Jumat, 08 Juli 2022

Ketika Tangan dan Kaki Berkata

"Sesungguhnya, Hari Kebangkitan pasti terjadi, Al-Qur'an dan Sunnah menunjukkan bahwa kita hendaknya mengimani adanya Hari Kebangkitan,' berkata sang Syekh," Rembulan mengawali perbincangan usai menyapa dengan Basmalah dan Salam. "Seluruh Al-Qur'an,' lanjut sang Syekh, 'dari awal hingga akhir, penuh dengan rujukan tentang Hari Akhir dan rincian tentang apa yang bakal terjadi kemudian, membuktikannya dengan riwayat dan analogi yang baik, yang disajikan guna memperkuat ajaran dan tuntunan. Al-Qur'an menyebutkan pula bukti kebangkitan, demi menyangkal orang-orang yang mengingkarinya dan menunjukkan bahwa mereka omdo.
Suara fitrah, merujuk pula pada adanya Hari Kebangkitan. Tiada validitas dalam gugatan orang-orang sesat bahwa tidaklah rasional bila meyakini adanya Hari Kebangkitan. Ini sama sekali bukan irasional. Para nabi, tak membawa ide-ide irasional, meskipun mereka mungkin, membawa hal-hal yang membuat orang, kepo. Seluruh Nabi mengajarkan umat mereka, tentang Hari Kebangkitan, memberi mereka kabar gembira tentang Surga dan memperingatkan mereka tentang Neraka. Lantaran itulah, para ulama berkata, 'syari'at membawa hal-hal yang menakjubkan akal-budi, namun bukan hal-hal yang tak mungkin secara akal-sehat.'
Al-Qur'an menggunakan ciptaan pertama sebagai bukti penciptaan kedua. Setiap hari kita melihat kehidupan baru muncul: anak-anak manusia lahir, unggas menetas dari telurnya, marga-satwa melahirkan anak-anaknya, ikan memenuhi laut dan sungai. Manusia melihat semua ini, dengan mata-kepalanya sendiri, lalu ia menyangkal bahwa hal seperti itu, bisa terjadi lagi setelah Allah mematikan kehidupan ini.

Tiada yang mustahil bagi Allah. Walau hamba-hamba-Nya akan mati, Allah Maha Kuasa menghidupkan mereka kembali, entah mereka itu mati di tempat terjauh atau di kedalaman bumi, atau dimakan oleh burung nasar dan binatang buas, atau oleh ikan laut, atau dikubur di dalam pemakaman mereka di bumi. Oleh kekuasaan Allah, yang meliputi hamba-hamba-Nya, Dia bakal mengeluarkan mereka, dimana pun mereka berada. Dan pula, Ilmu-Nya, meliputi mereka dan Dia takkan melupakan satupun dari mereka. Tak satupun dari mereka, akan ditinggalkan atau diabaikan; Dia telah menghitung mereka semua dan Dia mengetahui jumlahnya.

