Rabu, 12 Juni 2024

Cerita dari Pohon Kenanga (28)

“Membuktikan kepada istrinya bahwa perempuan berbicara lebih banyak dibanding kaum lelaki, seorang suami menunjukkan padanya sebuah penelitian yang mengindikasikan bahwa para lelaki rata-rata hanya menggunakan lima belas ribu kata sehari, sedang perempuan, mengucapkan tiga puluh ribu kata sehari.
'Ooh gitu doang,' komentar sang isteri dengan kalem, 'itu karena, perempuan harus ngulang-ngulang semua yang mereka omongin, kalau bicara dengan para lelaki.'
'Maksud loe?' tanggap sang suami."

“Toleransi itu, tentang penerimaan dan penghormatan terhadap perbedaan, mendorong hidup berdampingan secara damai, tanpa memerlukan keterlibatan atau dukungan aktif. Di sisi lain, Solidaritas ialah tentang persatuan, dukungan aktif, dan aksi kolektif menuju tujuan bersama, seringkali didorong oleh rasa empati dan saling ketergantungan,” ucap Kenanga seraya memandangi sekawanan burung yang terbang mengelilingi Ka'bah. Burung-burung itu melayang mengitari sang Kiblat dengan tertib dan tiada satupun yang meninggalkan posisinya melambung di atas Ka'bah. Burung-burung yang terbang dalam formasinya itu, berbagi upaya dan energi yang dibutuhkan guna mencapai tujuannya. Mereka melambangkan bagaimana individu dalam solidaritas, bahu-membahu agar mencapai tujuan bersama dengan lebih efisien dan efektif.

"Solidaritas merupakan sebuah konsep yang menandakan persatuan, saling-mendukung, dan rasa kebersamaan di antara individu atau kelompok yang punya kepentingan, tujuan, atau values yang sama. Ia menyertakan komitmen berdiri bersama dan saling-menyokong, terutama dalam menghadapi tantangan atau kesulitan.
Persatuan dan Kohesi adalah salah satu aspek kunci memahami konsep Solidaritas. Solidaritas menekankan pentingnya persatuan sebagai kelompok yang menyatu. Kebersatuan ini acapkali muncul dari pengalaman, tujuan, atau perjuangan bersama. Kunci lainnya, saling-mendukung, yang melibatkan dukungan aktif dan saling-menolong, kerap dengan cara yang lebih dari sekedar kewajiban atau kepentingan pribadi. Kunci berikutnya, nilai dan tujuan bersama, dimana anggota kelompok yang menunjukkan solidaritas biasanya memiliki nilai-nilai, tujuan, atau kepentingan yang sama, yang mengikat mereka. Empati dan kasih sayang merupakan kunci Solidaritas lainnya. Ia berakar pada empati dan kasih-sayang, mengakui keterhubungan antar manusia dan pentingnya saling-mendukung pada saat dibutuhkan. Dan kunci terakhir, bahwa solidaritas seringkali mengarah pada tindakan kolektif, dimana individu atau kelompok bersatu agar mencapai tujuan bersama atau melawan ancaman bersama.

Solidaritas dapat termanifestasikan dalam beragam konteks, semisal bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Dalam konteks sosial dan politik, solidaritas dapat dilihat pada gerakan-gerakan dimana masyarakat bersatu memperjuangkan hak, keadilan, atau perubahan sosial, semisal Gerakan Hak Sipil atau gerakan serikat buruh. Solidaritas Global dapat meluas melintasi batas negara, dimana individu atau negara saling mendukung dalam isu-isu internasional, seperti bantuan kemanusiaan, aksi perubahan iklim atau krisis kesehatan global. Dalam komunitas, solidaritas dapat berbentuk jaringan mendukung lingkungan, pengorganisasian komunitas, atau respons kolektif terhadap tantangan lokal. Solidaritas Pekerja di tempat kerja dapat melibatkan perundingan bersama, pemogokan, atau mendukung rekan kerja yang berselisih dengan manajemen agar memperbaiki kondisi kerja atau upah. Kelompok dapat mengekspresikan solidaritas berdasarkan kesamaan budaya, etnis, atau agama, saling-mendukung dalam memelihara dan mengembangkan tradisi-tradisi yang baik, menghadapi diskriminasi, atau memperjuangkan hak.
Ada beberapa kendala terhadap Solidaritas. Ia dapat menjadi tantangan bagi kelompok yang beragam dimana kepentingan dan prioritasnya mungkin berbeda. Kekuatan eksternal, seperti tekanan ekonomi atau kesenjangan sosial, dapat membebani atau melemahkan solidaritas. Menjaga momentum dan komitmen agar saling-mendukung dalam jangka panjang, bisa menjadi sulit, terutama bila ancaman atau tantangan yang ada, telah mereda.

