Senin, 25 Maret 2019

Rezeki dari Langit

Sang tukang roti berkata kepada sang musafir muda, "Wahai anak muda, bertaqwa dan bertawakkal pada-Nya, adalah harta para hamba Allah. Inilah harta yang membuat pemiliknya tak bergantung pada siapapun atau apapun. Sesiapa yang dirahmati dengan taqwa dan tawakkal pada-Nya, menemukan dirinya terlepas dari segalanya. Pencipta alam semesta, Dialah Yang bertanggung jawab atas kebutuhannya." Lalu sang tukang roti bertanya, "Maukah engkau mendengarkan kisah suami-istri yang shalih-shalihah, yang sangat miskin dan menjalani kehidupan melarat, mereka menghadapi kelaparan yang sangat berat, namun dirahmati dengan iman dan keyakinan pada Allah?" Sang musafir muda berkata, "Mau, sampaikanlah padaku!"
Sang tukang roti berkata, "Abu Hurairah, رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ, meriwayatkan bahwa Rasulullah (ﷺ) bersabda,
“Tersebutlah seorang lelaki dan istrinya, dari generasi sebelumnya, yang miskin. Sang lelaki pergi ke padang pasir mencari nafkah. Istrinya pun berdoa, "Ya Allah, limpahkan rizki-Mu kepada kami apa yang cukup untuk menjadi adonan kami dan roti kami."
Saat sang suami pulang dari perjalanan, ia segera menemui istrinya, bertanya kepadanya, seraya menahan rasa lapar dan lelah, "Adakah sesuatu untuk dimakan?" Sang isteri berkata, "Ya, ada rezeki dari Allah." Sang suami bertanya lagi kepadanya, "Jika ada sesuatu yang bisa dimakan, bawalah kepadaku." Sang isteri berkata, "Tunggulah sebentar." Sang isteri sedang menunggu rahmat Allah. Saat keadaan itu berkepanjangan, sang suami berkata, "Bangun dan bawakan aku apapun yang ada untuk dimakan, karena aku benar-benar lapar dan lelah." Sang isteri berkata, 'Tentu, aku akan melakukannya. Aku akan segera membuka penutup tungku, janganlah tergesa-gesa.' Saat suaminya menahan diri, sementara berhenti mendesaknya, sang isteri berkata dalam hati, "Sebaiknya aku melihat tungkuku." Maka, iapun bangkit dan melihat ke dalam tungkunya, dan menemukannya penuh dengan daging domba, serta lesung dan alu-nya penuh dengan gandum; alunya menghancurkan sendiri bebijiannya. Lalu, ia mengeluarkan apa yang ada di dalam lesung, mengeruk semuanya yang ada di dalam, dan juga mengambil daging yang ia temukan didalam tungku.”
Rasulullah (ﷺ) bersabda, "Andai ia membiarkannya, niscaya penggilingan itu akan terus menggiling sampai Hari Kiamat (takkan pernah habis)." [Tabarani, Baihaqi, Bazzar, Ahmad; Sahih oleh Syaikh Al-Albani]
Demikian pula, ada mukjizat di tangan Rasulullah (ﷺ) dalam Perang Khandaq. Makanan disiapkan oleh Jabir, رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ, meskipun sedikit, cukup bagi pasukan besar. Di sini juga, Rasulullah (ﷺ) berkata kepada Jabir, "Jangan buka tungku sampai aku datang." Kemudian, beliau menuang kaldu dengan tangannya sendiri, namun beliau menutupi peralatannya lagi setelah mengeluarkan kaldu dan roti.

