“Seorang anak lelaki berlari ke arah ibunya yang sedang memasak di dapur, 'Bunda, Ayah berangkat kerja gak pake kacamata kaan?'Mengernyitkan kening, sang Bunda bertanya, 'Iya sayang. Kok kamu tahu?''Pintu garasinya ilang,' jawab putranya."“Tatkala kita merujuk pada suatu subjek, tempat, atau orang dalam frasa ‘pertanyaan tentang’, kita menyiratkan hal-hal yang berbeda,” berkata Yasmin saat memasuki Miqat Dzulhulaifah, yang juga dikenal sebagai Masjid Asy-Syajarah, sebuah miqat dan masjid di Abyar Ali, Madinah, sebelah Barat Wadi al-'Aqiq, tempat Rasulullah (ﷺ) berihram sebelum menunaikan 'Umrah, usai Perjanjian Hudaibiyah."Disaat kita mengatakan 'Dan sekarang daku sampai pada pertanyaan tentang X', intinya di sini bahwa X merupakan masalah yang terpisah dari semua masalah lain, dan semestinya diatasi secara terpisah. Cara lain menggunakan 'pertanyaan tentang', ialah dengan mengacu pada persoalan yang telah lama ada, terutama permasalahan yang sulit diselesaikan dan terus-menerus: problem tentang hak asasi manusia, perdebatan mengenai Timur, atau perkara mengenai kebebasan berpendapat. Jarang sekali, 'pertanyaan tentang' dapat digunakan sedemikian rupa guna menyatakan bahwa status sesuatu yang dimaksud dalam frasa tersebut, tak pasti, patut dipertanyakan, tidak stabil: semisal pertanyaan tentang keberadaan monster Loch Ness.Penggunaan 'pertanyaan tentang' dalam kaitannya dengan Palestina, menyiratkan ketiga jenis makna yang telah disebutkan. Seperti negara-negara Timur yang menjadi bagiannya, Palestina berada di dunia yang berbeda dari dunia Atlantik, yang umum kita jumpai. Palestina merupakan pula salah satu permasalahan internasional yang teramat pelik dalam kehidupan pascaperang: perjuangan demi, dan di Palestina, yang telah menyerap energi lebih banyak orang dibandingkan negara lain dalam jangka waktu yang sebanding. Terakhir, Palestina sendiri merupakan gagasan yang banyak diperdebatkan, bahkan diperebutkan.Kaum Zionis Yahudi, berdasarkan kisah-kisah yang diriwayatkan dalam Taurat, atau mungkin dalam Tanakh, mengklaim bahwa merekalah penduduk asli Palestina dan negeri ini semata milik mereka. Sangat mudah menyangkal pernyataan ini. Nabi Musa masuk ke Palestina pada abad ke-13 SM. Sesungguhnya, sejarah besar Palestina dimulai jauh sebelum zaman itu. Jejak yang ditemukan di Palestina menunjukkan bahwa Palestina telah dihuni sejak awal Zaman Batu (500.000-14.000 SM) dan terus dihuni pada pertengahan Zaman Batu (14.000-8.000 SM) saat peradaban pertama dikenal dalam sejarah manusia, Peradaban Natufian, dimulai. Nama Natufian diambil dari gua-gua di wilayah Utara Al-Quds (Yerusalem) saat ini; pada tahun 8000 SM. mereka mendirikan Yerikho, yang merupakan bentuk pemukiman manusia pertama, yaitu kota pertama dalam sejarah. Catatan sejarah Palestina dimulai dengan migrasi kelompok Semit dari Jazirah Arab. Kelompok-kelompok ini, termasuk orang Amori, Kanaan; dan Yebus, serta Fenisia, yang semuanya merupakan sub-kelompok orang Kanaan.Palestina sejak dahulu dikenal sebagai negeri Kan’an, dimana disebutkan dalam laporan salah satu pemimpin tentara kepada Raja Mary. Selain itu, nama ini ditemukan tertulis jelas pada obelisk Adrimi, raja Alkha (Tal Al-A’tshenah) pada pertengahan abad kelima sebelum Masehi. Asal-usul kata Palestina, sebagaimana disebutkan dalam catatan Asyur pada masa raja Asyur (Addizary III) sekitar tahun 800 SM. berasal dari kata Philsta, dimana ia menuliskan pada obelisknya bahwa pada tahun kelima pemerintahannya, pasukannya telah menyerahkan Palastu di bawah kendalinya, dan memaksa rakyatnya membayar pajak. Kata Palestina juga disebutkan oleh Herodotus berdasarkan bahasa Aram, sebagaimana kita akan temukan ia menggunakannya merujuk pada suatu tempat di bagian Selatan