar 'Palu-godam!' sang pemuda tak tahan lagi dengan ketegangan itu. Ia masuk ke ruang pemeriksaan dan berseru, 'Dokter, ada apa dengan isteriku?''Kami belum tahu,' kata dokter, 'saat ini, kami masih berusaha membuka lemari-obat.'""Aku harus pergi, waktuku telah habis," kata Swara, dan sebelum menghilang, ia berkata, "Shakespeare menulis lakon ini, tak semata menulis sebuah tragedi, namun untuk meninggalkan banyak pesan moral, sebab kata 'lear' bermakna 'sesuatu yang dipelajari' atau 'sebuah pelajaran.'Lear, raja yang sudah tua, memutuskan melepaskan tahtanya dan membagi kerajaannya secara merata di antara ketiga putrinya sebagaimana ditentukan oleh penegasan cinta mereka. Marah dan kecewa atas pernyataan putri Cordelia, ia mengusirnya dan membagi kerajaannya secara adil di antara kedua anak perempuannya. Kecemburuan dan kesombongan menghabiskan keduanya, saat mereka berusaha mengendalikan kerajaan. Pengkhianatan dan penyelewengan, menyebabkan tragedi, saat sang raja perlahan kehilangan cengkeramannya pada kenyataan. Wallahu a'lam.”
- Emily Hutchinson, King Lear - William Shakespeare, Saddleback Educational Publishing.
- Burton Raffel, King Lear - The Annotated Shakespeare, Yale University Press.