Pernah dengerin tembang the Beatles "Maxwell’s Silver Hammer?" Kendati bergaya musik aula yang ceria dan riang, lagu ini mendendangkan kisah yang gelap dan meresahkan. Liriknya menuturkan perbuatan seorang mahasiswa kedokteran yang tampak biasa bernama Maxwell Edison, yang punya kegemaran mukulin kepala orang secara tiba-tiba dan kasar dengan palu peraknya. Kidung ini menyebutkan Maxwell tatkala doi pertama kali membunuh pacarnya, Joan, saat siap-siap berkencan. Kemudian, tatkala kembali ke sekolah, doski membungkam gurunya yang kesal. Akhirnya, selama sidang kasus pembunuhannya, doski bahkan berhasil membunuh hakimnya.
Paul McCartney, yang menulis lagu ini, menjelaskan bahwa pada satu sisi, lagu ini merupakan analogi bagi kejadian tak terduga dan kegeruhan yang terjadi dalam hidup, datangnya "sekonyong-konyong." Ia menginginkan representasi simbolis dari kejadian ini, dan karakter Maxwell dengan palu peraknya memenuhi tujuannya.
Namun, kontras yang mencolok antara musik yang ceria dan narasi suram tentang seorang pembunuh berantai memunculkan efek pengganggu tapi berkesan. Ada orang menafsirkan tembang ini sebagai komentar tentang sifat apes yang tiba-tiba dan acak, sementara yang lain melihatnya sebagai sekadar pembelajaran karakter yang gelap dan unik.
Terinspirasi oleh lagu pendek ini, seorang penulis skenario menulis sebuah cerita yang kurang lebih seperti ini:
Adegan pembuka: Sebuah alunan musik, megah seperti gaya superhero, tetapi agak fales dan kocak.
Narator: (Dengan gaya Morgan Freeman, tetapi dengan sedikit sarkasme) "Di negeri yang jauh dari Wakanda... Maksudku, Konoha, di tempat yang benar-benar penuh dengan intrik dan konspirasi yang sangat subtle, hiduplah seorang pemuda bernama Mulyono. Seorang pemuda sederhana, dengan senyum yang dapat memikat para taipan, tampil dengan apa yang dipakainya diberi label "murah". Namun di balik pesonanya, Mulyono menyimpan rahasia... dan palu perak yang cukup besar."
Beralih ke Mulyono, berpose cool a la Thor, meski cuma megang palu perak di tangannya.
Narator: "Palu ini bukan sembarang palu, guys. Ini tuh artefak kuno peninggalan... eh, maksudnya, simbol kekuatan yang maha dahsyat... eh, maksudnya lagi, alat buat ngebengkokin kenyataan sesuai keinginan hati. Dan Mulyono, dengan kekuatan palu ini, bisa mengubah fakta jadi... yaa, terserah dialah pokoknya."
Scene flashback ala-ala film Nolan. Monokrom, dramatis, tapi agak lebay.
Narator: "Suatu hari, Mulyono kena skandal yang bikin heboh jagat maya. Ijazahnya yang dulu dibangga-banggain tiba-tiba diraguken keasliannya. Kayak ada yang nyeletuk, 'Eh, itu ijazah S-berapa sih? S1, S2, atau S-teler?'"
Cut to adegan orang-orang bergosip ala-ala netizen di Twitter, lengkap dengan bubble text.
Netizen 1: "Jangan-jangan Mulyono kuliahnya di Hogwarts! Pake sihir!"
Netizen 2: "Atau jangan-jangan doski lulusan Dilan University? 'Berat banget ijazah ini, Milea... Ada yang mau bantu Mulyono nggak?'"
Netizen 3: "Bisa jadi ijazahnya hasil nge-print di rental komputer deket rumah!"
Balik ke narator, dengan ekspresi serius ala detektif Conan.
