Jumat, 15 Juli 2022

Berjuta Galaksi

“Suatu malam, seorang komisaris polisi dan ajudannya, pergi berkemah,” Laluna membuka pembicaraan setelah mengucapkan Basmalah dan Salam. "Setelah makan malam yang nikmat dan secangkir cokelat, di bawah tenda, mereka beristirahat untuk bermalam, dan sebelum tidur, sang komisaris polisi berkata, 'Bukan salahmu bila engkau telah dilahirkan ke dunia yang penuh dengan kebaikan orang-orang yang bermaksud baik, namun sampai taraf tertentu, menjadi gila, tertipu, dan benar-benar keliru. Dan kebanyakan dari mereka, sangat ingin menarikmu dalam keburaman, bersama mereka.

Penangkal paling efektif terhadap pemikiran buruk itu, pikiran yang baik. Cara terbaik agar membuat penipu ambyar, ialah dengan cara mencermati mereka. Cara terbaik membungkam opini-opini liar, ialah dengan mendengarkannya dengan otak yang runcing dan kemudian mengajukan pertanyaan yang tepat, ibarat seorang ilmuwan.

Memutuskan berpikir layaknya seorang ilmuwan, itu bagian yang sulit; namun melakukannya, cukup mudah. Mekanismenya sederhana dan lugas: Bukti datang sebelum timbulnya keyakinan. Tiada yang perlu dipertanyakan atau direvisi. Tapi jangan tertipu, inilah perang seumur hidup dan keseharian dalam pertempuran. Pemikir irasional dan opini-opini liar, takkan pernah menyerah. Engkau takkan pernah bisa memproklamirkan kemenangan dan mengurangi kewaspadaanmu, sebab bakal selalu ada lebih banyak orang di sekeliling, yang mencari pemikiran lain demi menjangkitimu.

Masuk akalkah bila menyimpulkan saat ini, bahwa pesawat ruang angkasa asing telah mengunjungi Bumi? Nehi, sebab, meskipun bisa jadi benar, hal terbaik yang pernah dibuat oleh siapapun guna mendukung pernyataan ini, ialah kesaksian mata yang tak dapat diandalkan, cerita pertemuan dengan Alien, dan foto atau video yang meragukan, dari sesuatu yang aneh di langit.

Memang, bersikap skeptis itu, sesuatu yang wajar. Akan tetapi, bersikap skeptis terhadap cerita UFO, bukan berarti seseorang tak dapat memikirkan dengan khusyuk, kemungkinan adanya kehidupan cerdas di luar bumi, di suatu tempat di luar sana. Proses ilmiah telah membawa kita agar memaknai bagaimana kehidupan yang adaptif dan persisten ini, dapat berada di sini, di planet kita. Pengetahuan, ditambah dengan banyaknya peluang kehidupan yang ada di alam semesta, yang sangat besar, memberi kita alasan yang masuk akal, agar meningkatkan minat, walaupun bukan antusiasme langsung. Tak adanya bukti yang baik, bermakna bahwa mempercayai alien, tak masuk akal, tetapi, memikirkan alien yang mungkin ada di luar sana, masih masuk di akal.

Tapi tunggu dulu, apa itu skeptisisme? Skeptisisme dan sains, sebenarnya, hal yang sama, dan bekerja dengan cara yang hampir sama. Skeptisisme semata tentang adanya dosis keraguan yang sehat dan menggunakan alasan demi mencari tahu, apa yang mungkin nyata, dari apa yang mungkin tak nyata. Ia bermakna, tak mempercayai bahwa engkau mengetahui sesuatu, sebelum engkau dapat membuktikannya, atau setidaknya, membuat kasus yang sangat bagus darinya. Skeptisisme tak lebih dari berpikir dan memegang suatu keyakinan, sampai cukup bukti telah tersaji. Ia juga berarti tetap berpikiran terbuka dan siap serta mampu mengubah pikiranmu, ketika bukti baru dan lebih baik, menuntutnya. Terbukti tak bermakna segalanya. Seorang skeptis yang baik, berpikir tentang sumber tuntutan dan seberapa baik hubungannya dengan apa yang telah kita ketahui, tentang alam dan manusia; dan, yang terpenting, seorang skeptis yang baik, menolak godaan agar mengarang jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penting. Mengatakan 'Aku tak tahu,' bukanlah hal yang nyaman bagi seorang skeptis yang baik. Itu rutinitas.