Suriah atau (Suriah Palestina) di dekat Finithya hingga perbatasan Mesir. Lagipula, sejarawan Rumania, seperti Agathar Chides, Strabo, dan Diodoru pernah menggunakan penamaan tersebut.Berdasarkan penemuan arkeologi yang terungkap, para ilmuwan sepakat bahwa manusia yang tinggal di tanah Palestina dikenal sebagai manusia yang bertubuh tegak. Leluhur mereka pada dasarnya pemburu, yang melakukan perjalanan mencari kawanan hewan yang berbeda. Perlu disebutkan bahwa manusia prasejarah pada masa itu, telah melewati fase perkembangan yang berbeda-beda, dimana ia mulai mengembangkan manuver berburu dan peralatannya yang terbuat dari batu. Pada fase ketiga Zaman Batu, muncullah manusia yang berpikir, dimana pisau yang terbuat dari bilah panjang merupakan alat utama yang digunakan pada periode ini. Peninggalan manusia tersebut, ditemukan dalam gua-gua di Palestina, seperti gua Al-Amira, Irc Al-Ahmar, Al-wad, Kubarah, dan tempat-tempat lain di gurun Negev. Fase ini menandai dimulainya perkumpulan manusia, yang mewakili bentuk sosial yang berkembang, meskipun kelompok tersebut tetap bertahan hidup dengan berburu dan mengumpulkan perbekalan.Dari fase tersebut, manusia lalu berkembang dari fase pengumpulan ke fase produksi, dimana ia mulai mencari titik-titik air guna menetap, dan mengumpulkan benih tanaman kecil seperti gandum, jelai buat ditanam, selain berlatih berburu. Dengan demikian, fase dari Zaman Batu ditandai dengan stabilitas, dan perkembangan sarana kehidupan dan produksi, terutama setelah manusia menemukan tembikar, dan menggunakannya dalam pembangunan dan pembuatan perkakas.Menurut penemuan arkeologi di Mesir dan Irak, bangsa Semit dianggap sebagai bangsa terkuno yang diketahui, yang hidup di negeri Palestina sejak milenium keempat sebelum Nabi Isa (عليه السلام). Mereka dulunya mendiami pantai Timur Laut Mediterania. Dari segi agama, kaum Semit pada awalnya dipandang sebagai suku keturunan Sem, putra sulung Nabi Nuh (عليه السلام). Yang pasti, penduduk asli Palestina pada zaman dahulu, semuanya orang Arab, yang bermigrasi dari Jazirah Arab setelah kekeringan melanda. Dengan demikian, mereka tinggal di negara asal baru mereka 'Kanaan' selama lebih dari dua ribu tahun sebelum kemunculan Nabi Musa (عليه السلام) dan para pengikutnya.Menurut pengujian yang terdokumentasi, migrasi Kanaan yang masyhur dari Semenanjung Arab terjadi pada pertengahan milenium ketiga sebelum Masehi. Sekelompok peneliti telah menyimpulkan bahwa orang Kanaan telah menetap di negara tersebut sejak awal milenium ketiga, mendasarkan asumsi mereka pada penemuan Arkeologi Mesir, sementara yang lain meyakini bahwa keberadaan orang Kanaan sudah ada sejak tujuh ribu tahun yang lalu dan menelusuri masa lalu. monumen di kota kuno mereka, yang terkuno adalah 'Ariha', berdiri tegak hingga saat ini, dan dianggap sebagai kota terlama di dunia. Meskipun perkiraan mengenai awal mula keberadaan orang Kanaan masih belum jelas, namun disepakati secara bulat bahwa merekalah orang pertama yang menghuni wilayah ini di antara bangsa-bangsa kuno yang hadir pada waktu itu, dan merekalah orang pertama yang mengolah lahan di wilayah tersebut. Palestina sebuah peradaban. Disebutkan dalam tulisan Ibrani bahwa orang Kanaanlah penduduk asli negeri tersebut, pula, disebutkan dalam Taurat bahwa mereka orang Amori. Kota terlawas yang ada hingga saat ini ialah Ariha, Jericho, Asdod, Acco, Gaza, Al-Majdal, Jaffa, Askelan dan Bisan. Ada juga banyak kota dan desa, beberapa di antaranya masih bertahan hingga kini, dan yang lain telah musnah. Kota metropolitan Kanaan adalah Shekeem.Orang Kanaan terkenal dengan budidaya dan industrinya, mereka unggul dalam pertambangan, pembuatan tembikar, kaca, pakaian, dan tekstil. Selain itu, mereka unggul