Sabtu, 20 Agustus 2022

Dokter Dukun

"Aelius Galenus atau Claudius Galenus—sering di-Inggris-kan sebagai Galen atau Galen of Pergamon—(129–c. AD 216), merupakan tabib paling berpengaruh di abad kedua, yang karyanya mempengaruhi teori dan praktik medis selama lebih dari 1.500 tahun. Ia seorang penulis yang produktif tentang anatomi, fisiologi, diagnosis dan prognosis, doktrin nadi, farmakologi, terapi dan teori kedokteran; akan tetapi, ia juga menulis secara ekstensif tentang topik filosofis, memberikan kontribusi orisinal pada logika dan filsafat sains, dan menguraikan epistemologi ilmiah yang mengawinkan penghormatan mendalam terhadap kecukupan empiris dengan komitmen pada eksposisi dan demonstrasi rasional yang teliti. Ia mengembangkan model jiwa tripartitnya sendiri mengikuti contoh Plato; beberapa cendekiawan menyebutnya sebagai seorang Platonis. Galen mengembangkan teori kepribadian berdasarkan pemahamannya tentang sirkulasi cairan pada manusia, dan ia percaya bahwa ada dasar fisiologis bagi gangguan mental. Galen menghubungkan banyak teorinya dengan pneuma dan ia menentang definisi Stoa mengenai pneuma dan penggunaannya.
Kaum Stoa, menurut Galen, tak berhasil memberikan jawaban yang kredibel untuk lokalisasi fungsi psyche, atau pikiran. Melalui penggunaan obat-obatan, ia yakin bahwa ia menemukan jawaban yang lebih baik, yakni otak. Kaum Stoa hanya mengakui jiwa memiliki satu bagian, yaitu jiwa rasional dan mereka mengklaim, itu akan ditemukan di dalam hati. Galen, mengikuti ide Plato, muncul dengan dua bagian lagi untuk jiwa. Galen menolak pula logika proposisional Stoik dan malah menganut silogistik hipotetis yang sangat dipengaruhi oleh Peripatetik dan berdasarkan elemen logika Aristotelian.
Ia juga seorang polemis yang kuat, berperan dalam perselisihan doktrinal di antara sekolah-sekolah kedokteran pada zamannya," Laluna membuka sebuah topik setelah mengucapkan Basmalah dan Salam.

"Nah, berbeda dengan Galen, ada seorang tabib yang—sayangnya—seorang Peramal, mengamati sifat kelahiran Colin pelayannya—seorang rekan muda yang lincah, segar, kuat, dan menurut skemanya, ditemukan dengan jelas, bahwa ia dan sobatnya itu, bakalan mati pada hari yang sama.
Ia menghitungnya ratusan kali, dan mempelajari catatan-catatan ilmiah, dan tetap saja, nasib mereka sama; ia hanya bertahan hidup satu jam setelah Colin. Sekarang menurut penilaianmu, bagaimana jika kesehatan Colin selalu dipantau oleh sang dokter. Maka ia selalu bersamanya, dan tak pernah membiarkannya bergeser selangkahpun dari pandangannya. Bagaimana kabarnu nak? Sejauh mana kesehatanmu? Semoga Langit memperpanjangnya untukmu. Tak seperti itu, ia memperhatikan makanannya, dan mengisikan gelas anggur untuknya, dan jika ia tidur karena sakit, ia pastikan memberinya anodyne clyster—minum teh biji rami, atau susu baru, dari setengahnya, satu liter menjadi tiga perempat liter, dan tambahkan 40 hingga 60 tetes laudanum—di pagi hari.

Dengan dosis yang jitu ini, sang dokter terpelajar, melakukan terlalu banyak hal pada Colin yang malang, sehingga sebagian lantaran diet, sebagian karena gangguan, kembang masa-muda dan kekuatannya, layu. Akhirnya. sang pemuda yang malang, diserang oleh kolik ringan, sang dokter membuka pembuluh darahnya, terjadi demam, lalu ia muntah; penyakitnya berlipat ganda secara tiba-tiba, dan ia menjadi pusing, dan karena perawatan yang berlebihan, Colin yang malang, berada di dalam makamnya.

Sang dokter gugup, darahnya membeku dalam nadinya, ia cuma punya satu jam lebih lama untuk bernafas, ia memanggil Pengacara dan membuat Surat wasiatnya; singkatnya, saat-saat kritis berlalu, sepanjang hari dan malam, bukan, seminggu penuh, dan sang dokter, masih hidup. Pengalaman, akhirnya, membuka matanya, dan ia menolak doktrin, baik Gerolamo Cardano—tabib yang gila Astrologi, prediksinya sangat sering menipu dirinya sendiri—dan Hippocrates dari Kos—sering disebut Pangeran para Tabib—yakin bahwa kedua kutub tersebut, didasarkan pada kesesatan dan kegoblokan."

Laluna pamit sambil berkata, "Beruntung sang dokter bisa sembuh sekaligus dari, baik praktek pengobatan pra-modern maupun perdukunan. Wallahu a'lam."
Kutipan & Rujukan:
- R.J. Hankinson (Ed.), The Cambridge Companion to Galen, Cambridge University Press
- George Sarton, Galen of Pergamon, University of Kansas Press
- Sieur De La Motte, One Hundred New Court Fables, Peter-Nofter-Row