Senin, 24 Juni 2024

Ocehan Seruni (2)

“Para bahadur dalam Wayang Kulit memulai pengembaraan sulit yang penuh cobaan dan godaan. Pengembaraan ini laksana jalan menuju penemuan jati-diri dan pencerahan. Pengembaraan menandakan pertumbuhan spiritual dan pribadi yang muncul dari mengatasi tantangan, belajar dari pengalaman, dan berjuang mencapai tujuan yang lebih tinggi.
Dengan menggunakan 'Boso Jowo', Ki Dalang kita bertutur. Bunyinya seperti ini, 'Bima, seorang pendekar perkasa dari keluarga Pandawa, suatu ketika tersesat di hutan lebat. Saat berjalan, ia menemukan seekor keledai yang bisa ngomong. Melihat adanya kesempatan bersenang-senang, keledai tersebut berkata kepada Bima bahwa ia mengetahui jalan keluarnya, namun hanya akan mengungkapkannya jika Bima dapat menjawab sebuah teka-teki. Bima, yang percaya diri dengan kecerdasannya, menyepakati.
Sang keledai bertanya, 'Apa yang berjalan dengan empat kaki di pagi hari, dua kaki di siang hari, dan tiga kaki di malam hari?'
Bima, yang kelimpungan oleh sederhananya pertanyaan itu, terlalu memikirkannya dan memberikan serangkaian jawaban yang rumit dan keliru. Keledai yang senang dengan kebingungan Bima, akhirnya menjawab, 'Manusia.'
Karena malu sekaligus terhibur, Bima mengakui kearifan sang keledai dan mengikuti petunjuknya menemukan jalan keluar dari hutan, bersyukur atas pelajaran tentang kerendahan-hati dan guyonan yang dipetiknya dalam perjalanan."

"Wayang Kulit sesungguhnya berasal dari Indonesia, tepatnya dari Pulau Jawa. Merupakan salah satu bentuk wayang kulit tradisional yang sangat dihormati dan telah menjadi bagian integral dari budaya Jawa selama berabad-abad. Pada tahun 2003, UNESCO mengakui Wayang Kulit sebagai a Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity. Penunjukan ini menyoroti signifikansi bentuk seni budaya dan pentingnya melestarikan seni bercerita dan pertunjukan tradisional.
Indonesia terkadang disebut 'The Living Museum of Ancient Cultures (Museum Hidup Kebudayaan Kuno)' sebab melestarikan praktik tradisional dan adat istiadat lama. Ia sering digambarkan sebagai 'Melting Pot of Cultures' karena banyaknya kelompok etnis, bahasa, dan tradisi. Kekayaan budayanya dan perpaduan harmonis berbagai budaya, agama, dan tradisi yang hidup berdampingan di wilayahnya,” lanjut Seruni sambil memandang gunungan atau kayon, sebuah kanonik berbentuk kerucut atau segitiga yang terinspirasi dari bentuk gunung berapi.

“Indonesia sering disebut 'The Necklace of Islands (Kepulauan Kalung-permata )' karena merupakan negara kepulauan yang terdiri dari lebih dari 17.000 pulau. Setiap pulau merupakan 'permata' unik yang berkontribusi terhadap keragaman budaya dan ekologi bangsa, yang saling-mengait ibarat manik-manik berharga dalam sebuah kalung. Indonesia sering disebut sebagai 'The Emerald of the Equator (Zamrud Khatulistiwa)' lantaran bentang alamnya yang subur dan hijau serta hutan hujan tropis yang luas. Dikenal sebagai 'The Land of Fire and Water (Negeri Api dan Air)', Indonesia dikenal dengan banyaknya gunung berapi dan laut yang mengitarinya. Dinamika lanskap Indonesia yang dicirikan oleh gunung berapi aktif (api) dan wilayah maritimnya yang luas (air), melambangkan, baik kekuatan alam yang merusak sekaligus memberi kehidupan.
Indonesia sering disebut sebagai 'The Heart of Southeast Asia (Jantung Asia Tenggara)' karena letak geografisnya yang sentral dan pengaruh pentingnya di wilayah ini. Ini menekankan posisi strategis Indonesia serta dampak budaya, politik, dan ekonominya di kawasan Asia Tenggara, serta berperan sebagai kekuatan sentral dalam urusan regional. Secara historis, Indonesia dijuluki 'The Garden of Spices (Taman Rempah-rempah)' sebab kaya akan produksi rempah-rempah semisal cengkeh, pala, dan lada. Pentingnya sejarah Indonesia dalam perdagangan rempah-rempah global, menyoroti kekayaan pertanian dan peran penting Indonesia dalam sejarah perekonomian dunia.