dalam seni arsitektur. Musik dan sastra berada di puncak peradaban Kanaan, dimana tiada populasi Semit lain yang pernah peduli terhadap seni dan musik seperti yang dilakukan orang Kanaan, karena mereka banyak mengutip musik dari berbagai negara, yang berasal dari Timur Dekat kuno, rumah bagi mereka. Karena musik merupakan salah satu ritual ibadah bagi orang Kanaan, maka ritme dan instrumen musik mereka telah menyebar ke seluruh wilayah. Tak seorang pun dapat menyangkal bahwa seni dan sastralah lambang peradaban. Oleh karenanya, tak mengherankan bila kita menelusuri tulisan-tulisan Israel, kita menemukan upaya besar yang dilakukan oleh orang-orang Israel memperdaya seluruh dunia agar mengira bahwa merekalah pendiri peradaban besar itu, dan pencipta himne, nyanyian, dan puji-pujian. Mereka telah berhasil membuat dusta ini menjadi fakta di mata banyak orang. Namun sejarawan besar terpercaya seperti 'Bristed' menggambarkan kota Kanaan yang berkembang pesat dikala orang Ibrani memasukinya, sebagai kota yang berisi rumah-rumah mewah dan nyaman, kota yang mengenal industri, perdagangan, tulisan, dan kuil, sehingga memiliki peradaban, yang ditiru oleh para gembala Ibrani primitif, maka mereka meninggalkan tenda mereka, dan menirunya dalam membangun perumahan. Selain itu, mereka menanggalkan kulit yang biasa mereka pakai di padang pasir, mengenakan pakaian wol warna-warni, dan seiring berjalannya waktu, penampilan luar mereka menjadi sulit membedakan antara orang Kanaan dan orang Ibrani. Kemudian setelah kedatangan bangsa Palestina dari tepi pantai, dan bangsa Israel dari Yordania, maka negeri Kanaan terbelah menjadi tiga bangsa. Sejak saat itu, bangsa Kanaan tak lagi menjadi penguasa tunggal di negeri tersebut. Walau demikian, bahasa Kanaan tetap menjadi bahasa utama. Sejak awal sejarah tercatat, yakni lima ribu tahun yang lalu, hingga mandat Inggris pada tahun 1920, Palestina hanya mengenal tiga bahasa: bahasa Kanaan, kemudian bahasa Aram, yang merupakan bahasa Nabi Isa (عليه السلام), dan ketiga, bahasa Arab.Pada awal milenium kedua SM, kota-kota mulai menyaksikan semangat tertentu, dan mode arsitektur dan pemakaman baru bermunculan, selain memunculkan bentuk tembikar dan senjata baru. Selain itu, fase ini ditandai dengan berkembangnya hubungan komersial dan politik di sebagian besar wilayah Timur kuno, khususnya Mesir, Bilad Al-Sham, Utara Suriah, dan Timur Turki. Selain itu, fase tersebut ditandai dengan berkembangnya ilmu pembuatan gerabah dan cara pemilihan tanah liat serta pencampurannya, lalu diwujudkan menjadi bentuk-bentuk dengan menggunakan roda cepat, sehingga menghasilkan bejana yang anggun dan serbaguna. Di sisi lain, fase ini ditandai dengan hegemoni Mesir yang menyeluruh atas Bilad Al-Sham pada masa pemerintahan dinasti kedelapan belas dan kesembilan belas, yang menaklukkan raja-raja Hixos terakhir sekitar tahun 1567 SM, dan melalui kampanye yang dilakukan oleh Mesir. Thutmose III di Bilad Al-Sham sekitar tahun 1480 SM, juga ditandai dengan hilangnya benteng-benteng kuat yang didukung oleh lapisan lumpur padat yang dibangun Hixos. Patut disebutkan di sini, bahwa selama periode itu, Palestina telah menyaksikan keadaan kekacauan yang mempengaruhi wilayah tersebut dari distrik Utara dan Tengah dengan dimulainya pemerintahan dinasti kedelapan belas, dan setelah pengusiran Hixos dari Mesir dan pengejarannya hingga Sharohin di Utara Palestina. Peristiwa tersebut, tercatat dalam naskah-naskah rinci sejak zaman Thutmose III, di antara naskah-naskah tersebut, salah satunya mengisahkan perang Megiddo, yang berada di bawah pimpinan Raja Megiddo dan Raja Qadish di pihak Siria yang membentuk koalisi, yang mana lebih dari seribu dua puluh kota masuk. Peristiwa serupa disebutkan pula