Ada orang yang tak percaya pada peristiwa semacam ini. Mereka berpendapat bahwa ukuran ini, menurut standar pengetahuan manusia dan akal mereka, tak bisa diterima. Penolakan terhadap hal-hal seperti ini, yang dikuatkan oleh Hadis, sama dengan menolak Hadis dan Syariah serta kekuatan Allah, karena Allah-lah Yang memelihara hamba-hamba-Nya, bahkan tanpa perlu perantara.
Manusia bergantung pada cara, namun Allah tak bergantung pada apapun. Dialah Rabb semesta. Bahkan, sarana juga diciptakan oleh-Nya. Karenanya, kekuasaan-Nya meliputi segala hal. Adalah keliru bila mengukur contoh-contoh semacam ini pada skala akal manusia, karena kita akan menolak bagian terpenting dari mukjizat-Dien dan kejadian ghaib yang sangat nyata. Para penghamba intelektual dan materialis, melihat semuanya dengan pendekatan yang sempit. Tak bisakah Allah memberikan penghidupan kepada hamba-Nya yang beriman kepada-Nya, menaati perintah-Nya dan bergantung pada-Nya? Dialah Allah yang memelihara Nabi Musa, alaihissalam, di rumah musuhnya; Dialah Yang memberi makan cacing jauh di dalam batu; Dialah Yang mengubah darah ibu menjadi makanan untuk bayinya; Dialah Yang menumbuhkan benih dalam kegelapan bumi, menembusnya dan berubah menjadi sebuah pohon yang menghasilkan buah; Dialah Yang memelihara jutaan dan miliaran mulut, dan akan terus melakukan itu sampai Hari Kiamat. Dialah Yang melakukan semua itu, dan Dia dapat memberikan penghidupan kepada hamba-Nya tanpa ada perantara. Menolak berarti menunjukkan diri sebagai orang yang tak cerdas. Ada banyak contoh dalam Al-Qur'an dan Hadits yang berbicara tentang kekuasaan Allah yang unik dan menakjubkan."

Kemudian sang tukang roti berkata, "Wahai anak muda, hadis ini menegaskan bahwa kejadian yang tak biasa, sungguh terjadi pada hamba-hamba Allah yang shalih. Ini menunjukkan bahwa Allah menolong hamba-hamba-Nya yang shalih dan memberi mereka penghidupan. Tindakan luar biasa dari para orang yang shalih adalah nyata, adalah keyakinan orang-orang yang berada di bawah Ahlus-sunnah wal Jama'ah, bahwa para hamba Allah yang shalih, melakukan hal yang luar biasa. Ada juga orang-orang tertentu, yang menyaru sebagai orang suci, menyatakan melakukan mukjizat dan perbuatan ghaib. Oleh karenanya, banyak cerita palsu yang diceritakan tentang mereka, kita bisa memastikan suatu kejadian itu dapat dipercaya dan benar, namun akan keliru bila menyampaikan segala sesuatu yang sampai ke telinga kita. Hendaknya juga dipahami, bahwa kejadian yang tak biasa, tak dapat dikutip untuk mendukung masalah atau argumen keagamaan sebagai pengganti Syariah.
Hadits ini juga menekankan pentingnya berdoa kepada Allah. Jika doa dilakukan dengan tulus dan syarat-syarat yang diperlukan terpenuhi, maka niscaya akan diperkenankan Allah. Bahkan, terkadang, dapat segera dijawab. Dalam kisah kita, permohonan sang isteri, seketika dijawab. Karenanya, kita hendaknya selalu berdoa dengan mengingat agar memenuhi persyaratan yang melekat padanya.
Dengan disampaikannya peristiwa ini oleh Rasulullah (ﷺ), kisah ini menjadi dapat diyakini. Pernyataan beliau juga menjelaskan bahwa kita hendaknya menahan diri dari menghentikan berkah Allah yang tak terduga atau menunjukkan sikap tak bersyukur. Beliau bersabda, bahwa andai alu dan lesung dibiarkan menggiling dan daerah sekitarnya tak disapu, maka alu dan lesung itu akan terus bekerja tanpa henti hingga Hari Kiamat. Namun, sang suami terkejut dan ia menyapu serta membersihkannya, dan penggilingan pun terhenti. Manusia hendaknya tak perlu mencari tahu terlalu dalam terhadap pertolongan yang ghaib itu, melainkan ia hendaknya beriman pada pertolongan Allah dan rahmat-Nya. Wallahu a'lam."
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
"Dan Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina'." - [QS.40:60]
Rujukan :
- Maulana Muhammad Zakaria Iqbal, Stories from the Hadith, Darul Isha'at.
- Syaikh Safiurrahman Al-Mubarakpuri, Tafsir Ibn Kathir (Abridged) Volume X, Darussalam