Perekonomian Indonesia merupakan salah satu perekonomian paling beragam di Asia Tenggara, yang ditandai dengan perpaduan sumber daya alam, aktivitas industri, dan sektor jasa yang terus berkembang. Indonesia produsen minyak dan gas alam yang cukup penting. Negara ini sebelumnya merupakan anggota OPEC dan tetap menjadi salah satu eksportir gas terbesar di dunia. Penambangan batubara merupakan kontributor utama perekonomian, khususnya di wilayah seperti Kalimantan dan Sumatra. Indonesia produsen nikel terkemuka, komponen utama baja tahan karat dan baterai untuk kendaraan listrik. Negara ini juga mempunyai simpanan tembaga dan emas dalam jumlah besar, dengan operasi penambangan besar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan seperti Freeport-McMoRan. Indonesia produsen minyak sawit terbesar di dunia, yang merupakan komoditas ekspor utama. Negara ini juga merupakan produsen karet dan kakao yang penting bagi pasar global.
Industri tekstil dan pakaian jadi merupakan sektor ekspor utama, menyediakan lapangan kerja dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Produksi elektronik dan mesin semakin berkembang, dengan investasi pada teknologi dan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing.

Keberagaman budaya dan keindahan alam Indonesia, termasuk destinasi seperti Bali dan Borobudur, menarik jutaan wisatawan setiap tahunnya. Pariwisata berkontribusi berarti terhadap PDB dan menyediakan lapangan kerja di berbagai wilayah. Sektor jasa keuangan sedang berkembang, dengan fokus pada perluasan penetrasi perbankan dan inklusi keuangan di seluruh masyarakat. Sektor telekomunikasi berkembang, didorong oleh meningkatnya penetrasi ponsel pintar dan penggunaan internet. Indonesia sedang mengalami ledakan e-commerce, dengan platform seperti Tokopedia dan Bukalapak yang memainkan peran penting dalam ekonomi digital.
Pertanian tetap menjadi sektor utama karena menghasilkan beras, jagung, dan tanaman pokok lainnya yang penting bagi ketahanan pangan. Kopi, teh, dan rempah-rempah merupakan ekspor yang menarik dan berkontribusi terhadap pendapatan devisa. Wilayah maritim Indonesia yang luas mendukung sektor perikanan yang besar, dengan ekspor ikan dan makanan laut menjadi bagian penting dari perekonomian.
Investasi besar sedang dilakukan pada jaringan jalan raya dan kereta api guna meningkatkan konektivitas dan mengurangi biaya logistik. Peningkatan bandara dan pelabuhan meningkatkan kapasitas dan efisiensi, memfasilitasi perdagangan dan pariwisata. Kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri didirikan untuk menarik investasi dan mendorong pertumbuhan industri.
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan berusia muda, sehingga memberikan potensi bonus demografi bagi pertumbuhan ekonomi. Jumlah angkatan kerja semakin bertambah, dengan adanya upaya meningkatkan keterampilan dan pendidikan agar meningkatkan produktivitas. Urbanisasi yang pesat menyebabkan berkembangnya pusat-pusat kota besar, mendorong aktivitas ekonomi dan kebutuhan infrastruktur.

Perekonomian Indonesia menghadapi beberapa kelemahan dan tantangan yang dapat berdampak pada pembangunan berkelanjutan dan kesehatan perekonomian secara keseluruhan. Ketergantungan besar Indonesia pada ekspor komoditas semisal batu bara, minyak sawit, dan gas alam menjadikan perekonomiannya rentan terhadap fluktuasi harga global. Perubahan harga komoditas dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan penurunan pendapatan secara berarti. Ketergantungan yang berlebihan pada sumber daya alam dapat menyebabkan penipisan dan degradasi lingkungan, sehingga membahayakan keberlanjutan ekonomi di masa depan.
Meskipun terdapat kemajuan, Indonesia masih menghadapi kesenjangan yang serius dalam bidang infrastruktur, khususnya di daerah terpencil dan pedesaan. Jaringan transportasi yang buruk meningkatkan biaya logistik dan menghambat pembangunan ekonomi. Infrastruktur energi yang tak memadai, terutama di wilayah luar, membatasi perkembangan industri dan mempengaruhi kualitas hidup penduduk. Ketergantungan yang besar pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi menimbulkan tantangan bagi pembangunan berkelanjutan dan mitigasi perubahan iklim.