dalam salah satu manifes topografi Thutmose III, dan skrip serupa juga ditemukan tertulis di salah satu obelisk yang didirikan di Karnak dan Memphis.Pada masa itu, orang-orang Palestina memandang diri mereka sebagai penerus sah kekuasaan Mesir di Palestina, sehingga mereka menguasai sebagian besar wilayahnya. Mereka sering disebut sebagai penduduk pesisir Palestina, tempat mereka mendirikan sejumlah kota utama, seperti Gaza, Askalan, Asdoud, A’qir, Tal As-Safy, dan lain-lain. Dampak Kanaan telah terwujud di wilayah Palestina, efek tersebut dapat ditelusuri pada nama dewa mereka, seperti Dagon dan A'shtartout, juga kehidupan keagamaan penduduk pesisir Palestina berasal dari Kanaan, selain agama mereka, yang paling menonjol ialah rangkaian kuil berturut-turut di Tal Al-Kasilah, yang dibangun sesuai gaya kuil Kanaan, dengan sentuhan arsitektur Mesir. Di sisi lain, ada klaim yang dibuat oleh para arkeolog Israel mengenai cikal-bakal beberapa penemuan arkeologi dan arsitektur, yang mereka kaitkan dengan orang Israel kuno, dan yang dalam sumber-sumber asing dikenal sebagai 'guci berkerah'.Orang Kanaan, dan pada tingkat lebih rendah orang Yebus, menetap dalam jumlah besar di Pegunungan Palestina; orang Fenisia menetap di Palestina Utara dan Lebanon; dan orang Amori menetap di Yordania. Bangsa Kanaan menjadi kelompok penduduk dominan di Palestina dan karenanya, negeri tersebut dinamai menurut nama mereka (Tanah Kanaan), sebuah nama yang bahkan digunakan dalam Taurat. Bangsa Kanaan membangun lebih dari 200 kota dan desa; termasuk Sikhem (sekarang dikenal sebagai Nablus), Akka (Acre), Haifa, Asdud, Bir Al-Sabe' (Birsheba) dan Beit Lahm (Bethlehem). Penggalian di situs peradaban Ugarit Suriah kuno, yang sebagian besar dipengaruhi oleh orang Kanaan, menemukan sejumlah besar prasasti paku yang mengungkapkan banyak hal tentang agama dan mitologi Kanaan. Mereka sangat mirip dengan mitologi Taurat, sehingga mengarah pada kesimpulan bahwa para rabi Yahudi sangat bergantung pada literatur Kanaan dalam menulis Taurat, namun menghubungkannya dengan diri mereka sendiri atau bahkan dengan Tuhan. Memang, Kuil Sulaiman, yang disebutkan dalam Taurat, sangat mirip dengan Rumah Bacal (dibangun oleh orang Kanaan di kota yang sama pada tahun 2600 SM); Bacal merupakan dewa kesuburan Kanaan.Nabi Ibrahim (عليه السلام) datang ke negeri ini sekitar tahun 1900 SM; dalam mengisahkan ini, Taurat menyebut daerah tersebut 'Tanah Kanaan', mengakui keberadaan peradaban di negri ini bahkan sebelum kedatangan Nabi Ibrahim, kakek buyut bangsa Arab dan Yahudi. Cucunya, Ya'qub (Yakub atau Israel), yang merupakan keturunan Yahudi, bermigrasi bersama anak-anaknya dari Tanah Kanaan ke Mesir, dimana mereka tinggal sampai tahun 1250 SM dikala Musa membawa mereka ke Tanah Suci.Sejarah Yahudi di Palestina dimulai pada periode ini, antara 1250-1000 SM, namun mereka cuma bisa menetap di beberapa wilayah, sekitar Al-Quds dan di sebelah Utara. Sejak saat itu, pemerintahan Nabi Daud dan Sulaiman (عليهم السلام) dimulai, menandai awal sebenarnya dari pemerintahan Yahudi atas Palestina. Pemerintahan kedua Nabi ini, hanya berlangsung selama 80 tahun (1004-923 SM).Kata 'Israel' mengacu pada Yakub (عليه السلام), putra Ishak dan cucu Ibrahim (عليهم السلام), yang merupakan bapak bangsa ini. Ibrahim lahir di kota Ur Kasdim, ia tiba di tanah Kanaan sekitar abad kedua puluh atau kedua puluh satu SM, setelah meninggalkan negaranya bersama beberapa anggota keluarganya untuk beribadah kepada Allah berdasarkan Wahyu Ilahi yang diturunkan kepadanya, lantaran kaumnya menyembah berhala, sementara ia seorang monoteis. Haran, yang terletak di Timur Utara antara Efrat dan Khabour, merupakan perhentian pertamanya, dimana ayahnya 'Tarih' meninggal dunia. Ia