Secara keseluruhan, solidaritas merupakan komponen penting dalam kehidupan sosial yang menumbuhkan kerjasama, saling-membantu, dan tindakan kolektif, yang berkontribusi terhadap kesejahteraan dan kemajuan komunitas dan masyarakat. Solidaritas ibarat sekumpulan saudara dan saudari, yaitu sekelompok orang yang terikat oleh kesetiaan dan komitmen bersama, bersedia berdiri bersama dan bantu-membantu layaknya keluarga. Solidaritas dapat dipandang sebagai benang yang menyatukan tatanan masyarakat, menyatukannya melalui sikap saling-menolong, bahu-membahu, dan nilai-nilai bersama. Individu-individu dalam solidaritas, saling-bergandengan agar berkembang dan bertahan dari kesulitan, laksana akar-akar hutan yang saling terhubung, yang berbagi nutrisi dan saling-berkontribusi.
Solidaritas sering disimbolkan sebagai gandengan-tangan yang melingkar, melukiskan orang-orang yang berpegangan-tangan membentuk lingkaran, melambangkan inklusivitas, persatuan, dan saling-berpegangan, berdiri bersama menghadapi tantangan atau menselebrasikan pencapaian. Solidaritas bertindak sebagai cahaya penuntun, memberikan arahan dan dukungan di saat-saat sulit, dan membantu individu melewati keadaan sulit bersama-sama. Sebagaimana cabang-cabang pohon saling terhubung dan mendukung, orang-orang yang berada dalam solidaritas juga saling-terhubung dan saling-mendukung, sehingga saling-menguatkan. Individu-individu dalam solidaritas, mengoordinasikan upaya mereka menuju tujuan bersama, menekankan kerjasama tim dan harmoni, ibarat tim dayung yang bekerja bersama-sama menggerakkan perahu secara efisien.

Saling-tolong dan saling-support merupakan salah satu prinsip utama Solidaritas. Ia melibatkan komitmen untuk membantu dan membopong yang lain. Sokongan ini dapat berupa materi, emosional, atau sosial, memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok dapat saling mengandalkan pada saat dibutuhkan. Misalnya, anggota masyarakat berkumpul memberikan bantuan saat terjadi bencana alam. Kunci lainnya ialah saling-ketergantungan. Menyadari bahwa individu dan kelompok saling berkaitan dan 'well-being' seseorang terkait dengan 'well-being' orang lain. Prinsip ini menyoroti pentingnya hubungan kerjasama dan tanggungjawab bersama. Sebagai contoh, para pekerja saling mendukung dalam pemogokan buruh guna memperbaiki keadaan semua orang.
Solidaritas didasarkan pada perlakuan terhadap seluruh anggota dengan rasa-hormat dan bermartabat yang sama, memastikan bahwa setiap orang mempunyai suara dan kesempatan yang sama berpartisipasi dalam aksi kolektif. Solidaritas memastikan suara-suara yang terpinggirkan didengar dan diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan.
Solidaritas berakar pada upaya mencapai tujuan bersama dan pengakuan kepentingan bersama, yang menyatukan individu atau kelompok menuju tindakan kolektif. Aktivis lingkungan bersatu memerangi perubahan iklim.
Kunci Solidaritas ialah menunjukkan empati dan kasih-sayang dengan memahami dan berbagi perasaan dan pengalaman orang lain, yang menumbuhkan hubungan yang lebih dalam dan komitmen saling mendukung. Berdiri dalam solidaritas bersama mereka yang menghadapi ketidakadilan atau kesulitan. Solidaritas menekankan tanggungjawab kelompok guna memperhatikan kesejahteraan masing-masing anggota dan bekerja secara kolektif demi kebaikan bersama, ketimbang hanya berfokus pada keuntungan individu. Masyarakat secara kolektif memastikan tak ada orang yang kelaparan atau kehilangan tempat tinggal.
Keterlibatan dan partisipasi aktif merupakan pula kunci Solidaritas. Mendorong keterlibatan dan partisipasi aktif dari semua anggota, memastikan bahwa setiap orang berkontribusi dan mendapat manfaat dari upaya kolektif. Terlibat dalam pengorganisasian komunitas dan kegiatan sukarela.