Pada hari Al-Ba'th wan-Nusyur—hari pemulihan tubuh dan kehidupan kembali, pada Hari Kebangkitan, orang-mati, hidup kembali setelah kematian, dan Allah menghidupkan dan membangkitkannya kembali—Allah akan memerintahkan lsrafil meniup Sangkakala, dan ruh akan kembali ke jasadnya, dan manusia akan bangkit menemui Rabb semesta alam. Air akan tumpah dari langit, yang akan mengakibatkan tubuh manusia, tumbuh. Cara tumbuhnya tubuh tersebut, dari tanah, setelah Allah menurunkan air yang menumbuhkannya, mirip tumbuhnya tanaman dari dalam bumi saat hujan turun di dunia ini.
Bakalan ada ciptaan baru di Hari Kebangkitan, manusia akan terbentuk dari tulang kecil. Ketika air menyentuh tulang ini, ia akan bersemi bagai tetumbuhan. Tulang ini, tulang-ekor (coccyx), yang merupakan tulang bundar di pangkal tulang belakang.
Allah akan meruwat jiwa hamba-hamba-Nya, namun tercipta-ulang, berbeda dari kehidupan mereka di dunia ini. Salah satu ciri dari ciptaan baru ini, mereka takkan mati, walau batu-uji apapun yang menimpanya. Matahari akan didekatkan ke kepala manusia pada hari itu, sampai jaraknya, tak lebih dari satu mil. Jika bukan karena fakta bahwa mereka akan diciptakan kembali dalam bentuk yang takkan mati, keadaan ini, akan melumerkan dan menguapkan mereka, namun setelah kematian, mereka takkan lagi mati.
Manusia akan dapat melihat apa yang tak pernah mereka lihat sebelumnya. Mereka akan melihat para malaikat dan jin, dan hal-hal lain yang semata diketahui Allah. Demikian pula, penghuni surga, takkan meludah, buang air-besar, atau buang air-kecil. Ini bukan berarti bahwa mereka yang dibangkitkan pada Hari Kebangkitan, akan menjadi ciptaan yang sama sekali berbeda dari mereka di dunia ini. Kedua ciptaan ini, dua hal dari kategori yang sama, mereka serupa dalam satu hal dan berbeda dalam hal lain. Ada pengeculian terhadap jasad para Nabi, mereka takkan membusuk atau sirna seperti yang terjadi pada jasad manusia lain.

Umat manusia baru ini, akan dikumpulkan. Tempat berpijak dimana umat manusia akan berkumpul pada Hari Kebangkitan, akan berbeda dengan bumi kita ini. Tanahnya, takkan punya landmark bagi siapapun. Ia akan berwujud putih kemerah-merahan atau pucat, ibarat sepotong roti yang lembut, yang terbuat dari tepung yang murni dan halus. Beberapa hal akan ditambahkan padanya dan beberapa yang akan diambil, dan bukit-bukit, gunung, lembah dan pohon-pohonnya bakal hilang, dan akan terbentang bagaikan permadani Ukaz.

Banyak peristiwa yang bakal terjadi pada Hari Kebangkitan. Perkenankan aku memaparkan beberapa hal menarik. Orang-orang tak beriman, saat mereka mencuat dari kuburnya, akan bergegas keluar pada hari itu, segera menuju sebuah sumber suara seolah-olah mereka bergegas menuju ansaab (mezbah batu) yang pernah mereka sembah di dunia ini. Namun pada hari itu, mereka takkan tergesa-gesa dengan rasa-gembira dan keriangan seperti yang mereka lakukan ketika mereka mendekati ansaabnya; sebaliknya, mereka akan bermurung-durja, dengan mata tertunduk dan tiada lagi kepongahan, sebagaimana waktu Allah memperingatkan mereka saat di dunia ini. Mereka akan berkata, 'Ini hari yang berat.'
Kebangkitan akan membuat mereka kehilangan akal-sehat lantaran ketakutan. Wallahi, seandainya manusia benar-benar dalam keadaan tidur, sebagaimana terlihat dari apa yang mereka ucapkan, mereka takkan meratapi nasibnya saat mereka dibangkitkan. Setelah itu, pada setiap tahapan dimana mereka akan ditanyai, mereka akan mengalami tingkat gejolak dan kepanikan yang lebih besar. Segala keseraman Akhirat, tak bisa mereka hindari. Mereka akan berada sangat lama di alam kubur, disiksa dan diadzab, dan mereka takkan meratap bilamana keadaan itu terhenti, namun ternyata, mereka akan dipindahkan lagi pada kekacauan yang lebih besar. Jika tidak demikian, orang-orang ini takkan menganggap remeh apa yang telah mereka alami di alam kubur, atau menggambarkannya sebagai tidur.
Orang-orang yang ingkar kepada Allah dan dosa oleh syirik, akan melihat dengan mata kepala sendiri, akibat dari perbuatan syirik mereka pada Hari itu, yaitu Hari dimana bumi akan diubah menjadi bumi lain dan begitu juga langit. Tangan dan kaki mereka akan dibelenggu ke leher mereka dengan rantai. Dan siksaan demi siksaan pun mereka rasakan.