kemudian melanjutkan hingga tiba di Shakim (Nablus). Ibrahim memperoleh putra sulung, Ismail (عليه السلام) kakek-buyut orang Arab, dari istrinya Hajar (عليها السلام), lalu putra keduanya, Ishak (عليه السلام) dari istrinya Sarah (عليها السلام), yang merupakan kakek-buyut orang Yahudi. Ishak kemudian beroleh Esau dan Yakub (Israel), yang mendapat 12 orang putra, yang masing-masing merupakan moyang salah satu suku Yahudi. Di antara anak-anak Yakub, Yusuf (عليهم السلام), yang karena dendam dan iri hati, oleh saudara-saudaranya dilemparkan ke dalam sumur di padang pasir, dan mereka menyatakan bahwa ia terbunuh. Setelah itu, sekelompok pengelana menemukannya, dan ia dijual kepada pedagang Mesir, dan di sana Yusuf bergabung dalam pemerintahan Firaun, dimana ia memegang kekuasaan yang besar, maka ia menjemput ayah dan saudara-saudaranya. Dari situlah keluarga Yakub pindah ke Mesir. Tak ada yang tahu kapan Firaun Mesir berbalik melawan mereka, dan mulai menundukkan dan menyiksa mereka, hingga Nabi Musa mulai memutuskan beremigrasi. Di atas Gunung, Allah mengilhami Musa agar kembali ke Mesir dan menyelamatkan kaumnya, serta membawa mereka keluar dari Mesir. Dari situlah, Nabi Musa dan Harun (عليه السلام) kembali ke Mesir untuk mengeluarkan kaumnya, dan sejak saat itu, dimulailah perjalanan penyebaran, yaitu sekitar tahun 1227 SM. Pada masa itu, kaum Nabi Musa mengingkari dan menyembah anak lembu, yang menjadi tumpuan Sepuluh Perintah diturunkan, maka umat Israel tetap dalam keadaan tersesat selama empat puluh tahun.Setelah wafatnya Nabi Sulaiman, 12 suku Yahudi terlibat perselisihan mengenai siapa yang akan naik takhta:Kerajaan Israel (923-721 SM): 10 suku Yahudi tak mendukung Rehabeam, putra Sulaiman, dan lebih memilih Yeroboam dari suku Efraim sebagai raja mereka. Mereka mendirikan Kerajaan Israel, dengan Sikhem, Terza, dan akhirnya, Samaria sebagai ibu kotanya, namun semakin terpecah akibat gelombang serangan dan invasi, hingga akhirnya runtuh di tangan Asiria di bawah pimpinan Sargon II. Yang terakhir ini, mengusir orang-orang Yahudi dari sepuluh suku tersebut dan membawa mereka ke wilayah Irak, Kurdistan, dan Persia, dimana mereka berintegrasi dengan masyarakat setempat dan tetap tinggal di sana.Kerajaan Yehuda: (923-586 SM): dua suku yang tersisa mendukung Rehabeam dan mendirikan Kerajaan Yehuda, dengan Yerusalem sebagai ibukotanya. Mereka bertahan lebih lama dibandingkan rekannya, namun lemah dan terkena pengaruh asing yang kuat. Para penguasa Asyur dan Mesir sering menginvasi Yerusalem, namun kerajaan tersebut terus berlanjut hingga masa Nebukadnezar, raja Babilonia, yang menaklukkannya dan memperbudak 40.000 orang Yahudi, sementara populasi Yahudi yang tersisa melarikan diri ke Mesir.Palestina kemudian digabungkan ke dalam Kekaisaran Persia (539-332 SM). Cyrus II, Kaisar Persia, memperkenankan orang-orang Yahudi meninggalkan Babilonia menuju Palestina. Beberapa dari mereka meninggalkan dan menetap di Yerusalem, dimana mereka dibolehkan membangun otonominya dalam radius 20 km di sekitar kota (hanya sekitar 2,8% dari wilayah Palestina saat ini). Sisanya tetap tinggal di rumah baru mereka, Babilonia, dan tampaknya telah menetap di sana secara permanen.Pada tahun 332 SM, Alexander dari Makedonia menaklukkan Palestina yang berada di bawah kekuasaan Helenistik. Kendati terjadi peperangan terus-menerus di wilayah tersebut antara para jenderal Alexander, otonomi Yahudi tetap tak tersentuh pada awal pemerintahan Helenistik di bawah Ptolemeus, penguasa Mesir yang berhasil mengendalikan wilayah tersebut dari tahun 332 SM sampai tahun 198 SM. Namun, keadaan berubah manakala Seleukia, penguasa Suriah, mengalahkan Ptolemeus dan merebut wilayah yang mereka kuasai di Suriah dan Palestina pada