Solidaritas dalam keberagaman yang menghargai dan merangkul kemajemukan dalam kelompok, mengakui bahwa perspektif dan pengalaman yang berbeda memperkaya kebersamaan dan memperkuat persatuan, semisal kelompok multikultural yang bekerjasama dalam inisiatif keadilan sosial.
Komitmen memperjuangkan keadilan dan perlakuan yang adil bagi seluruh anggota masyarakat, serta upaya menghilangkan diskriminasi dan kesenjangan juga merupakan kunci dari Solidaritas. Solidaritas mendukung gerakan-gerakan yang memperjuangkan persamaan hak dan perlakuan adil di berbagai bidang sosial, ekonomi, dan politik.
Timbal-balik dan Kepercayaan semisal anggota masyarakat yang memperdagangkan jasa atau sumber daya dengan cara yang saling menguntungkan, merupakan pula kunci Solidaritas. Membangun hubungan berdasarkan rasa saling-percaya dan timbal-balik, dimana para anggota dapat saling bergantung dan bekerjasama secara efektif.

Menekankan pentingnya upaya berkelanjutan dan komitmen jangka panjang agar saling-mendukung dan menjaga solidaritas, bahkan di luar tantangan yang ada saat ini, mencorakkan bagian dari kunci Solidaritas. Misalnya, mendukung dan mengadvokasi suatu tujuan tanpa henti, bahkan pun seusai tujuan awal tercapai.
Sembari mengedepankan persatuan, solidaritas menghormati otonomi dan individualitas masing-masing anggota, mengakui dan menghargai kontribusi dan perspektif unik mereka. Misalnya, mendukung inisiatif individu yang berkontribusi terhadap tujuan kolektif yang lebih luas.
Menunjukkan keberanian membela orang lain dan ketahanan untuk berkukuh dalam menghadapi kesulitan, mempertegas kekuatan dan solidaritas kelompok yang tercakup dalam kunci Solidaritas. Contohnya, advokasi dan protes dalam menghadapi represi politik atau ketidakadilan sosial.

Dalam konteks sosial dan kemasyarakatan, prinsip Solidaritas diterapkan dalam pengorganisasian komunitas, jaringan dukungan, dan gerakan akar rumput yang memerlukan aksi kolektif guna mengatasi permasalahan lokal atau mendukung populasi rentan. Prinsip solidaritas menjadi pedoman bagi upaya gerakan sosial dan politik, yang bertujuan mencapai keadilan, kesetaraan, dan hak bagi berbagai kelompok, memupuk persatuan dan kekuatan kolektif. Dalam konteks ekonomi, prinsip solidaritas sangat penting memastikan perlakuan yang layak, distribusi sumber daya yang adil, dan saling mendukung di antara pekerja atau anggota serikat pekerja dan koperasi. Prinsip solidaritas sangat berarti dalam hubungan internasional dan upaya kemanusiaan global, dimana kolaborasi dan saling mendukung diperlukan guna mengatasi tantangan global semisal kemiskinan, perubahan iklim, dan pelanggaran hak asasi manusia.
Dengan berpegang pada prinsip-prinsip ini, kelompok dan individu dapat membangun komunitas yang kuat, kohesif, dan suportif, yang mampu menghadapi tantangan bersama dan berupaya mencapai tujuan bersama.

Solidaritas dan toleransi merupakan konsep sosial yang penting, namun keduanya berbeda dalam prinsip dasar, manifestasi, dan implikasinya. Solidaritas mengacu pada rasa-persatuan dan dukungan timbal-balik yang mendalam di antara individu atau kelompok yang punya kepentingan, nilai-nilai, atau tujuan yang sama. Ia melibatkan peran-aktif dan komitmen agar saling membantu dan mendukung. Toleransi merujuk pada kesediaan menerima dan membolehkan adanya pendapat, perilaku, atau keyakinan yang mungkin tak disepakati atau dipandang tak menyenangkan. Hal ini seringkali ditandai dengan penerimaan pasif atau tak ikut campur-tangan.
Toleransi bersifat pasif, sedang Solidaritas bersifat aktif. Solidaritas menyangkut peran dan partisipasi aktif, menumbuhkan rasa tanggungjawab kolektif dan saling-menolong. Anggota solidaritas acapkali sering berperan dalam kehidupan dan tujuan bersama. Misalnya, orang-orang berpartisipasi dalam proyek komunitas untuk mendukung para tunawisma. Toleransi umumnya melibatkan penerimaan pasif atau non-intervensi. Ia tak memerlukan keterlibatan aktif atau dukungan terhadap keyakinan atau praktik yang ditoleransi. Misalnya, tidak mengganggu seseorang yang menjalankan tradisi budaya lain. Persekusi keagamaan bukanlah toleransi dan solidaritas, sebab akan memunculkan kebencian, perlawanan dan konflik.