Korupsi masih menjadi tantangan besar di Indonesia, yang berdampak pada efisiensi pemerintahan, pelayanan publik, dan lingkungan bisnis. Ia melemahkan kepercayaan terhadap institusi dan menghambat investasi asing. Birokrasi yang berlebihan dan kerangka peraturan yang rumit dapat menghambat aktivitas bisnis dan inovasi. Penegakan hak kepemilikan dan perlindungan hukum yang tak memadai dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Inefisiensi dan kurangnya transparansi dalam sistem peradilan menimbulkan ketidakpastian bagi dunia usaha dan investor.
Terbatasnya akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi di daerah tertinggal akan melanggengkan kesenjangan dan kemiskinan. Meski mengalami kemajuan, kualitas pendidikan di Indonesia masih berada di bawah standar internasional. Hal ini mengakibatkan tenaga kerja tak memiliki keterampilan yang dibutuhkan bagi industri bernilai tambah tinggi. Ketimpangan akses terhadap pendidikan berkualitas, khususnya di daerah pedesaan, membatasi pengembangan sumber daya manusia dan potensi ekonomi. Sistem pendidikan tak mempersiapkan siswa secara memadai menghadapi tuntutan pasar tenaga kerja, sehingga menyebabkan ketidaksesuaian antara keterampilan dan persyaratan pekerjaan. Sebagian besar angkatan kerja bekerja di sektor informal, yang biasanya menawarkan upah lebih rendah dan keamanan kerja yang lebih rendah. Kesenjangan kekayaan antara si kaya dan si miskin semakin lebar, dan sebagian besar masyarakat hidup dalam kemiskinan. Hal ini mempengaruhi kohesi sosial dan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Sektor manufaktur Indonesia seringkali berfokus pada produksi bernilai tambah rendah, sehingga membatasi kemampuannya meningkatkan rantai nilai dan bersaing secara global. Ketergantungan negara pada impor mesin dan teknologi menghambat pertumbuhan industri dan inovasi dalam negeri. Investasi dalam penelitian dan pengembangan relatif rendah, sehingga menghambat kemajuan teknologi dan diversifikasi ekonomi. Ekosistem inovasi masih terbelakang, dan dukungan terhadap startup serta usaha kecil dan menengah masih terbatas.
Tingginya laju deforestasi dan degradasi lahan akibat perkebunan kelapa sawit dan aktivitas pertambangan berkontribusi terhadap hilangnya keanekaragaman hayati dan kerusakan lingkungan. Polusi udara dan air, khususnya di daerah perkotaan, menimbulkan tantangan kesehatan masyarakat dan lingkungan yang signifikan. Indonesia sangat rentan terhadap bencana alam, termasuk gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi, yang dapat mengganggu kegiatan perekonomian dan merusak infrastruktur. Dampak perubahan iklim, seperti naiknya permukaan air laut dan kejadian cuaca ekstrem, mengancam produktivitas pertanian dan masyarakat pesisir.

Defisit transaksi berjalan yang terus-menerus mencerminkan ketergantungan pada modal asing untuk membiayai pertumbuhan, sehingga menjadikan perekonomian rentan terhadap guncangan eksternal. Tingginya tingkat utang luar negeri, khususnya di sektor swasta, dapat menyebabkan ketidakstabilan keuangan dan membatasi fleksibilitas kebijakan ekonomi. Volatilitas nilai tukar rupiah dapat menimbulkan tekanan inflasi, mempengaruhi biaya impor, dan meningkatkan beban utang dalam mata uang asing.
Kenaikan harga dolar Amerika (USD) jika dibeli dengan rupiah (IDR) berdampak serius terhadap perekonomian Indonesia dan kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Nilai tukar USD/IDR yang lebih tinggi berarti dibutuhkan lebih banyak rupiah untuk membeli dolar AS dalam jumlah yang sama. Akibatnya, biaya impor barang dan jasa yang dihargai dalam USD, seperti elektronik, mesin, dan bahan mentah, meningkat. Meningkatnya biaya impor dapat menyebabkan kenaikan harga barang-barang konsumsi, sehingga berkontribusi terhadap inflasi. Barang-barang penting seperti bahan bakar, yang biasanya dihargai dalam dolar, menjadi lebih mahal, sehingga berdampak pada bisnis dan konsumen.