tahun 213 SM. Pada tahun 198 SM. Dinasti Seleukia memaksa orang-orang Yahudi mematuhi tradisi dan kepercayaan Yunani, namun mereka kemudian memberontak dan sekali lagi, memperoleh semacam otonomi atas Yerusalem yang berfluktuasi antara kekuatan dan kelemahan sesuai dengan hegemoni kekuatan di sekitarnya.Dari tahun 135 M hingga awal abad kedua puluh, orang-orang Yahudi tak punya ikatan fisik apa pun dengan Palestina atau Yerusalem. Namun, mereka mengklaim bahwa ikatan spiritual mereka dengan Yerusalem selalu terpelihara dan mereka akan pergi ke sana, jika kondisi politik memungkinkan mereka melakukannya. Akan tetapi, klaim ini tampaknya tak benar dan berlebihan, terutama jika kita membawa fakta-fakta berikut: Ketika Kaisar Persia Cyrus II mengizinkan orang-orang Yahudi kembali dari Babilonia, hanya sebagian kecil yang kembali, sementara sisanya tetap tinggal di tempat deportasi. Para sejarawan juga mencatat bahwa jumlah orang Yahudi yang tinggal di Yerusalem sebelum keruntuhannya pada abad pertama, kurang dari sepertiga total populasi orang Yahudi pada waktu itu, (walaupun otonomi mereka mencapai bentuk kerajaan kecil yang merdeka antara tahun 141- 27 SM). Bahkan saat ini, 60% orang Yahudi di dunia tinggal di luar negara Zionis dan menolak bermigrasi ke, yang diakui sebagai 'tanah air mereka', terutama yang telah menikmati kondisi ekonomi yang makmur di AS dan Eropa Barat.Sesungguhnya, kembali ke Palestina dilarang secara agama hingga awal abad ke-20 dan munculnya Zionisme. Orang-orang Yahudi percaya bahwa Tuhan telah melarang mereka tinggal di Palestina karena perbuatan zalim mereka, dan mereka hanya boleh balik lagi manakala Mesias [dibaca: Dajjal], penyelamat mereka, datang dan menuntun mereka menuju kebaikan lagi. Setiap orang Yahudi yang menyerukan kembali ke Palestina untuk mendirikan komunitas Yahudi di sana, dianggap heterodoks.Umat Islam, di bawah kepemimpinan Khalifah Umar, membuka kawasan tersebut pada tahun 636 M.5 H. Umar (رضي الله عنه) secara pribadi telah mengambil kunci Yerusalem dari Patriarknya dan berjanji memberikan kebebasan beragama kepada masyarakat, dan berhak menjaga gereja mereka tetap berada di wilayah tersebut dalam Perjanjian Umar (Al-'Uhda Al-'Umariyyah') yang ternama. Kota ini tak menyaksikan pertumpahan darah kali ini. Sejak saat itu, sebagian besar penduduk keturunan Kanaan dan Filistin memeluk Islam. Pada masa Kekhalifahan Umayyah, Qubbat as-Sakhra (Kubah Batu), salah satu karya arsitektur terbaik di dunia, dibangun di atas batu tempat Rasulullah (ﷺ) memulai Mi'raj. Penduduk lokal berintegrasi dengan para pendatang yang datang dari Jazirah Arab dan mengadopsi bahasa Arabnya.Kekuasaan Islam yang berkelanjutan disela oleh Perang Salib. Tentara Salib berhasil menduduki Al-Quds (Yerusalem) pada tahun 1099 M; mereka menyebabkan kota itu mengalami pertumpahan darah terburuk yang pernah terjadi. Berdirinya 'Kerajaan Latin Yerusalem' yang berlangsung selama 88 tahun hingga dihancurkan oleh pedang Salahuddin Al-Ayyubi (Saladin). Setelah pertempuran Hittin pada bulan Juli 1187, Salahuddin berarak ke Al-Quds (Yerusalem) dan mengembalikannya kepada umat Islam pada tanggal 2 Oktober 1187 M.Selama 1200 tahun, Palestina dihuni dan diperintah oleh umat Islam. Untuk pertama kalinya sejak zaman bangsa Kanaan awal, negeri ini dikuasai dan dihuni oleh orang-orang yang sama. Era Islam merupakan era terpanjang dalam sejarah Palestina dan hanya terhenti oleh Perang Salib yang brutal. Hingga tahun 1918, penganut tiga agama, Islam, Kristen, dan Yudaisme, hidup damai dan harmonis di Palestina hampir sepanjang masa, berkat pemerintahan umat Islam yang akomodatif.Berdirinya 'Israel' dideklarasikan pada tahun 1948 sepanjang 20.770 km, yaitu 77% tanah Palestina yang