Jumat, 09 Mei 2025

Beribu Dusta Demi Sebuah Dusta

Di negeri Konoha, ada satu jutsu yang nggak diajarin di akademi ninja tapi dikuasai dengan sempurna oleh seorang mantan pejabat: Jutsu Mengelak Level Legenda. Sejak pertama kali pegang jabatan, doi udah lihai banget nge-spin fakta sampai rakyat nggak tau lagi bedain mana kenyataan, mana fanfiction.

Setiap kali ada masalah muncul, sang pejabat nggak pernah panik. Dengan muka yang lebih cool dari karakter utama anime, doi cuma senyum tipis, ngangkat alis, dan bilang, "Kok tanya saya?" seolah rakyat harus cari jawaban ke dunia paralel.

Di hadapan publik, doi tampil penuh confidence, kayak karakter anime yang siap lawan bos terakhir. Semua skandal disulap jadi kesalahan teknis, janji-janji yang nggak pernah ditepati diubah jadi pencapaian yang cuma bisa dilihat lewat grafik misterius, dan kritik tajam dari rakyat langsung dimentahkan dengan teori konspirasi yang lebih fantasy daripada alur isekai alias dibantah oleh para buzzerp dan influercerp, kalau enggak mempan, langsung di laporin ke partai coklat.

Dan di sinilah dusta mencapai bentuk seninya yang paling sempurna—karena satu kebohongan gak pernah bisa berdiri sendiri. Setiap kali sebuah kebohongan mulai terungkap, akan segera ditutupi dengan kebohongan baru, seperti pemain catur yang terus menambah lapisan pertahanan supaya gak kesingkir. Jika publik mulai bertanya tentang bukti, doi cuman geleng-geleng santai dan menyusun narasi baru yang lebih absurd dari sebelumnya.

Dengan ekspresi penuh luka batin yang nyaris membuat rakyat ingin berempati, doi mengeluh bahwa dirinya telah difitnah. "Dunia ini kejam!" katanya, seolah-olah rakyatlah yang sedang menindasnya, padahal rakyat cuma pengen kejelasan. Tapi makin lama, makin kelihatan bahwa yang sebenernya dihina bukan doski, tapi akal sehat publik yang terus dijadikan bahan uji coba.

Institusi-institusi penting pun nggak bisa lepas dari pusaran absurd ini. Perguruan Tinggi sampai bikin mata kuliah baru: "Manajemen Realitas: Cara Meyakinkan Diri Sendiri Kalau Bohong Bisa Jadi Kebenaran." Pengadilan yang seharusnya adil malah sibuk nyari celah hukum biar kebohongan bisa masuk kategori imajinasi kreatif. Polisi, yang dulunya ngejar pelaku kejahatan, sekarang lebih sering ngejagain supaya kebohongan pejabat tetap utuh dan nggak bocor sebelum waktunya. Dulu, ‘Ikan Busuk dari Kepala’ cuma istilah klasik yang dipakai buat ngegas pejabat korup. Sekarang? Kebusukannya udah level open world, baunya nggak cuma nyebar di ruang politik, tapi udah masuk ke setiap aspek kehidupan kayak NPC bugged yang nggak bisa dihapus dari game!

Korban terus berjatuhan—kepercayaan rakyat anjlok, kebijakan makin aneh, dan masyarakat mulai bingung apakah mereka tinggal di negeri nyata atau cuma jadi NPC dalam game strategi politik.

Tapi tenang, sang mantan pejabat teuteup nggak goyah. Doski tau bahwa selama omongannya masih memenuhi media, selama institusi terus pura-pura percaya, dan selama rakyat masih sibuk mencerna absurditas tanpa berani protes, dustanya bakalan abadi.

Di negeri Konoha, kebenaran udah lama afk—mungkin lagi nyari tempat lain yang bisa lebih menghargainya. Atau mungkin, doski udah capek dan memutuskan pensiun dini, bareng dengan integritas yang udah lama dikubur di balik pidato-pidato politik sundel bolong.

[English]