Solidaritas memerlukan koneksi dan komitmen yang lebih dalam agar saling-mendukung dan mencapai tujuan bersama. Ia dibangun di atas empati, kasih-sayang, dan rasa saling-ketergantungan. Toleransi memerlukan tingkat rasa-hormat dan penerimaan terhadap perbedaan, namun tak memerlukan hubungan yang mendalam atau saling-mendukung. Seringkali lebih tentang hidup berdampingan secara damai meskipun ada perbedaan.
Solidaritas bertujuan membangun kekuatan kolektif yang lebih kuat guna mengatasi tantangan bersama, mencapai tujuan bersama, dan saling-menanggung pada saat dibutuhkan. Ia berfokus pada persatuan dan aksi bersama. Toleransi bertujuan memungkinkan beragam perspektif dan praktik hidup berdampingan tanpa konflik atau penindasan. Ia berfokus pada menjaga perdamaian dan menghormati perbedaan individu.

Solidaritas kerap diterapkan pada kelompok atau komunitas yang dipersatukan oleh kepentingan, nilai, atau perjuangan yang sama. Ia dapat mencakup aksi dan dukungan kolektif pada tingkat lokal, nasional, atau global. Toleransi berlaku pada penerimaan perbedaan individu atau kelompok dalam keyakinan, praktik, atau perilaku dalam suatu masyarakat atau komunitas. Ia umumnya berkaitan dengan hidup berdampingan secara damai dan 'bukan aksi bersama'.
Solidaritas melibatkan dukungan aktif dan berdiri bersama dengan orang lain dalam solidaritas, kerap memerlukan aksi mendukung dan mengadvokasi tujuan bersama. Toleransi menyangkut sikap pasif, dimana seseorang tak serta merta mendukung, melainkan membiarkan adanya perbedaan pandangan atau praktiknya.

Solidaritas secara emosional dan etika, didorong oleh empati, kasih-sayang, dan rasa keadilan. Ia sering melibatkan pengorbanan pribadi dan rasa tanggungjawab moral yang kuat. Toleransi lebih pada rasa hormat dan penerimaan terhadap perbedaan, berfokus pada hidup berdampingan secara damai daripada keterlibatan emosional atau komitmen etis untuk mendukung. Solidaritas dapat membawa perubahan dan pemberdayaan sosial yang penting dengan menyatukan masyarakat berdasarkan tujuan yang sama dan memberikan kekuatan kolektif untuk mengatasi masalah. Toleransi menjaga keharmonisan sosial dan mengurangi konflik dengan membiarkan beragam perspektif dan praktik ada tanpa campur tangan.
Sebagai contoh, dalam sebuah komunitas, solidaritas dipraktikkan ketika para tetangga berkumpul membantu membangun kembali sebuah rumah yang hancur oleh kebakaran. Toleransi muncul disaat para tetangga membolehkan pilihan lanskap atau tingkat kebisingan yang berbeda tanpa mengeluh. Dalam politik, solidaritas diterapkan tatkala kelompok-kelompok politik bekerjasama memperjuangkan tujuan bersama semisal perlindungan lingkungan. Toleransi diterapkan kala pandangan politik yang berlawanan, boleh diungkapkan secara bebas tanpa penindasan. Di tempat kerja, solidaritas muncul manakala para karyawan bersatu menuntut upah yang adil dan kondisi kerja yang lebih baik. Toleransi ditangani dengan membiarkan rekan kerja mempunyai kebiasaan kerja atau gaya berpakaian yang berbeda tanpa menghakimi.