Dalam hal mereka yang durhaka kepada Allah, inilah yang akan terjadi, saat mereka melihat dengan mata kepala sendiri, siksaan berat yang telah disediakan Allah bagi mereka. Mereka mau ngibul dan menyangkal lagi, menyatakan bahwa merekalah orang-orang yang benar, dan bahwa kesaksian para malaikat, Rasul dan orang-orang shalih, yang bersaksi melawan mereka itu, ecek-ecek. Pada saat itulah, Allah akan membungkam mulut mereka dan akan diperintahkan kepada kakinya, 'Bicaralah!' Maka pahanya, akan berbicara, sama seperti mulut dan tulang-tulangnya, tentang apa yang pernah ia kerjakan, Kemudian semuanya akan berkata kepada anggota tubuhnya sendiri, 'Enyah lu! Gara-gara ellu, kite semua pade bedebat deh!' Itulah orang munafik, dan begitulah orang yang dimurkai Allah.

Para insan akan berselisih pada Hari Kebangkitan sedemikian rupa sehingga jiwa akan berselisih dengan tubuh. Jiwa akan berkata kepada tubuh, 'Ellu kan nyang nglakuin begini dan begitu,' dan tubuh akan berkata kepada jiwa, 'Pan ellu nyang nyuruh gua ngelakuin ini dan 'ntu, ellu juga nyang ngilhamin gua ngelakuin begini begitu.'
Allah akan mengutus seorang malaikat menjadi hakim di antara mereka, dan ia akan berkata kepada mereka, 'Engkau bagaikan orang lumpuh dan orang buta yang masuk ke dalam kebun.' Orang lumpuh berkata kepada orang buta, 'Aku dapat melihat buah di sana, tapi aku tak dapat menjangkaunya.' Orang buta berkata kepadanya, 'Naiklah aku dan engkau bisa mendapatkannya.' Maka ia akan memanjatnya dan mendapatkannya. Siapa di antara mereka yang berdosa?' Mereka akan berkata, 'Keduanya.' Maka sang malaikat akan berkata kepada mereka, 'Engkau telah menjatuhkan hukuman atas dirimu sendiri. Dengan kata lain, tubuh itu ibarat kendaraan bagi jiwa, dan jiwa seumpama penumpang.'

Perdebatan di antara orang-orang lemah dengan para pemimpin seperti raja, gubernur, dan kepala suku, yang punya kekuasaan atas rakyatnya, dan orang-orang lemah yang mendukung pemimpin mereka dan membantu mereka berdusta dengan diri mereka sendiri dan kekayaan mereka, akan terjadi. Orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang [pemimpin] yang sombong, 'Sesungguhnya, kami dahulu, pengikut-pengikutmu. Maka, dapatkah engkau menghindarkan kami dari azab Allah, sedikit saja?' Mereka menjawab, 'Sekiranya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, baik kita mengeluh maupun bersabar. Kita tak punya tempat sama sekali guna melarikan diri.'"

Sang Syekh mengakhiri ucapannya dengan berkata, 'Dan demikianlah, segala yang terjadi pada hari itu, akan tertakar dengan pasti, tak lebih dan tak kurang. Wallahu a'lam.'"

Sebelum pamit, Rembulan membacakan sebuah puisi,

Akan datang hari mulut dikunci
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa tak ada suara
Dari mulut kita

Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya

Tidak tahu kita bila harinya
Tanggung jawab tiba

Rabbana…
Tangan kami…
Kaki kami…
Mulut kami…
Mata hati kami…
Luruskanlah…
Kukuhkanlah…
Di jalan cahaya….
sempurna
Mohon karunia kepada kami
hamba-Mu yang hina *)

"Duhai Allah, tuntunlah tangan kami untuk mengabdi kepada-Mu, kaki kami untuk mengikuti-Mu, akal-budi kami untuk mengenal-Mu, qalbu kami untuk mencintai-Mu. Allahumma amin."
Kutipan & Rujukan:
- Dr. 'Umar S. al-Ashqar, The Final Day - The Day of Resurrection, IIPH
*) "Ketika Tangan dan Kaki Berkata" gubahan Taufik Ismail.