Pandangan skeptis, bukanlah pola-pikir negatif, karena, orang-orang yang menggalakkan pernyataan yang belum terbukti, bakalan membuatmu percaya. Bersikap skeptis, bukan berarti tak pernah bergairah tentang pernyataan mengagumkan atau memimpikan kemungkinan terakbar. Berharap dan bermimpi liar itu, wajar dan sehat. Seorang skeptis yang baik, semata berusaha menyeimbangkan semuanya, dengan logika dan bukti. Jika aku diwawancarai di acara radio dan penculikan alien muncul, reaksi pertamaku bukanlah membentak pembawa acara atau penelepon, lantaran mempercayai pernyataan yang tak terbukti dan tak mungkin ini. Naluriku tak seketika memngambil keyakinan tak berdasar dari otak seorang skeptis yang buruk. Aku lebih tertarik menghadapinya dengan sesuatu yang lebih baik.'

Sang komisaris polisi berhenti sejenak, dan bertanya kepada ajudannya, 'Bagaimana menurutmu, ajudan?' Namun tak terdengar suara, ia menoleh ke samping, tampaknya, sang ajudan telah tertidur pulas. 'Memang, perjalanan siang tadi, sungguh melelahkan. Sebaiknya, aku beristirahat!' dan kedua lelaki itupun, tertidur dengan sangat lelap. 
Beberapa jam kemudian, sang komisaris polisi bangun dan menyenggol rekannya yang setia.
'Ajudan, lihat ke langit, dan katakan padaku, apa yang engkau lihat.'
'Aku melihat jutaan dan berjuta bintang, Pak!" jawab sang ajudan.
'Dan apa yang dapat engkau simpulkan darinya?'
Sang ajudan merenung barang semenit. 'Nah, secara astronomis, ia memberitahuku bahwa ada berjuta galaksi dan kemungkinan miliaran planet. Secara astrologi, aku mengamati bahwa posisi Saturnus berada di Leo. Secara horologis, aku menyimpulkan bahwa waktu telah menunjukkan kira-kira pukul tiga lewat seperempat. Secara meteorologi, aku menduga bahwa esok hari, kita akan menjalani hari-hari yang indah. Secara teologis, aku dapat melihat bahwa Tuhan itu, Mahakuasa, dan bahwa kita, merupakan bagian terkecil dan tak penting dari alam semesta ini.'
'Tapi, bagaimana menurut bapak, apa maknanya, Pak?' sang ajudan kepo.
Sang komisaris polisi terdiam sejenak.
'Sepertinya, hari ini, kita berdua jadi orang bego!' katanya. 'Tenda kita, dicolong orang!'

Dan memang benar apa yang dikatakan sang komisaris polisi, dari kejauhan, kusaksikan keduanya, sedang berbaring, tak ada tenda, yang ada cuma cagak-kayu dan patoknya.
Namun sayang, waktuku telah habis, aku harus bergegas dan meninggalkan mereka sambil bersenandung,

Di antara selaksa bintang, tak kutahu ruang galaksi
Di antara selaksa sketsa, tak kutahu koordinat lini
Kuheran, 'kan fakta ini, mengapa terjadi begini?
Kenyataan yang nyata, misteri cerita
Melayang jelas di depan,
Tanpa kusadari, akupun tertegun

Di antara selaksa tanya, tak kutahu satupun jawabnya
Di antara selaksa warna, tak kutahu satupun maknanya
Kucoba, s'jajarkan diri, kupandang diri-mandiri
Kenyataan yang nyata, misteri cerita
Berdiri enggan berkata
Tanpa kusadari, akupun mematung *)

Sebelum pergi, Laluna berkata, "Walau teknologi telah meninggi, namun begitulah yang terjadi, di galaksimu, dan di galaksiku. Wallahu a'lam."
Kutipan & Rujukan:
- Guy P. Harrison, Think - Why You Should Question Everything, Prometheus Books
*) "Misteri Galaksi" karya Gombloh & Lemon Trees Anno 69