diperoleh melalui perang. Negara baru tersebut dinyatakan sebagai Negara Yahudi dengan populasi Yahudi sebanyak 650.000 jiwa. Nama resmi 'Israel' adalah: 'Negara Israel', dalam bahasa Ibrani disebut sebagai 'Medinat Yisra'el', ibukotanya diklaim adalah Yerusalem (Al-Quds) dan bahasa resminya adalah Ibrani dan Arab. Israel merupakan negara demokrasi parlementer, namun tak memiliki konstitusi tertulis formal sebab masih adanya ketidaksepakatan mengenai hak-hak dasar dan definisi di antara berbagai aliran Zionis. Kekuasaan Eksekutif dipimpin oleh Perdana Menteri, sedangkan Presiden sebagai kepala negara kehormatan. Perdana Menteri dipilih secara langsung melalui pemungutan suara, namun mulai pemilu tahun 2003, dipilih oleh Parlemen.Salah satu ciri utama sistem politik 'Israel' ialah keragaman pandangan politik dan juga partai. Ciri utama lain dari sistem politiknya merupakan peran penting yang dimainkan oleh tentara dalam proses pemilu. Anggota angkatan bersenjata diperbolehkan memilih, dan pensiunan tentara biasanya diperbolehkan bergabung dengan partai politik Israel. Sesungguhnya, sebagian besar tokoh politik yang memerintah Israel, terutama dalam beberapa tahun belakangan, sudah lama bertugas di angkatan bersenjata. 'Israel' memiliki industri militer yang berkembang dan merupakan eksportir senjata terbesar kelima di dunia. Sepanjang pertemuan militernya dengan negara-negara Arab, Israel telah menyebarkan gagasan tentang 'tentaranya yang tak terkalahkan', untuk meyakinkan negara-negara Arab akan kesia-siaan konfrontasi militer dengan 'Negara Yahudi', yaitu gagasan menaklukkan Israel harus ditaklukkan dengan sendirinya. Namun, perlu dicatat di sini bahwa Israel memenangkan perangnya terutama karena kurangnya organisasi dan peralatan dari pihak Arab, dan bukan sebaliknya. Tentara Arab dan Israel jarang bertarung di medan perang, seringkali perang berakhir sebelum konfrontasi tersebut terjadi, terutama karena kegagalan Arab di tingkat organisasi.Selama lebih dari 75 tahun sejarahnya, 'Israeli' berhasil membangun perekonomian yang maju, stabil, dan berorientasi ekspor, yang sebelumnya tak terlalu bergantung pada bantuan asing. Perekonomian terutama didasarkan pada kegiatan industri, teknologi informasi, dan pariwisata. “Israeli” memiliki infrastruktur teknologi informasi paling maju di Timur Tengah dan merupakan salah satu negara terkemuka dalam industri TI hingga awal Intifada. Sepanjang perkembangannya, 'Israeli' berhasil membalikkan neraca perdagangan dengan AS sehingga menguntungkan Israel, menjadikan AS sebagai mitra dagang pertama Israe, dimana 'Israel' berada di peringkat ke-20 bersama AS.Salah satu faktor terpenting yang membantu pertumbuhan ekonomi 'Israel' adalah bahwa Israel membentuk pasar penting di wilayah-wilayah pendudukan yang sepenuhnya berada di bawah kendalinya. Faktor penting lainnya yang mendorong perekonomian 'Israel' adalah perjanjian Oslo dan periode perdamaian yang memberikan “Israel” kesempatan untuk menemukan jalannya ke pasar Arab dan umat Islam yang telah lama tertutup.Sekalipun kita berasumsi bahwa Palestina milik orang Yahudi sebagai ras, tiada bukti bahwa kaum Yahudi zaman now, keturunan langsung dari bangsa Yahudi zaman baheula. Sebaliknya, bukti sejarah menunjukkan bahwa itu tak benar. Sebagian besar orang Yahudi yang hidup di dunia saat ini, keturunan Yahudi Khazar, suku Tartar-Turki yang tinggal di Kaukus sekitar wilayah Laut Kaspia. Rajanya, Bulan, menjadi seorang Yahudi, boleh jadi lantaran alasan strategis, pada tahun 740 M, dan seluruh suku mengadopsi Yudaisme. Kerajaan mereka dihancurkan oleh aliansi Rusia-Bizantium, dan orang-orang Yahudi Khazar tersebar di Rusia dan Eropa Timur. 