Narator: "Mulyono langsung panik dong, pastinya. Tapi doi kagak sendirian. Ada tim sukses di belakangnya yang siap pasang badan... eh, maksudnya, pasang tameng kebohongan yang super tebal."
Montage adegan ala-ala Ocean's Eleven, tapi yang gagal total dan bikin ngakak.
Narator: "Para saksi mendadak amnesia, kayak abis kena flash dari Men in Black. Dosen pembimbingnya menghilang secara misterius, kayak ditelan Bumi. Almamaternya yang dulu megah dan terpandang, sekarang jadi bahan meme di kalangan netizen. Tapi Mulyono punya rencana yang lebih gila dari plot film konspirasi."
Scene Mulyono menghadap Kapolri, dengan backsound musik tegang ala Mission Impossible.
Narator: "Doi menggunakan kekuatan palu peraknya yang sakti mandraguna untuk meyakinkan Kepolisian. Dengan 'uji lab' yang super canggih (dan super mencurigakan), polisi mengumumkan bahwa ijazah Mulyono lebih asli daripada berliannya Thanos yang berkilauan."
Cut to konferensi pers polisi, dengan efek cahaya dramatis dan asap-asap misterius.
Polisi KW: "Setelah melalui penyelidikan yang mendalam dan penuh liku... eh, maksudnya, setelah ngopi-ngopi syantik di lab... kami dengan ini menyatakan bahwa ijazah Mulyono adalah... ASLI KW SUPER DUPER MANTULA ULALA!"
Publik di luar cuma bisa facepalm dan geleng-geleng kepala sambil nyebut.
Narator: "Tapi drama ini belom berakhir, guys. Kasus ini berlanjut ke pengadilan yang penuh dengan kejutan tak terduga..."
Scene pengadilan ala-ala Law & Order, tapi yang lebih absurd dan kocak.
Narator: "Hakim yang awalnya kelihatan bijak dan adil, tiba-tiba berubah pikiran secara drastis. Kayak kena mind control dari alien. Doski ngebacain vonis yang bikin semua orang di ruangan pengadilan speechless."
Hakim KW: "Dengan ini, saya menyatakan... Mulyono... tidak bersalah dan bebas dari segala tuduhan yang tidak berdasar. Sekarang, siapa yang mau ikut karaokean bareng saya di ruang sidang yang mulia ini?"
Tiba-tiba, palu perak melayang masuk dari jendela dengan kecepatan cahaya, menghantam kepala hakim dengan keras. Semua orang terdiam membeku, ala-ala adegan freeze frame di film-film action Hollywood.
Narator: (Suara menggelegar ala Samuel L. Jackson versi lokal) "Dan di situlah kita semua bertanya-tanya dengan penuh kebingungan... What the heck just happened right now? Apakah ini kekuatan karma yang tak terhindarkan? Apakah ini intervensi dari Illuminati yang penuh misteri? Atau jangan-jangan ini cuma prank dari Badut Penunggang Kuda yang sedang viral di TikTok?"
Closing scene: Mulyono menatap palu peraknya dengan tatapan penuh misteri dan intrik. Layar hitam. Musik The Beatles "Maxwell's Silver Hammer" versi koplo yang sedang hits diputar dengan volume maksimal.
Bang! Bang! Maxwell's silver hammer
Came down upon his head
Clang! Clang! Maxwell's silver hammer
Made sure that he was dead
Narator: "Palu Perak Mulyono. Sebuah kisah penuh liku tentang kekuasaan yang merusak, dusta yang terstruktur, dan... ijazah yang hilang secara misterius. Palu perak Mulyono udah bikin banyak yang tumbang, mulai dari kampus yang katanya sakral, para dosen yang dulunya dihormatin, sampe institusi penegak hukum dan pengadilan, yang katanya nggak bisa keliru. Sampai jumpa di season berikutnya yang lebih mengguncang jagat persilatan lidah!"
Fade out dengan efek suara petir menggelegar dan tawa jahat yang menggema.