Intinya, solidaritas itu tentang persatuan, dukungan aktif, dan tindakan kolektif menuju tujuan bersama, yang kerap didorong oleh empati dan saling-ketergantungan. Toleransi, di sisi lain, tentang penerimaan dan penghormatan terhadap perbedaan, mendorong hidup berdampingan secara damai tanpa memerlukan keterlibatan atau dukungan aktif. Keduanya penting guna menumbuhkan masyarakat yang inklusif dan harmonis, namun keduanya beroperasi pada tingkat keterlibatan dan kedalaman hubungan yang berbeda.
Hubungan antara solidaritas dan toleransi sangatlah kompleks dan dapat bervariasi tergantung konteksnya. Keduanya penting membina masyarakat yang harmonis dan inklusif, namun interaksi dan prioritas keduanya dapat berbeda tergantung pada keadaan. Dalam masyarakat yang beragam, toleransi acapkali lebih diutamakan. Ia berfungsi sebagai landasan yang memungkinkan individu agar hidup berdampingan secara damai meskipun ada perbedaan. Penerimaan dan penghormatan terhadap keberagaman merupakan langkah awal penting yang memungkinkan kita membangun hubungan yang lebih dalam dan pada akhirnya mencapai solidaritas. Dalam konteks dimana masyarakat telah memiliki tujuan yang sama atau menghadapi tantangan serupa, solidaritas dapat menjadi prioritas utama. Persatuan dan tindakan kolektif dalam mendukung tujuan bersama dapat menumbuhkan iklim saling menghormati dan memahami, yang mengarah pada toleransi yang lebih besar terhadap perbedaan individu dalam kelompok.

Toleransi dapat dipandang sebagai prinsip etika yang mendasar. Ia penting untuk memunculkan lingkungan yang menghormati perbedaan dan memungkinkan hidup berdampingan. Lingkungan ini kemudian dapat memupuk solidaritas ketika masyarakat mulai menghargai rasa kemanusiaan dan kepentingan bersama. Solidaritas dapat menjadi katalisator yang menyatukan masyarakat, memupuk pemahaman dan empati yang lebih mendalam, yang pada gilirannya mengarah pada toleransi yang lebih besar. Bilamana masyarakat bersatu dalam solidaritas, mereka kerapkali belajar menghargai dan menoleransi keberagaman dalam kelompoknya.
Dalam menyelesaikan konflik, toleransi sangat penting agar memungkinkan terjadinya dialog dan pemahaman. Ia memberikan landasan membangun solidaritas yang diperlukan guna mengatasi dan menyelesaikan permasalahan mendasar. Dalam gerakan sosial, solidaritas antar individu yang bertujuan sama, sering menjadi kekuatan pendorongnya. Solidaritas ini dapat menumbuhkan budaya toleransi ketika anggota yang beragam, belajar saling menghormati dan mendukung dalam latarbelakang dan pengalaman yang berbeda.

Dalam konteks dimana tujuan atau tantangan bersama merupakan hal yang terdepan, solidaritas dapat lebih diutamakan, menyatukan masyarakat dalam tindakan kolektif dan memupuk rasa kebersamaan dan saling menghormati yang lebih dalam. Persatuan ini kemudian dapat mengarah pada toleransi yang lebih besar terhadap perbedaan individu. Dalam konteks dimana keberagaman dan perbedaan merupakan hal yang menonjol, toleransi seringkali diutamakan, sebab memungkinkan hidup berdampingan secara damai dan menghormati berbagai sudut pandang. Penerimaan awal ini, meletakkan dasar membangun hubungan yang lebih dalam dan mengarah pada solidaritas.
Pada akhirnya, prioritas solidaritas atau toleransi bergantung pada konteks spesifik dan dinamika yang terjadi. Keduanya penting untuk membangun masyarakat yang inklusif, suportif, dan harmonis.

Kita masih teruskan ke episode selanjutnya, biidznillah."
Kutipan & Rujukan:
- Leah Hunt-Hendrix & Astra Taylor, Solidarity: The Past, Present, and Future of a World-Changing Idea, 2024, Pantheon Books
- Eva Kassoti & Narin Idriz (Eds.), The Principle of Solidarity: International and EU Law Perspectives, 2023, Springer
- Avery Kolers, A Moral Theory of Solidarity, 2016, Oxford University Press
- Amy Coplan & Peter Goldie (Eds.), Empathy: Philosophical and Psychological Perspectives, 2011, Oxford University Press
- Anthony M. Clohesy, Politics of Empathy: Ethics, Solidarity, Recognition, 2013, Routledge
- Michael Hechter, Principles of Group Solidarity, 1987, University of California Press
- Wendy Brown & Rainer Forst, The Power of Tolerance: A Debate, 2014, Columbia University Press
- Melissa S. Williams & Jeremy Waldron, Toleration and Its Limits, 2008, New York University Press
- Susan Mendus (Ed.), The Politics of Toleration: Tolerance and Intolerance in Modern Life, 2013, Edinburgh University Press
- Susan Mendus (Ed.), Justifying Toleration: Conceptual and Historical Perspectives, 1988, Cambridge University Press