90% orang Yahudi saat ini, yang dikenal sebagai Ashkenazim, berasal dari asal usul ini. Konsekuensinya, jika orang-orang Yahudi masa kini meminta tinggal di kampung nenek-moyangnya, mereka semestinya mudik ke Rusia bagian Selatan, bukan Palestina. Mengomentari sejarah Yahudi di Palestina pasca hancurnya kedua kerajaan mereka, sejarawan terkemuka G.H. Wales mencatat dalam sejarah singkatnya bahwa 'Kehidupan orang Ibrani di Palestina, ibarat kehidupan seorang lelaki yang bersikeras hidup di tengah jalan yang ramai sehingga selalu ditabrak kendaraan'.Kritik pedas terhadap Zionisme, datang dari Henry H. Klein, doi ngomong gini, 'Itulah persoalan yang dihadapi rakyat Amerika Serikat. Inilah pemerintahan konstitusional yang damai atau pemerintahan PBB yang teroristik. PBB itu, zionisme. Pemerintahan super ini disebutkan berkali-kali dalam Protokol Para Tetua Zion yang Terpelajar, yang diundangkan antara tahun 1897 dan 1905.Zionisme merupakan program politik penaklukan dunia. Para pemimpin Zionis menguasai Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia dan negara-negara Eropa lainnya dan mereka menggunakan komunisme untuk mengendalikan seluruh dunia. Mereka mengendalikan bom atom dan hidrogen.Amerika Serikat mendanai zionisme dunia. Kita mendukung PBB, bank internasional, Palestina dan banyak negara lainnya. Kekayaan kita telah disebar ke empat penjuru untuk memenuhi tujuan zionis dan geng uang.Tujuan zionisme memperbudak rakyat. Itu secara jelas tertuang dalam Protokol yang ditulis oleh Theodor Herzl atau Asher Ginsberg yang didukung oleh keluarga Rothschild. Mereka menyebarkan kebencian terhadap agama Kristen dan telah diturunkan dalam berbagai bentuk sejak Yesus memberontak melawan Sanhedrin.'Dr. Muhammad 'Imarah menulis, 'Masalah Palestina dulunya—dan masih menjadi—mata-air deras yang tak ada habisnya bagi perasaan Islam melawan tantangan 'Zionis-Kolonial' yang mengitari Masjid al-Aqsa, al-Quds asy-Syarif, dan seluruh wilayah Palestina.Karena bahaya Zionis mengancam seluruh wilayah umat Islam mulai dari Ghana hingga Indonesia dan dari Sungai Volga hingga Selatan Khatulistiwa, maka isu ini melambangkan konflik antara umat Islam dengan musuh-musuh Islam di mana pun dan kapan pun. Selain itu, inilah gerbang kemenangan umat Islam atas musuh-musuhnya dan melawan segala tantangan 'the New World Order'.Pemerintahan modern Zionis, didasarkan pada kekerasan dan tirani; menggusur orang lain dan merampas hak-hak dasar mereka. Sekalipun, katakanlah, negeri tersebut secara historis milik orang Yahudi, sama sekali tak dapat diterima jika mereka merampas hak orang lain, terutama karena orang-orang tersebut tak bertanggung jawab atas penderitaan orang Yahudi yang bikin nyesek diri mereka sendiri.Menyaksikan segala kekerasan dan tirani ini, dunia terdiam, seolah 'Janus Bifrons' menampakkan dua wajahnya. Mereka bilang, 'itu gak ngelanggar Hukum Internasional'. Akan tetapi, dikala Hamas nyerang Israel jelang akhir tahun 2023, dunia mulai ribut-ribut dengan pro dan kontra, bahkan konon, Wonder Woman merasa patah-hati.Di episode berikut, kita akan berbicara sedikit, pake banget, tentang 'Hamas', bi 'idznillah."Dan seperti sebelumnya, saat akan bergerak pada penggalan selanjutnya, Yasmin bersenandung,Biarlah ku bertanya pada bintang-bintangTentang arti kita dalam mimpi yang sempurnaAku dan semua yang terluka karena kita *)
Kutipan & Rujukan:
- Fawzy Al-Ghadiry, The History of Palestine: A Study, 2022, Kindle Edition
- Saree Makdisi, Palestine Inside Out: An Everyday Occupation, 2010, W.W. Norton & Company
- Edward W. Said, The Question of Palestine, 1992, Vintage Books
- Dr. Tareq M. Suwaidan, Palestine: Yesterday, Today and Tomorrow, 2006, EBDDA
- Henry H. Klein, Zionism Rules the World, 1977, Sons of Liberty
*) "Mimpi Yang Sempurna" karya Nazril Irham