Banyak perusahaan dan pemerintah Indonesia berutang dalam mata uang asing, seringkali dalam USD. Dolar yang lebih kuat berarti utang-utang ini menjadi lebih mahal untuk dicicil dan dilunasi, sehingga memberikan tekanan keuangan tambahan pada entitas-entitas ini. Biaya pembayaran utang yang lebih tinggi dapat membatasi anggaran pemerintah, mengekang ketersediaan dana bagi layanan publik dan proyek pembangunan.
Penguatan USD dapat membuat ekspor Indonesia lebih kompetitif karena harganya menjadi lebih murah bagi pembeli asing. Hal ini berpotensi meningkatkan ekspor di sektor-sektor seperti tekstil, minyak sawit, dan batu bara. Namun, jika peningkatan pendapatan ekspor tak mengimbangi biaya impor yang lebih tinggi, hal ini dapat memperburuk defisit perdagangan dan berdampak pada neraca transaksi berjalan negara.
Para investor mungkin akan keluar dari pasar negara berkembang seperti Indonesia guna mencari imbal hasil aset dolar AS yang lebih aman, terutama jika mereka mengantisipasi pelemahan nilai tukar rupiah lebih lanjut. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya investasi asing, sehingga berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, pelemahan rupiah dapat menjadikan aset-aset Indonesia lebih murah bagi investor asing, sehingga berpotensi menarik investasi pada saham dan real estate.

Barang sehari-hari yang diimpor atau dibuat dengan komponen impor menjadi lebih mahal sehingga menurunkan daya beli. Ini termasuk barang elektronik, mobil, dan bahkan makanan tertentu. Biaya bahan bakar, yang seringkali diimpor dan dihargai dalam dolar, dapat meningkat, menyebabkan biaya transportasi lebih tinggi dan mempengaruhi harga di berbagai sektor. Jika rupiah terus melemah maka nilai riil tabungan dalam rupiah dapat menurun sehingga mempengaruhi stabilitas keuangan individu. Bepergian ke luar negeri menjadi lebih mahal bagi masyarakat Indonesia karena mereka harus mengeluarkan lebih banyak rupiah membeli mata uang asing bagi biaya perjalanan. Ketidakpastian mengenai nilai tukar rupiah dan kenaikan biaya dapat menyebabkan berkurangnya kepercayaan konsumen, sehingga masyarakat mengurangi belanja diskresi. Hal ini dapat semakin memperlambat aktivitas perekonomian.
Bank Indonesia (BI) mungkin akan menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi dan menstabilkan nilai tukar rupiah. Suku bunga yang lebih tinggi dapat menarik investasi asing namun dapat pula memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan biaya pinjaman bagi konsumen dan dunia usaha. BI dapat melakukan intervensi di pasar valuta asing agar mendukung rupiah dengan menjual cadangan devisa. Namun, hal ini hanya bersifat sementara dan bukan solusi jangka panjang yang berkelanjutan.

Indonesia dikenal sebagai 'The Archipelago of Unity in Diversity (Nusantara yang Bhineka Tunggal Ika)', juga menjadi semboyan nasionalnya. Indonesia dapat disebut sebagai 'The Maritime Silk Road Crossroads (Persimpangan Jalur Sutra Maritim)' oleh peran historisnya dalam jalur perdagangan yang menghubungkan Asia dengan Timur Tengah dan Eropa. Indonesia terkadang disebut sebagai 'The Land of Smiles (Negeri Senyuman)' karena kehangatan dan keramahtamahan masyarakatnya.
Perbincangan kita tentang Indonesia akan berlanjut pada episode selepas ini, biidznillah.”

Lalu Seruni mendeklamasikan sepenggal bait berirama,

Di aula kekuasaan, mereka berparade, dengan ego bak raja,
Pandai merubah aturan, sesuai impiannya
Mereka janjikan masa depan emas
Namun tersandung pada setiap kebenaran yang mereka tebas
Kutipan & Rujukan:
- Aris Ananta, Muljana Soekarni & Sjamsul Arifin (Eds.), The Indonesian Economy: Entering A New Era, 2011, ISEAS
- Bruce Glassburner (Ed.), The Economy of Indonesia: Selected Readings, 2007, Equinox
- Thee Kian Wie, Indonesia's Economy Since Independence, 2012, ISEAS